16.1 - Happiness

220 37 3
                                    

Aku berharap suatu saat nanti akan datang

Akan datang masa dimana semuanya terkendali

Perasaan yang hancur kembali satu

Meski tidak akan pernah sama.

.

.

Jay berjalan di koridor seorang diri. Sunghoon sudah masuk kelas terlebih dahulu, Jake juga kuliah pagi hari ini, mau tidak mau pemuda manis itu harus berjalan ke kelasnya seorang diri.

Ia mendengarkan musik dengan earphone sembari mengecek e-mail dan pesan yang masuk kedalam ponselnya. Namun ia merasa ada yang aneh, karena dari semua pemberitahuan tidak ada yang mencantumkan nama Jungwon atau Pangeran Pohon.

Ini tidak biasa, Jungwon pasti selalu mengirimkan pesan singkat meski hanya untuk mengucapkan selamat malam atau selamat pagi.

"Apakah sesuatu terjadi?" Jay mengerutkan kening. "Ah... tidak mungkin. Jika memang terjadi sesuatu pasti Sunoo akan menghubungiku."

Ketika ia akan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana, Ni-ki sudah lebih dulu mengambil ponsel Jay hingga pemuda manis itu sangat terkejut. Seperti biasa wajah Ni-ki terlihat dingin dan senyuman angkuh itu tidak pernah hilang.

"Ni-ki! Kembalikan ponselku!"

Ni-ki masih tersenyum sinis kemudian dengan anehnya ia mengembalikan ponsel Jay begitu saja. "Tidak ada pesan singkat dari mantan kekasihmu?"

"Bukan urusanmu!"

Jay memasukkan ponselnya kedalam saku celana dan berjalan cepat untuk menjauh dari Ni-ki. Namun tetap saja pemuda bermata sipit itu terus mendekati Jay yang nampak mengacuhkannya. Ni-ki kembali tersenyum penuh arti.

"Jangan-jangan terjadi sesuatu dengannya."

Langkah Jay terhenti, ia membalikkan badan untuk menatap Ni-ki jengah. "Oh, oh! Sekarang kau mulai sok tahu, Nishimura Riki!"

"Aku hanya mengira-ngira, Jay Park."

Ni-ki mengusap wajah Jay lalu mendekatkan wajahnya kearah Jay. Reflek saja Jay berjalan mundur dan menghempaskan tangan Ni-ki untuk tidak menyentuhnya. Entah sejak kapan sifat Ni-ki menjadi benar-benar agresif seperti ini.

"Apa alasanmu hingga bisa mengira-ngira seperti itu?! Kau bahkan tidak mengenal Jungwon!" Jay nyaris berteriak. Ia malas berurusan dengan Ni-ki. Pemuda tampan itu hanya mengangkat kedua pundaknya sembari tersenyum manis.

Jay geram, ia berbalik badan dengan kesal. Kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Tidak mengetahui Ni-ki juga sudah kembali berjalan mengikuti Jay. Pemuda itu lalu menarik lengan Jay dan menarik pemuda manis itu masuk kedalam kelas kosong.

"Oh Tuhan, apalagi ini!" Jay benar-benar berteriak. Wajah Jay terlihat muak dengan kelakuan Ni-ki yang super seenaknya. Apa masalah Ni-ki sebenarnya?

Ni-ki mengunci kelas kosong itu dari dalam. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

"Apa itu?" Jay melipat tangan di dada.

Ni-ki bersandar pada pintu lalu melipat tangan didada. "Apakah kau tidak merasakan apapun? Apa kau pikir mantan kekasihmu akan baik-baik saja?"

Jay mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Coba hubungi dia."

Jay tiba-tiba merasakan firasat yang tidak enak. Ia mengambil ponselnya dan langsung menghubungi nomor Jungwon.

Namun betapa terkejutnya Jay ketika mengetahui nomor ponsel Jungwon tidak aktif. Dengan tangan yang agak bergetar, Jay kembali menghubungi nomor ponsel Jungwon. Tetapi nomor ponsel itu tak kunjung aktif.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang