Chapter 11

376 51 2
                                    

Sonya baru menginjakan kakinya pada lantai dasar tetapi telinganya sudah menangkap keributan, berjalan keruang tengah asal keributan itu terdengar.

"Bikinin lagi gak!"

"Gak mau! Kamu yang salah!"

"Tapi ini gara-gara Kakak!"

"Itu salah kamu sendiri, Kinan!"

Sonya mendaratkan tubuhnya disebelah Elena yang fokus menonton, tidak peduli dengan keributan yang terjadi.

Mengedarkan pandangan dan hanya menemukan keempat putrinya, tidak menemukan kehadiran Azella ditengah-tengah mereka.

"El," Elena menoleh terkejut pada Sonya, Elena tidak menyadari kehadiran sang Ibu yang bahkan sudah duduk disebelahnya.

"Mama kapan disini?"

Sonya hanya terkekeh dan menarik Elena untuk dipeluknya.

"Mereka kenapa?" Tanya Sonya. Melihat bagaimana keributan itu masih berlanjut dan tidak menyadari kehadirannya sama sekali.

"Biasa, padahal Kinan duluan yang mulai tapi dia sendiri yang merasa paling tersakiti." Menyender nyaman pada dada sang Ibu dan kembali fokus pada tontonannya.

Senyum Sonya mengembang lebar saat Kinan yang menoleh padanya dengan mata mendelik. Kinan mendekat pada Sonya dan berhenti tepat didepan kakinya, menaruh kepalanya pada pangkuan sang Ibu.

"Mama.." Rengeknya manja, Dira yang nelihatnya sudah membatin julid, 'mulai'. Tangan Sonya terangkat, mengelus lembut kepala putrinya. "Kenapa?"

"Masa Kak Dira rusakin gambar Kinan." Kinan mendongak, menatap sang Ibu dengan tampang memelasnya. Dira lagi-lagi dibuat mencibir malas mendengarnya, 'dasar drama queen'.

"Kok bisa?" Sonya masih sabar meladeni bungsunya.

Karena selama mereka tinggal bersama, ia mulai menyadari perbedaan sifat-sifat mereka. Alana dan Elena, si kembar dengan sifat berbanding terbalik, Alana yang lebih kalem dan Elena yang jahil, dan Kinan lah yang selalu menjadi sasaran kejahilan Elena. Dira yang kadang kalem tapi kadang bisa melebihi Elena apalagi julidnya yang kadang tidak bisa di kontrol, serta Kinan yang selalu mencoba mencari perhatian kakak-kakaknya dengan menganggu sang Kakak, tapi jika sang Kakak sudah marah dia yang merasa paling tersakiti.

"Tadi Kak Dira numpahin minum di kertas Kinan, padahal kan Kinan udah mengerahkan seluruh tenaga yang Kinan punya buat gambar itu, tapi malah dirusak Kak Dira."

"Bohong itu, orang tadi dia dulu yang ganggu aku." Dira terlihat tidak terima saat Kinan menyalahkannya sepihak.

"Tapi kan jangan sengaja dirusakin juga."

"Siapa yang sengaja sih, orang gak sengaja juga!"

"Tapikan—"

"Berisik, kasian Mama dengernya". Elena yang sudah jengah dengan perdebatan mereka pun angkat suara. 'Ganggu orang nonton aja'

Dira dan Kinan langsung menoleh pada sang Ibu yang menatap mereka dengan senyum pasrah.

"Dira udah minta maaf?" Sonya menatap pada Dira yang langsung menggeleng. "Minta maaf gih, sekarang."

Dira mendekat pada Kinan dan menjulurkan tangannya yang juga disambut oleh Kinan. "Maaf yah, gak sengaja."

"Iya." Kinan beralih pada Sonya, "terus gambar Kinan gimana?"

Sonya tersenyum lembut, mendekatkan wajahnya pada wajah Kinan dan mencium lembut pucuk kepalanya. "Nanti minta tolong sama Kak Rissa aja ya." Kinan mengangguk semangat mendengarnya.

Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang