Cupcake

3.2K 304 14
                                    

Gua mati rasa sama semua cowok, tapi enggak sama dia.

-Salwa Mira Utsman -

🕊️🕊️🕊️

SALWA berjalan bersama Nabila, hari ini cukup melelahkan karena dosen telah memberikan tugas yang sangat banyak ditambah besok adalah acara seminar antar kampus.

Salwa dan Nabila menjadi panitia, banyak hal yang harus dipersiapkan termasuk konsep untuk besok, terlalu mendadak menurut Salwa.

Tapi, dari kemarin sudah beberapa yang telah di persiapkan meskipun setengah, tapi berkat kerjasama panitia semuanya selesai
Rapat terakhir akan diadakan nanti sore, kemungkinan Salwa akan pulang malam dan dia sudah ijin kepada suaminya.

Karena hari ini Diky tidak masuk jadi dia harus pulang sendiri, karena pasti suaminya setelah dari kampus akan pergi ke rumah sakit.

"Jadi nanti malem elu pulang sendiri?" Tanya Nabila yang tau jika Diky tidak kuliah.

"Yes, gua berharap mas Hariz peka buat jemput gua" kata Salwa.

"Kenapa enggak langsung minta jemput aja, pake segala berharap. emangnya pak Hariz tau harapan elu." Cibir Nabila.

Salwa diam, benar apa yang dikatakan Nabila. Hariz bukan cenayang yang tau isi kepalanya, isi hatinya dan harapannya. Hariz hanya manusia biasa, tapi Salwa sadar diri bahwa suaminya orang sibuk dan Salwa tidak ingin mengganggu pekerjaan suaminya.

"Iya tau, kan cuman berharap lagipula pasti mas Hariz sibuk"

Setelah mengatakan hal tersebut, Salwa masuk kedalam perpustakaan untuk mencari referensi, tugasnya sudah harus diselesaikan dengan cepat. Jika ditunda-tunda pasti akan jauh lebih banyak, bisa-bisa menumpuk dan setinggi harapan orang tua.

Saat Salwa mencari buku untuk menambah materi tugasnya, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan seseorang yang membuat dirinya sangat marah, cemburu. Tapi Salwa tetap mendengarkan sampai akhir.

"Cocok banget ya pak Hariz sama Bu Delia" kata siswi yang memakai kacamata, dia Bila anak semester 2 di fakultas sastra.

"Iya, udah mana pak Hariz tadi kasih cupcake kesukaan Bu Delia" saut Zara wanita disamping Bila.

" So sweet banget!"

Hatinya terluka tanpa sengaja, tanpa sengaja luka itu ditorehkan. Salwa tau jika semua siswi di kampusnya menyukai suaminya, tapi untuk satu hal ini membuat Salwa tidak biasa saja. ia cemburu, ia kesal, ia marah.

Semuanya mendominasi perasaannya, ternyata sesulit ini menjadi istri dari seseorang yang banyak disukai wanita, termasuk yang menganggap sahabat. Rasa takut kehilangan itu tumbuh tiba-tiba, haruskah Salwa jujur kepada semua orang bahwa pak Hariz yang mereka kagumi adalah suaminya?

Salwa meneteskan air matanya, tangannya memegang dada yang sesak. Terlalu sulit untuk menerima, tapi ini kenyatannya. Haruskah ia menerima bahwa Hariz pantas memilih yang lebih baik darinya, atau mempertahankan agar tidak kehilangan?

"Loh, Salwa elu kenapa dah?" Tanya Nabila panik, melihat sahabatnya menangis.

Salwa langsung memeluk Nabila, rasanya ia ingin berteriak melepas semua kesedihannya tapi bibirnya keluh, air matanya terus mengalir.

My Husband Tetanggaku                                  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang