Jatuh cinta bukan hanya rasa yang sementara, oleh sebab itu harus ada pembuktian bahwa cinta itu nyata bukan hanya sekedar rasa.
-My Husband Tetanggaku-
🕊🕊🕊
HARI INI Salwa pergi ke kampus, meski sedang hamil ia akan tetap pergi untuk menyelesaikan pendidikannya, karena menurutnya pendidikan harus selesai meski harus mengorbankan segalanya. Tidak ada halangan untuk mereka yang mau berusaha bukan menyerah begitu saja, tapi tetap harus menerima takdir. Jika sudah berusaha namun belum mendapatkan maka memilih untuk menerima apapun, tanpa berpikiran buruk tentang gagalnya usaha yang sudah diperjuangkan. Karena kegagalan bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari semuanya.
Salwa sangat menginginkan pendidikan yang tinggi, untuk dirinya, untuk keluarganya dan untuk anaknya kelak. Terlebih saat mengetahui bahwa suaminya adalah orang yang berpendidikan tinggi dengan gelar yang sesuai atas perjuangannya, Salwa hanya ingin setara juga dalam hal pendidikan meskipun suaminya tidak memperdulikan atau tidak mementingkan hal tersebut, Hariz menerima Salwa apapun itu tanpa alasan yang lain.
Salwa jadi ingat bagaimana saat dirinya meminta ijin suaminya bahwa dirinya ingin kuliah dan menyelesaikan secepatnya dan jawaban Hariz membuatnya merasa bahwa apapun pilihannya Hariz akan selalu mendukung meski Hariz memiliki pilihan lain.
"Mas, aku mau selesain kuliah aku" ucap Salwa setelah merapihkan selimut untuk bersiap tidur.
Hariz yang sedang membaca buku langsung menoleh ke arah Salwa, lalu mengusap pipi Salwa. "Saya enggak pernah melarang kamu buat berhenti kuliah, sayang."
"Meskipun aku lagi hamil?"
Hariz tersenyum, menatap wajah cantik yang setiap hari ia tatap namun rasanya selalu sama, selalu cantik. "Kamu sendiri yang memilih untuk kuliah, saya hanya menyetujui pilihan kamu. Meskipun saya memiliki pilihan lain, yaitu kamu tetap dirumah sampai anak kita lahir kamu boleh kuliah kembali, tapi saya tidak ingin membuat kamu kecewa karena tidak mendukung pilihan kamu."
Salwa memang meminta pilihan seperti itu kepada suaminya, karena ia tidak ingin tertinggal oleh pelajaran dan Salwa juga sudah memiliki rencana akan cuti jika kehamilannya sudah benar-benar waktunya untuk istirahat, untuk sekarang Salwa masih bisa menahan segalanya dengan baik, meskipun beberapa orang memberikan saran untuk cuti tapi Salwa memilih tetap untuk masuk kuliah. Lagipula saat kuliah ia tidak akan merasa kesepian sebab dirumah pasti akan membosankan terlebih orang rumah semuanya bekerja diluar rumah.
Bang Andrian selalu dirumah sakit dan akan selalu pulang malam, ayah dan bunda pergi memutuskan tinggal dirumah nenek, Mba Raina mengajar disalah satu madrasah sedangkan suaminya sibuk dikampus maupun dirumah sakit. Akan sangat membosankan bukan jika dirinya berdiam diri dirumah, sebenarnya bunda sudah menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nenek tapi Salwa menolak.
Karena apa? Karena Salwa tidak bisa jauh dari suaminya, gampang rindu.
"Tapi kamu harus janji sama saya, Jangan terlalu kecapeaan kalo semisal ada tugas yang berat bilang ke saya biar saya bantu kerjain, jangan ikut organisasi dulu." ucap Hariz yang selalu mengingatkan, sampai Salwa merasa hafal dengan segala perkataan Hariz.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Tetanggaku
Historia Cortabelajarlah untuk mengerti bahwa sesuatu yang baik untukmu tidak akan Allah ijinkan pergi kecuali akan digantikan dengan yang lebih baik percanyalah jika dia bukan yang terbaik untukmu maka Allah akan jauh dari mu ,maka ikhlas kan karna Allah akan g...