9.1 - Is He Okay?

352 45 5
                                    

Satu kesalahan yang pernah kulakukan

Hanya sekali

Tetapi kau berubah sedrastis ini

Apakah aku tidak bisa dimaafkan?

.

.

.
Mata bulat Jake membaca nama seseorang yang tepat berada dibawah nama Jay. Ia eja nama tersebut perlahan-lahan. Takut salah. Hingga satu nama lengkap ia sebutkan, membuat dadanya sesak dan tubuhnya bergetar hebat.

Jake mundur hingga punggungnya menabrak pintu kamarnya sendiri. Sungguh isi kepalanya seperti berputar-putar.

"Tidak mungkin." Desis Jake ketakutan.

Benar. Jake ketakutan.

"Riki."

.

.

Yang harus kau lakukan adalah menjauhkan-nya dari anak itu

Atau tidak

Semua akan menjadi lebih buruk

Karena dia bukanlah jiwa yang welas asih sejak awal

.

.

"Tidak mungkin dia ada disini!"

Wajah Jake benar-benar pucat, dengan tangan gemetaran ia menggapai ponselnya yang ada didalam tas. Sungguh, ketakutan sama sekali tidak meninggalkan wajah cantik pemuda mungil tersebut.

"Yeonjun, aku..."

-"Jake? Mengapa suaramu seperti itu?"- Yeonjun menyadari suara Jake yang bergetar dan tertekan.

"Maaf, sepertinya aku tidak ikut. Aku, aku tidak ikut ke rumah sakit untuk menjenguk Shelton." Mati-matian ia tahan dirinya untuk tidak menangis.

-"Kau! Aku sudah menunggumu selama ini!"-

"Maaf, aku.. kepalaku tiba-tiba pusing."

-"Tunggu, kau baik-baik saja, kan?"-

Jake masuk kedalam kamarnya, berusaha mengontrol rasa takut. "Aku akan berusaha baik-baik saja."

-"Jake?"-

"Maaf."

Jake menutup pembicaraan lalu meletakkan ponselnya disembarangan tempat. Tubuhnya menggigil hingga ia naik keatas ranjang lalu menyelimuti dirinya, seperti bersembunyi. Kenangan itu akan selalu mengejarnya, kemanapun ia pergi.

.

.

Flashback

Pertama kali mereka bertemu, saat sang ayah membawa seorang anak panti asuhan kedalam lingkup keluarga mereka.

Yang pertama kali Jake lihat adalah benik mata kesepian dan sulit dijangkau. Jake terpesona untuk beberapa saat. Hingga anak lelaki seumuran dengannya itu mendekat lalu mengarahkan tangannya pada Jake.

"Namanya Riki." Ujar Ayah Jake. "Mulai sekarang dia akan menjaga Jake saat papa dan mama sedang tidak berada di rumah."

Jake mengerjapkan mata indahnya lalu memiringkan wajah. "Jadi? Riki ini adalah boneka baru milikku, ayah?" tanya anak berumur 5 tahun itu lugu.

Sang ayah tertawa pelan. "Ini bukan boneka, Jake. Ini anak lelaki seumuran denganmu. Namanya Nishimura Riki."

Tetap saja, anak bernama Riki itu diam. Mata kosongnya memang terlihat mati, wajah dinginnya melambangkan hati yang sudah membeku. Ia memang melihat Jake yang kini berada dihadapannya menggunakan piyama lucu berwarna putih dengan corak kuning. Berbeda sekali dengan pakaiannya yang tidak terlalu bagus.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang