Sonya terbangun dengan tidak adanya Chandra disampingnya. Melirik pada jam dinakas yang menunjukan pukul 5.30 AM dan Memilih untuk berjalan keluar kamar dengan tangan yang sibuk mengikat asal rambut panjangnya.
Dapur adalah tempat yang ditujunya. Dirinya akan membuat sarapan untuk Suami dan anak-anaknya.
Setelah siap dengan semua menu sarapan yang sudah tertata rapi pada meja panjang. Beralih pada kotak-kotak bekal yang akan dibawa oleh anak-anaknya. Ingat bahwa dirinya akan begitu protective tentang makanan yang dikonsumsi anak-anaknya.
Setelah semua siap, dirinya hanya perlu membangunkan anak-anaknya.
Berjalan menaiki tangga dan kamar yang pertama dituju nya adalah kamar Si kembar. Membuka pintu kamar yang sudah berubah menjadi warna Navy, sesuai request dari Alana yang menang dalam permainan ludo.
Dapat dilihat putri kembarnya itu yang masih nyaman di balik selimutnya. Berjalan membuka tirai, membuat matahari masuk membangunkan dua insan yang mulai terganggu akan masuknya sinar matahari.
"Alana, Elena. Bangun sayang, udah pagi." Sonya tersenyum tipis, tangan nya mengelus lembut pipi Elena.
"Jam berapa, Ma?" Alana bertanya, masih dengan mata yang tertutup.
"Jam 7."
Mereka langsung bangun saat mendengar jawaban sang Ibu. Teriakan yang sudah biasa Sonya dengar mulai terdengar, mereka berebut masuk kedalam kamar mandi.
"Kamar mandinya ada dua, sayangku." Sonya tersenyum, tidak lupa dengan gelengan kepalanya melihat mereka yang langsung masuk berdua kekamar mandi.
Padahal dirinya sudah sering membohongi mereka tentang jam dipagi hari, tapi mereka tetap terkejut dan percaya begitu saja. Dirinya pun sengaja melakukan itu, karena kalo tidak, mereka tidak akan bangun bahkan sampai guru private Azella datang sekalipun.
Beralih pada kamar dua bungsunya. Berbeda dengan Kakak kembarnya yang bereaksi saat Sonya membuka tirai kamar, dua bungsunya itu sama sekali tidak terganggu, malah semakin nyaman menyembunyikan diri didalam selimut.
"Kinan, Dira." Sonya berjalan ke meja belajar milik mereka berdua. Memeriksa apakah mereka sudah menyiapkan jadwal buku pelajaran hari ini atau belum.
"Kebiasaan deh bukunya gak disiapin dari semalem." Sonya mengomel dengan tangan yang masih aktif membereskan buku-buku milik dua bungsunya.
Selesai dengan urusan buku-buku. Langkahnya ia bawa menuju kasur, tangannya berkacak pinggang. "Udah pagi, kalian mau sekolah gak sih?" Masih tidak ada respon dari mereka yang dipanggil.
"Dira! Kinan!" Dira dan Kinan langsung bangun dan tertawa saat kedua tangan sang Ibu menggelitik pinggang mereka.
"Capek deh Mama kalo bangunin kalian, udah jam 7 juga."
"HAH!" Keduanya berseru kaget dan segera berlari menuju kamar mandi.
"Handuknya jangan lupa." Dira dan Kinan berbalik untuk mengambil Handuk dan kembali berlari menuju kamar mandi.
Sonya menghela nafas panjang melihatnya dan berjalan keluar dari kamar dua bungsunya itu."Rana, berangkat pagi sayang?" Sapanya pada putri sulungnya yang berjalan ke arah tangga.
Rana mengangguk, mencium pipi sang Ibu sebagai sapaan pagi.
"Rissa udah bangun?"
"Tadi aku liat udah ke meja makan duluan kok."
"Yaudah, kamu kebawah duluan ya." Rana mengangguk, melangkahkan kakinya menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home [END]
FanfictionDunia tidak hanya selalu tentangnya. Ada kalanya bahagia, ada kalanya sedih. Seperti dirinya yang tidak mengharapkan apa-apa dari hidupnya, tetapi kebahagian datang mengubah seluruh pandangannya tentang hidup dan takdir. "Tidak ada kata yang lebih b...