Chapter 24

324 49 3
                                    

Azella keluar dari kamarnya setelah dua jam lamanya ia habiskan untuk tidur siang. Berjalan turun kelantai bawah dan tidak menemukan siapapun disana. Memilih untuk duduk disofa depan televisi dan memainkan ponselnya.

"Mia, yang lain kemana?" Tanyanya pada Mia yang datang membawakan segelas susu hangat untuknya. Azella menyimpan ponselnya disamping tubuh, menerima uluran susu yang diberikan Mia padanya. "Kenapa bukan kopi?"

Mia menegakkan tubuhnya sebelum menjawab, "Tuan melarang saya membuatkan kopi untuk Nona."

Azella hanya mengangguk, "yang lain kemana?" Azella kembali mengulangi pertanyaannya di awal.

Mia memeluk nampan didepan tubuhnya, "Tuan dan Nyonya pergi untuk menghandiri acara--"

"Mendadak banget?" Sela Azella, mulai meneguk segelas susunya perlahan.

Mia tersenyum, "iya, mereka pun awalnya tidak mau datang, tapi karena ini penting, jadi Tuan dan Nyonya terpaksa datang. Kalo untuk Nona Rana, dia sedang ada urusan diperusahaan yang sejak dulu dikelolanya. Nona Rissa pun sama, dia sedang mengecek kembali butik-nya yang sudah lama ditinggal. Kalo untuk Nona yang lain, mereka sedang ada urusan sekolah diluar." Mia secara pelan-pelan menjelaskan. Masih setia menatap Nona-nya yang menggenggam gelas susunya.

"Aku ditinggal sendiri?"

"Kan ada saya, Nona. Ada yang lain juga, masa gak dianggap." Jenakanya, ikut tertawa kecil saat Nona-nya itu tertawa.

"Ya udah deh, makasih atas susu nya, Mia." Mengangkat kecil gelas ditangannya untuk mengucap terimakasih. Mia mengangguk, berjalan kembali ke dapur untuk menyelesaikan tugasnya. Meninggalkan Azella sendiri di ruang tengah.

Azella kembali membuka ponselnya untuk mengirim pesan pada sang Ibu.

Mama🤍

Maaaa

Mama kapan pulang?

Masa Azel ditinggal sendiri😫


Azella kembali meletakkan ponselnya, selagi menunggu balasan pesan dari sang Ibu. Menghela nafas pelan dan memeluk gelas susunya yang tinggal sedikit, menatap kosong televisi yang bahkan tidak menyala didepannya. Selain merasa lebih cengeng, Azella jadi merasa lebih manja sekarang.

Tangannya mencari remot guna menyalakan televisi didepan hanya untuk memecah hening. Mencari saluran televisi yang menurutnya menarik, tapi tidak ada satupun yang membuatnya betah menontonnya. Kembali meletakan remot dan membiarkan televisi menyala dengan volume rendah sedangkan dirinya memilih memainkan ponsel miliknya.

"Diro." Panggil Azella, melihat Diro yang ingin melewati dirinya.

Diro berbalik menatap Nona-nya yang memanggilnya. Tersenyum mendapati sang Nona yang juga menatapnya. Berjalan menghampiri Azella yang masih duduk disofa dan berdiri tepat didepan Nona-nya itu. "Hai, lama tidak berjumpa, Nona."

Azella menegakkan tubuhnya, "hai juga Diro." Tersenyum mendapati perubahan dari supir pribadi adik-adiknya itu. Tubuhnya lebih tinggi dari terakhir dirinya lihat, dan dilihat-lihat wajahnya juga semakin matang.

"Kamu mau kemana?"

"Saya mau kebelakang, Nona. Mau cuci mobil." Diro menjawab ramah.

Diro banyak berhutang budi pada Nona-nya satu ini. Karena jika bukan Azella dirinya tidak akan pernah ada disini. Dua tahun lalu sebelum Azella mengalami itu semua, dirinya sempat menyelamatkan gadis itu dari kejaran lelaki yang tidak diketahui siapa orangnya. Dan dari kejadian itulah dirinya diangkat oleh Tuan besar Abraham untuk dijadikan salah satu pekerjanya.

Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang