13.1 - Fight

293 28 4
                                    

"Lama sekali."

Jay ingin melempar makanan yang ia bawa ke wajah Sunghoon rasanya. Pemuda manis itu berjalan masuk kedalam kamar sembari menghentak-hentakan kaki.

Sunghoon menyadari bahwa ekspresi wajah Jay seperti sedang kesal. Apalagi cara Jay mengeluarkan makanan dari dalam kemasan.

"Hey?" Sunghoon mencoba mendekati Jay, perlahan berdiri disamping pemuda manis itu lalu mengusap rambut si manis yang terhenti karena sentuhannya. Jay menghela nafas panjang kemudian tersenyum lelah kearah Sunghoon.

"Apakah orang Amerika semuanya seperti itu?"

"Ha?"

"Tidak apa-apa... hanya aku kurang terbiasa dengan ke-'terus terang'-an orang Amerika."

Jay mencoba mengalihkan topik. Meski sebenarnya ia memang kesal digoda seperti tadi. Tapi yang membelengku pikirannya adalah apa yang telah ia temukan perihal Ni-ki.

Oh Tuhan, marijuana bukanlah barang yang seharusnya ia miliki!

"Mereka menggodamu?"

Jay mengangkat bahu. "Sepertinya..."

Sunghoon ingat betul bagaimana antusiasnya Yeonjun menceritakan bahwa Jay sangat populer bahkan sudah mendapat julukan di Universitas itu, Cutie Chick.

Sudah bisa dipastikan bahwa pemuda ini akan sering diganggu mulai dari sekarang. Sunghoon menghela nafas pelan lalu memeluk tubuh Jay dari belakang. Merebahkan kepalanya dipundak Jay.

"Yang kau lihat hanya aku, bukan?"

Jay tersenyum mendengar bisikan Sunghoon. Pemuda manis dengan bibir mungil itu lalu mengusap tangan Sunghoon yang melingkar diperutnya.

"Adakah seseorang yang kau lihat di mataku selain dirimu?"

Sunghoon sadar jawabannya akan mengguncang Jay tetapi ia mencoba menguji pemuda manis itu saat ini. "Jungwon."

Tetapi diluar dugaan pemuda manis itu terlihat tenang. "Ya... Jungwon akan selalu ada didalam hatiku, seperti halnya mama dan papa."

"Apakah kau yakin hanya menganggup Jungwon seperti keluargamu sendiri?"

Jay mengangguk mantap. "Aku sudah memilikimu yang tertinggi di dalam hatiku. Untuk apa aku mencari orang lain untuk menggantikannya?"

Lega.

Dada Sunghoon terasa lega dan ringan. Ia tersenyum tipis dan mempererat pelukannya ditubuh Jay. Ia ingin bertahan seperti ini, memeluk Jay yang mengusap rambutnya lembut.

Sunghoon tidak pernah merasa lebih nyaman dari ini. Kebahagiaan sedang ia peluk dengan erat, tak berniat melepasnya sama sekali.

Jika nanti ia dan Jay akan terpisah lagi, disaat itulah Sunghoon akan benar-benar mati. Dan ia bersumpah tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Meski itu berarti ia harus kehilangan segalanya hanya untuk mempertahankan Jay. Ia rela. Apapun itu.

"Jangan buang aku lagi... Jay."

.

.

.

Ia baru ingat bahwa ada tugas yang harus ia kumpulkan besok, ah maksudnya pagi ini. Jay terbangun pukul 4 pagi dengan ingatan perihal resume jurnal yang harus ia kumpul pagi ini.

"Oh Tuhan! Bagaimana mungkin aku bisa lupa?!"

Jay bangkit dari ranjangnya lalu berjalan menuju meja belajar. Ia ambil beberapa buku panduan dan membukanya. Tetapi ia tidak menemukan lembaran jurnal yang diberikan Prof. Smith untuk di resume.

Connected [Sungjay/Wonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang