Chapter 18

361 43 5
                                    

Flashback

Chandra telah selesai mengurus administrasi. Satu jam yang lalu, Istrinya baru saja melahirkan buah hati ketiga mereka. Berjenis kelamin perempuan, sama seperti harapan nya. Senyumnya tak pernah luntur, selalu mengembang sempurna diwajah tampannya. Membayangkan betapa antusiasnya nanti saat kedua putri nya menyambut kehadiran adik kecil mereka, membayangkan betapa menggemaskan nya mereka saat bermain bersama, tidak sabar akan rumah yang semakin ramai akan kehadiran bayi kecil yang melengkapi mereka.

Sejak kecil dirinya sangat menyukai anak perempuan, bermimpi memiliki seorang adik perempuan tapi tidak terpenuhi. Tapi kini, berkat Istri nya yang begitu ia cintai memberikan nya tiga malaikat kecil berjenis kelamin perempuan membuatnya benar benar merasa seluruh dunia berpihak padanya.

Kakinya melangkah menuju ruang bayi, hatinya membuncah akan rasa bahagia yang tak terkira. Sebelumnya dirinya sudah mengunjungi sang istri yang sebelumnya pingsan karena kelelahan. Mengurus sang Istri dan memastikan nya baik-baik saja dan hanya kelelahan.

"Suster." Panggilnya menghentikan suster yang berlalu didepan nya. Suster itu menghentikan langkahnya dan menyadari yang menghentikan nya adalah Chandra Abraham.

"Ruang bayi dimana ya? Saya ingin menemui bayi saya." Chandra bertanya ramah.

"Mari saya antar saja Tuan." Jawab Suster tak kalah ramah, mempersilahkan diri untuk mengantar Tuan Abraham menemui bayinya.

Chandra melihat dari balik kaca besar diruangan itu, melihat sekiranya ada tiga bayi didalam nya. Tersenyum gemas melihat bagaimana mereka menggeliat dengan kaki yang menendang. Matanya mengedar, berusaha menemukan bayi dengan gelang bertuliskan nama sang Istri.

"Sepertinya bayi nyonya Sonya tidak ada disini Tuan, sebentar saya panggil rekan saya dulu." Suster itu pergi memanggil rekan nya.

Meninggalkan Chandra yang kembali memandang bayi-bayi kecil itu dengan senyum lembut terpatri diwajahnya, rasanya semakin tidak sabar untuk melihat, menggendong serta menciumi bayi kecilnya sendiri.

"Tuan Chandra." Chandra menoleh, mendapati suster yang berbeda dengan yang tadi.

"Tadi bayi Tuan sudah diambil oleh Tuan Dirga." Chandra mengernyit mendengar penuturan suster tersebut.

"Kenapa dikasih?" Chandra bertanya gusar.

"Karena dia...kakeknya? Maaf, Tuan." Tunduknya meminta maaf, dan matanya dapat melihat Chandra yang langsung berlari.

Ayah?

Tiga bulan lalu, sejak sang Ayah datang kerumah nya dengan amarah dan menuduh bayi dalam kandungan Sonya bukan lah anak nya. Hubungan nya dengan sang Ayah benar-benar memburuk. Dirinya tetap mempertahankan kepercayaan nya pada sang istri, tetap berpikir rasional bahwa sang Istri tidak semudah itu untuk berselingkuh dan dirinya tetap yakin bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.

Sebelum permasalahan semakin membesar Sonya sudah menceritakan semuanya, tentang lelaki yang merupakan mantan kekasihnya dan tentang lelaki itu yang menghampiri Dirga untuk menghasutnya. Dan dirinya percaya akan semua tuturan sang Istri.

Sekarang dirinya sungguh khawatir dengan bayinya itu, bagaimana Dirga semudah itu membawa bayi yang sejak tiga bulan lalu menyuruh Sonya untuk digugurkan. Dirga yang memberinya pilihan untuk tetap mempertahankan bayi itu atau mempertahankan pernikahan nya. Dan Chandra tidak memilih keduanya, ia tetap mempertahankan keduanya.

Langkahnya terhenti, matanya terpaku pada Dirga yang berdiri bersandar pada tiang pinggir taman rumah sakit, memperhatikan bagaimana anak-anak berlari dengan ceria walau mereka tahu imunitas mereka tidak sekuat itu untuk berlari.

Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang