Beberapa saat sebelumnya
Sonya menghela nafas, tampak menyesal telah meninggalkan putrinya seorang diri dirumah. Tahu bahwa putrinya yang lain sedang memiliki urusan sendiri diluar. Menyimpan kembali ponselnya dalam tas, setelah menjawab pesan dari Azella-nya.
Matanya mengedar, mencari keberadaan suaminya diantara ratusan orang yang sedang berbincang dengan kolega bisnisnya masing-masing.
Hari ini sebenarnya Sonya pun terpaksa meninggalkan putrinya itu hanya untuk menemani Chandra akan pertemuan bisnisnya.
Matanya akhirnya dapat menemukan dimana keberadaan suaminya itu. Tapi belum juga langkahnya ia bawa menuju sang suami, wajahnya secara spontan menoleh pada seseorang yang dirasa menatapnya begitu lekat. Hingga netranya bersitatap dengan lelaki yang dirinya rasa mengenali lelaki itu.
Dahinya mengernyit, berusaha mengingat siapa lelaki itu dengan tidak melepas barang sedetik pun tatapan yang menghunus kearahnya. "Jordan?"
Tubuhnya langsung menegak, matanya tidak lagi menyipit saat teringat siapa lelaki diseberang sana yang masih saja menatapnya. Jordan, saingan bisnis suaminya. Chandra pernah menyinggung tentang lelaki itu, walau tidak pernah menjelaskan secara lengkap, tapi dirinya tahu bahwa lelaki itu bisa melakukan apapun yang dirinya mau. Dan dirinya pun tahu bahwa lelaki itulah yang dulunya ikut andil dalam bebasnya Reno dari jeruji besi.
Mengabaikan tatapan Jordan yang masih mengarah padanya, ia bawa langkahnya menuju sang suami. "Chandra." Bisiknya, tersenyum kecil membalas senyuman ramah lelaki tua dengan setelan jas hitam yang sedang berbincang dengan suaminya itu.
"Masih lama?" Tanya Sonya saat client suaminya itu sudah pergi meninggalkan mereka hanya berdua.
"Kenapa?" Chandra dengan perhatian mengelus pelan dahi istrinya yang mengerut, entah apa yang dipikirkan istrinya itu.
Sonya menggeleng pelan, "Azel dirumah sendirian dan aku gak tega ninggalin dia lama-lama. Apalagi kakak sama adiknya lagi ada urusan juga diluar, walau sebentar lagi juga pulang, tapikan kasian. Dia baru pulang loh, Chandra. Harusnya kita masih luangin waktu buat dia." Jelasnya pelan, berusaha untuk tidak membuat suaminya merasa bersalah akan penjelasannya.
Chandra menghela nafas pelan, agaknya merasa bersalah akan semua penjelasan istrinya itu. Harusnya hari ini ia luangkan untuk putri-putrinya bukan malah kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Chandra tersenyum kecil, "kita pulang sekarang. Aku udah selesai kok." Digiringnya sang istri untuk mengikuti langkahnya menuju parkiran.
Sonya hanya mengikuti, kembali menatap Chandra yang menatap lurus. "Kamu jangan merasa bersalah gitu. Lagian aku juga tahu ini penting, makanya aku juga ikut 'kan?" Tangannya mengelus pelan bahu suaminya.
Chandra sedikit menunduk, tersenyum mendapati sang istri yang menatap khawatir padanya. "Iya, aku tahu. Makasih ya." Tangannya dengan lembut membawa kepala itu untuk dirinya kecup sekilas.
"Oh iya. Nanti mampir ke resto dulu ya, beliin pizza buat anak-anak."
"Kenapa? Kok tumben banget?"
"Aku udah janji sama Azel buat bawain mereka pizza nanti kalo kita pulang. Lagian anggap aja ini sebagai permintaan maaf karena udah sibuk sama kerjaan dihari pertama mereka pulang, Chandra."
"Siap! Kita pesta pizza hari ini. Anak-anak pasti bahagia banget hari ini." Seru Chandra. Setelah sampai diluar gedung. Mereka terkesip saat hujan turun dengan deras.
Chandra menoleh pada Sonya, menyengir menatap istrinya itu. "Aku gak bawa payung." Tangannya menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Kebiasaan. Ya udah, gak punya pilihan lain selain kita lari nerobos hujan biar sampai keparkiran." Dengus Sonya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home [END]
FanfictionDunia tidak hanya selalu tentangnya. Ada kalanya bahagia, ada kalanya sedih. Seperti dirinya yang tidak mengharapkan apa-apa dari hidupnya, tetapi kebahagian datang mengubah seluruh pandangannya tentang hidup dan takdir. "Tidak ada kata yang lebih b...