17. Selamat Hari Raya

699 106 43
                                    

Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahuakbar..
Laailaahaillallahhu Allahu Akbar.. Allahu Akbar wa lillahil Hamdi.

Suara takbir berkumandang pagi itu. Menyambut suasana hari raya idul Fitri yang syahdu. Gema takbir membuat hati setiap insan merasa bahagia. Hari kemenangan telah tiba. Hari bahagia muslimin dan muslimat didunia.

Sejak adzan subuh, rumah fabiola sudah ramai karena penghuni rumah sibuk dengan masing masing kegiatannya. Ibu fabiola dan kak Ais memasak menu lebaran di dapur, ayah fabiola beserta kedua kakak ipar nya bang Lukman dan bang Zidan menggelar karpet dan menata sofa serta memasang gorden baru yang dipenuhi batu mutiara mengkilap. Sedangkan fabiola dan kak Vira mendapatkan bagian menyapu serta menata kue kue dan sajian lebaran di dalam toples.

Setelah selesai fabiola dibantu kedua keponakannya dan bang Zidan mengisi uang angpao di dalam amplop mini untuk anak anak yang datang berkunjung ke rumah mereka nanti.

Hiruk pikuk menghiasi rumah kediaman mereka pagi itu. Selesai dengan semua kegiatan mereka bergegas masuk ke kamar masing-masing untuk bersiap siap menjalani ibadah sholat Ied.

Pulang dari sholat Ied semua anggota keluarga berkumpul diruang tamu untuk melakukan sungkeman.

Ayah dan ibu fabiola tak kuasa menahan haru saat bisa melihat semua anak anak mereka berkumpul bersama. Meski hanya bisa berkumpul saat lebaran, namun semuanya cukup untuk mengobati kerinduan mereka.

Fabiola dan kakak kakak nya bersimpuh didepan kedua orang tua mereka memohon ampun dan maaf atas segala salah dan khilaf mereka selama ini.

Prosesi sungkeman ini dimana pun memang menimbulkan deraian air mata.

Aisyah selaku anak tertua, di dahului oleh sang suami Lukman, melakukan sungkeman yang pertama.
Kemudian disusul bang Zidan dan kak Vira selaku anak kedua. Ayah fabiola memeluk erat sang kakak sambil mengelus perut putrinya Yang sedang mengandung buah cucunya. Ia berharap agar kesehatan dan keselamatan selalu menyertai mereka.

Terakhir giliran fabiola selaku anak terakhir. Belum sampai lutut nya berdiri didepan kaki kedua orangtuanya fabiola sudah tak kuasa menahan tangisnya lagi.

Fabiola mengambil kedua tangan ayahnya yang terlipat diatas paha, kemudian mencium nya dengan takzim.

"Ayah .. adek Mohon maaf kalau sejauh ini sering membuat ayah kecewa.. adek mohon maaf kalo selama ini adek selalu membuat ayah berpikir keras.. adek mengucapkan terimakasih banyak untuk ayah yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk adek.. sampai adek berdiri di tempat kebanggaan adek ayah tetap memberikan support. Terima kasih ayah.." ucap fabiola sambil terisak-isak.

Sang ayah yang tak kuasa menahan air mata sontak memeluk sang putri bungsu dengan erat.

"Ayah juga mohon maaf apabila selama ini sering memaksakan kehendak pada kamu fabiola.. ayah mohon maaf apabila sikap ayah menjadi bagian yang menciptakan sakit hati pada kamu.. maafkan ayah ya dek.." jawab ayah fabiola dengan lirih.

Sang ibu yang mendengar suara suami dan putri bungsunya tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir. Kedua kakak fabiola pun turut meneteskan air mata. Mereka tau dibalik kesuksesan dan rasa bahagia yang di tampilkan sang adik, tersimpan kesedihan dan kepilunan yang menjadi harga atas semua keberhasilan yang ia gapai.

Fabiola pun beranjak menuju sang ibu disebelah ayahnya. Ia pun langsung memeluk sang ibu yang sudah berderai air mata. Kedua nya lantas berpelukan sambil menangis tergugu bersama.

"Adek mohon maaf Bu atas semua kesalahan adek. Tolong tetap bersama adek sampai nanti Bu.. adek minta maaf kalo sikap adek sering membuat ibu sedih.." ucap fabiola.

See U On 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang