3.1 - Longing

357 43 0
                                    

Aku memang tidak bisa melihatmu lagi

Aku tidak bisa menyentuhmu lagi

Aku bahkan tidak tahu apapun tentangmu disana

Yang bisa kulakukan hanya berharap

Harapan selalu ada

Walau kadang semuanya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan

Bolehkah aku berdoa...

Meski aku sendiri tidak yakin jika kau masih menginginkanku?

.

.

.

Pukul 8 malam saat ini, Jay masih beristirahat di kamar sedangkan Jungwon tengah memindahkan bubur hangat kedalam mangkok bermotif anak ayam kesayangan Jay.

Dalam diam, Jungwon meletakkannya keatas nampan bersamaan dengan air putih dan beberapa obat. Tidak ada keluhan yang terdengar dari mulut Jungwon. Pemuda berwajah rupawan itu melakukan semuanya dengan senang hati.

Sedari tadi, Jungwon lah yang mengerjakan segala pekerjaan rumah yang biasanya Jay lakukan. Membersihkan apartemen dan memasak. Bahkan Jungwon meliburkan diri dari kuliahnya, untuk menjaga Jay.

Sunoo memang mengatakan akan menginap diapartemen mereka malam ini, setidaknya Jungwon butuh bantuan untuk mengurus Jay yang sedang sakit. Karena nampaknya Jay juga sangat senang ketika Sunoo ada disana.

Menjaga langkah kaki, Jungwon berjalan pelan sembari memegang nampan dan masuk kedalam kamar mereka. Hanya lampu tidur yang dihidupkan karena mata Jay terasa sakit ketika melihat sinar lampu utama yang ada dikamar mereka.

"Jay... kau harus makan." Bisik Jungwon sembari duduk ditepi ranjang, meletakkan nampan diatas meja nakas.

Jay membuka mata perlahan lalu melihat sosok Jungwon samar-samar. Pelan, Jungwon menambah jumlah bantal dikepala Jay agar posisi pemuda itu lebih tinggi dan ia tidak perlu duduk untuk makan.

"Panasmu sudah lumayan turun, jika kau makan banyak.. kau pasti akan cepat sembuh!"

Jay tersenyum tipis dan mengangguk. Matanya memperhatikan Jungwon yang sangat sabar mengambil mangkok bubur lalu mengaduknya.

Tangan Jungwon bergerak untuk menyuapi bubur pada Jay. Pemuda manis itu hanya diam memperhatikan dan mengunyah.

Jungwon itu sangat baik.

Jungwon itu sangat penyayang.

Jungwon itu pemuda yang sangat berharga untuk Jay.

Jungwon itu...

Kesengsaraan untuk Jay?

Jay langsung menggelengkan kepalanya, apa yang ia pikirkan?

Jay membenci dirinya yang selalu berfikir bahwa Jungwon mulai menyiksanya. Ia benci dirinya yang seperti ini. Lihatlah, betapa baiknya Jungwon namun mengapa Jay tidak bisa mencintainya?

"Ada apa?" tanya Jungwon yang kebingungan melihat Jay menggelengkan kepalanya tadi. "Apa yang kau pikirkan?"

Jay kembali menerima suapan bubur lezat buatan Jungwon dengan lahap. Ah, perutnya memang lapar. "...thidhhhakkkh akkhhuu—"

"Sttt... jangan berbicara dengan mulut yang terisi penuh, sayang." Jungwon menyentuh hidung Jay gemas.

Kekasihnya ini memang lucu walau sedang sakit. Jay hanya mengerucutkan bibirnya sembari mengunyah. Jungwon berusaha menahan hasratnya untuk mencium Jay saat ini.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang