7.1 - Loneliness

291 46 3
                                    

Di masa itu

Sosok indahmu tak beda dengan kupu-kupu

Indah dengan sayap mengkilau

Kau

Kecantikan yang tidak pernah kubantah seumur hidup

.

.

Flashback

Sunghoon menggelengkan kepalanya pelan saat melihat Jay tengah menggembungkan pipi di hadapannya.

Kedua anak lelaki yang kini sudah berada ditingkat 3 Sekolah Menengah Pertama itu sedang berdebat nampaknya. Satu yang berambut hitam masih tetap terlihat merajuk, satu yang berambut pirang hanya melipat tangan di dada.

"Kubilang tidak boleh."

"Sunghoon selalu saja seperti itu!"

"Tentu saja tidak boleh, kau ingin menerjang hujan, ouh!"

"Jika Jungwon pasti boleh! Hu uh, aku rindu pada Jungwon."

"Berlebihan! Dia hanya pulang ke London selama seminggu. Dasar manja!"

Sunghoon sebenarnya cemburu saat mendengar Jay mengatakan bahwa ia merindukan Jungwon. Pemuda berlesung pipi itu harus pulang ke London karena ibu tirinya sedang sakit.

Kini sudah menunjukkan pukul 5 sore dan mereka masih terjebak didalam gedung sekolah karena hujan diluar sana sangat lebat. Beberapa murid lain sudah pulang, bahkan ada yang nekat menerjang hujan. Sepertinya tinggal dua anak itu yang berada disana.

"Sunghoon, aku ingin pulang saja. Aku tidak akan sakit." Rengek Jay.

Sunghoon memutar bola matanya dan menarik Jay untuk lebih masuk kedalam gedung. Angin juga amat kencang diluar sana. Mau tidak mau, Jay hanya mengikuti Sunghoon yang memegang tangannya erat.

Jay melirik tangannya yang digenggam Sunghoon lalu tersenyum tipis. Tangan Sunghoon hangat dan begitu melindungi. Rasanya aman.

Mereka sudah berada didalam gedung sekolah, mengamati hujan diluar sana. Jay agak kecewa saat Sunghoon melepaskan tangannya dari tangan Jay, akan tetapi pemuda manis itu hanya bisa terkejut saat Sunghoon memasangkan jaketnya sendiri pada tubuh Jay.

"Sunghoon! Aku sudah memakai jaketku."

"Agar kau lebih hangat."

"Tapi, kau bisa kedinginan."

Jay bermaksud mengembalikan jaket Sunghoon namun ia terhenti saat melihat tatapan mata Sunghoon yang begitu tajam. Jay tidak bisa melawan. Tatapan itu penuh makna dan kehangatan.

Tanpa suara, ia mengerti bahwa Sunghoon tidak ingin dibantah. Badai diluar sana terlupakan sesaat.

"Kau tidak perlu khawatir, aku akan selalu kuat untukmu. Makanya, aku tidak ingin kau sakit."

Jay menunduk, wajahnya terasa panas. Ia lalu menggenggam erat pakaian Sunghoon dibagian dada dan merebahkan kepalanya disana.

Sunghoon mengerjapkan mata, terkejut melihat Jay merebahkan kepala didadanya. Pemuda manis itu memang tidak terlalu tinggi ketimbang Sunghoon.

"Terima kasih."

Sunghoon tersenyum mendengar bisikan Jay, ia layangkan tangannya untuk mengusap rambut hitam si manis.

Keadaan diam, hanya suara hujan diluar sana yang menyeruak. Tidak ada yang memulai pembicaraan hingga keduanya bersandar didinding dan terduduk dilantai. Jay melingkarkan lengannya pada leher Sunghoon dan merebahkan kembali kepalanya kedada Sunghoon.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang