5.1 - Farewell

281 46 1
                                    

Kadang benci menyembunyikan rasa cinta

Terkadang rasa cinta bisa berubah menjadi benci dengan mudah

Namun cinta yang tulus memiliki perbedaan

Tidak akan ada benci

Karena semua yang dilakukan tanpa kebohongan

.

.

.

Jay duduk di lantai kamarnya, memasukkan beberapa pakaian kedalam koper. Ia sendirian, karena Jungwon tengah menyiapkan makan malam mereka didapur. Lagipula ia tidak perlu dibantu, toh hanya memasukkan pakaian saja.

Jay banyak tersenyum belakangan ini, ia merasa lebih baik. Udara yang masuk kedalam paru-parunya terasa ringan, tidak sesak seperti biasa.

Semua berangsur membaik.

Jay melirik Jungwon yang tengah memindahkan beberapa makanan keatas meja makan dari sana, dari celah pintu kamar yang terbuka.

Sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Jungwon, ia dan Jungwon sudah hidup bersama sejak kecil, rasanya berat. Tetapi, Jungwon mengatakan ia akan menyusul tahun depan. Betapa senangnya Jay... Ia sudah membayangkan bagaimana ia, Jungwon, dan Sunghoon akan bersama lagi seperti dulu.

Kenangan itu selamanya akan indah.

Jay kemudian mengalihkan pandangannya kembali pada koper yang ada dihadapannya. Ia memegang kemeja putih berukuran besar.

Mata hitam Jay melembut, ah... kemeja ini kemeja yang dibawa Jay begitu saja dua tahun yang lalu saat ia pergi dari rumah Sunghoon. Kemeja yang Sunghoon pakai malam itu, malam dimana mereka melepaskan hasrat masing-masing.

Deg

Wajah Jay tiba-tiba memerah. Pakaian itu baru sekali dicuci namun aroma tubuh Sunghoon masih ada, benar- benar masih ada hingga kini.

Jay mencium kemeja tersebut kemudian memeluknya. Ini salah satu harta karun Jay. ketika ia menginginkan pelukan dari Sunghoon, diam-diam ia senang sekali memeluk kemeja tersebut. Meski kadang beberapa sisi kemeja itu harus basah karena air mata.

Ia merindukan Sunghoon, sangat.

Aku hampir gila karena desakan rindu

Semoga ia bisa menemukan Sunghoon disana. Jay tahu dengan pasti, Amerika adalah negara yang amat luas. Ia mungkin memang tidak tahu harus mencari Sunghoon kemana.

Namun, Jay yakin Tuhan pasti memberikan jalan untuknya. Lihat saja, tanpa diduga Jay melanjutkan studi-nya ke Amerika. Ia yakin Tuhan tidak akan mempermainkan takdirnya lebih dari ini.

Jay tidak akan pernah lelah.

Ia tidak berniat untuk menyerah!

Bukankah ini baru awal dari kebahagiaannya?

Drrttt

Ponsel Jay bergetar, ia meletakkan kemeja Sunghoon masuk kedalam koper kemudian mengambil ponselnya diatas ranjang. Begitu tahu siapa yang menelpon, Jay langsung mengangkatnya.

"Mama!"

-"Jay~ mama dan papa sudah berada ditaksi menuju apartemenmu."-

"Ah! Mama tidak lupa alamat apartemen kami, bukan?"

Jay berdiri lalu berjalan keluar kamar. Jungwon yang melihat Jay keluar dari kamar mereka hanya memperhatikan dari dapur. Jay mendekati Jungwon dan pemuda tampan itu mengerti siapa yang tengah menelpon Jay saat ini.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang