12.2 - His Secret

337 38 5
                                    

"Kau ada masalah dengan Mr. Jake Shim?"

"No, Sir." jawab Sunghoon cepat. "Jay merasa tidak nyaman dengan teman sekamarnya, saya mewakilinya untuk memberitahu anda. Saya hanya ingin membantunya. Dan bersedia menjadi teman sekamar Jay yang baru."

"Bagaimana dengan Mr. Shim? Apakah dia setuju jika terjadi pergantian teman sekamar seperti ini?"

"Anda bisa mempercayaiku, Professor. Jika perlu saya akan membawa Jake nanti jika anda masih ragu. Dia mengatakan tidak masalah jika pindah kekamar Jay."

"Begitukah?"

"Ya. Sepertinya Jake dan Ni-ki saling mengenal. Jadi ia tidak masalah."

Namjoon menghela nafas pelan kemudian mengangguk. Ia memeriksa daftar mahasiswa yang berada diasrama Halevey.

Pengaturan kamar tidak diatur secara resmi oleh pihak Universitas, pengaturan kamar diatur oleh Namjoon jadi jika ada pemindahan tidak perlu melalui prosedur yang rumit. Namjoon punya hak sebagai kepala asrama.

"Jika seperti itu, Jake akan menempati kamar Jay dan Ni-ki."

Namjoon mengganti daftar nama penghuni kamar asrama Halevey. Sunghoon tersenyum pasti ketika melihat nama Jay sudah berpindah kebawah namanya. Kini ia resmi satu kamar dengan Jay. Perasaan lega merasuki hati Sunghoon.

"Sudah kuduga akan seperti ini."

Sunghoon mengalihkan pandangannya pada Namjoon yang menutup buku besar itu dan melepas kacamatanya. "Maksud anda?"

"Jay akan meminta perpindahan kamar. Sebenarnya saya merasa jika Ni-ki kurang menyukai Jay, itulah yang saya rasakan ketika mengantarkan mereka berdua keasrama pertama kalinya."

Sunghoon mengerutkan kening. "Ni-ki tidak menyukai Jay?"

"Ya, Ni-ki selalu memandang Jay dengan tatapan dingin dan tak perduli. Saya bahkan mengira Ni-ki memiliki dendam pada Jay. Tetapi itu hanya menurut pandangan saya."

Ada yang aneh.

Sunghoon merasa ada yang aneh disini. Jelas-jelas Ni-ki menyukai Jay hingga ia berani menantang Sunghoon. Tetapi mengapa kesan pertama yang dirasakan Prof. Namjoon ketika pertama kali bertemu dengan Ni-ki adalah 'Nampaknya Ni-ki membenci Jay'.

Jika benar seperti itu, mengapa kini Ni-ki berubah? Apa Ni-ki memiliki maksud lain pada Jay?

Apa yang sebenarnya inginkan Ni-ki dari Jay?

.

.

.

Ni-ki memberi tatapan tak menyenangkan pada Sunghoon dan Jake yang kini bolak balik keluar masuk kamarnya. Apalagi yang dilakukan mereka selain memindahkan barang-barang Jay kekamar Sunghoon dan barang-barang Jake kekamar Ni-ki.

Dengan wajah datar khas miliknya, Ni-ki bersandar didinding dan melipat tangan di dada, memperhatikan Sunghoon yang memasukkan pakaian Jay kedalam koper satu per satu.

"Mengapa bukan dia sendiri yang mengemasi barang-barangnya?" tanya Ni-ki pada Sunghoon yang masih sibuk dengan kegiatannya. "Tidak sopan sekali dia."

Sunghoon menutup koper yang berisi pakaian Jay agak keras lalu menatap Ni-ki dengan wajah tak kalah dingin. "Kau pikir siapa yang tidak sopan pada awalnya?"

"Bisakah aku berbicara dengan Jay meski sebentar saja? Benar-benar ada yang ingin kukatakan padanya."

Suara Ni-ki berubah sedikit lemah. Sunghoon bisa melihat meski samar, mata Ni-ki seperti memohon padanya. Tapi, Sunghoon tidak akan terpengaruh. Ia mendorong dua buah koper besar sekaligus ditangannya dan pergi begitu saja.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang