18.2 - Bestfriend

194 31 1
                                    

Kenangan tentangmu melepuh kepermukaan.

Aku melihatmu tertawa, bahagia, bersinar dengan seseorang yang sungguh paling kubenci didunia ini

Kau pernah menjadi milikku

Tetapi tak pernah sebahagia itu

Tidak pernah secerah itu

Kau tidak pernah seindah itu

Cintaku tak pernah berhasil

Aku digeroroti ego yang membuatku lumpuh, tidak bergerak

Terseret hingga jauh, tak tampak

Patah berkali-kali

Rindu dibalik langkah dan teriakan dibalik bisikanku yang tidak pernah berdengung

Kalimat apa yang membuatmu bisa paham

Bahwa...

Aku mencintaimu.

.

.

.

"Jungwon..."

Jay tersenyum dengan wajah penuh dengan kebahagiaan, mengulurkan tangannya pada Jungwon yang hanya terdiam tanpa bisa berkata. Kedua mata Jungwon seakan memanas ketika ingin menyambut uluran tangan yang tiba-tiba menjauhinya.

"Jay."

Wajah Jay yang awalnya tersenyum, berubah dingin dengan mata yang terlihat sangat tajam tanpa kasih sayang.

Pemuda manis yang selalu dipuja oleh Jungwon lalu berbalik pergi meninggalkan Jungwon yang tidak bisa bergerak. Kedua kakinya terantai dengan sangat erat.

"Jay!"

Jungwon berusaha membuka rantai-rantai yang entah sejak kapan membelenggunya. Jay semakin jauh dan tidak pernah melirik kebelakang. Jungwon kembali berteriak tetapi suaranya seakan tenggelam.

Aku akan tetap meradang untuk menggapaimu

Jay sudah pergi.

Di hitam matamu aku sosok yang hilang

Meninggalkannya ditempat. Tidak bisa bergerak.

Aku lebih tidak perduli meski kau menarik diri

Dia tidak bisa pergi kemana-mana.

"Jay!"

Tangga itu tak akan mengantarkanku padamu

.

.

.

Prang

Sebuah cangkir terjatuh begitu saja dari tangan Jay, tentu saja membuat ketiga pemuda lainnya menatap Jay dengan sorot terkejut dan khawatir. Jake, Ni-ki, Sunghoon dan Jay sedang menikmati sarapan di cafetaria pagi ini.

Ketika Jay akan meminum coffee latte kesukaannya, tangannya tiba-tiba mati rasa dan pikirannya kosong.

"Jay, kau baik-baik saja?" Sunghoon yang duduk disebelah pemuda manis itu langsung merangkul Jay yang nampak sangat syok. Tatapan matanya kosong.

Jake dan Ni-ki tentu saja juga terlihat khawatir, pemuda manis ini sangat ceria sebelum cangkir itu akhirnya jatuh.

Pintu mana yang kau ketuk?

Kini Jay seakan kehilangan jiwa, terdiam memikirkan sesuatu.

Aku tidak mendengar apapun...

"Jay?" Sunghoon memegang pipi Jay dengan lembut, seketika itu sang pemuda manis kembali sadar lalu melihat kesekeliling. Ia bahkan baru sadar bahwa ia menjatuhkan cangkir ditangannya.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang