Chapter 21

351 48 2
                                    

Rissa membuka perlahan pintu kamar adiknya, memasukinya dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sang adik yang memeluk sang Ayah, tidur dengan dekapan hangat yang diberikan satu sama lain.

Rissa tersenyum, ikut menyelamkan diri dalam selimut. Memeluk tubuh adiknya, dan sesekali mencium pipi sang adik.

Semalam turun hujan, bahkan hingga sekarang gerimis masih membasahi kota, yang menyebabkan suhu rendah begitu terasa di seluruh penjuru Tokyo. Tapi hari ini rencana untuk pulang Ke Indonesia tidak akan gagal begitu saja hanya karena hujan.

"Sayangku." Panggilnya lembut, tangannya mengusap kening adiknya.

"Rissa." Rissa melirik pada Chandra yang malah terbangun.

"Papa, udah bangun?"

Chandra mengangguk, mendudukan dirinya dan bersandar pada kepala ranjang, tangannya mengelus singkat surai Azella.

"Papa siap-siap sana, jam delapan kita harus udah sampai bandara."

Chandra mengangguk, mencium kening kedua putrinya dan beranjak keluar dari kamar Azella yang terasa begitu hangat ditengah dinginnya cuaca Tokyo.

Melihat sang Ayah yang sudah keluar, Rissa kembali memfokuskan diri pada sang adik. "Azella, bangun yuk. Kita harus ke bandara sekarang, katanya mau ketemu Mama." Diusapnya pipi sang adik yang terlihat lebih tembam dibanding dua tahun lalu.

"Kak Rissa." Gumam Azella dan membuka matanya.

Rissa tersenyum. "Selamat pagi." Sapanya manis.

Azella beranjak duduk, mengusap wajahnya untuk menghilangkan wajah bantalnya.

"Azel siap-siap ya, kita ke bandara jam delapan. Nanti kakak yang siapin semua keperluan kamu."

"Terima kasih Kak Rissa." Azella mencium singkat pipi sang kakak dan segera berlalu menuju kamar mandi.

Setelah sang adik pergi, Rissa beralih pada lemari Azella yang cukup penuh. Mempersiapkan pakaian yang menurutnya bisa menghalau rasa dingin.

Baju tebal dengan celana long Jhon dan dipadukan oleh jaket tebal yang akan membungkus tubuh sang adik menjadi pilihannya, tidak lupa dirinya juga menyiapkan syal untuk adiknya.

Rissa menoleh saat mendengar pintu kamar mandi terbuka.

"Udah selesai?" Azella mengangguk, mendudukan dirinya pada sisi ranjang dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya saat bibirnya bergetar karena dingin.

Rissa segera menghampiri sang adik. "Azel mandi?" Tanyanya saat merasakan suhu dingin Azella.

"Iya."

"Kenapa mandi? Kan kakak cuma suruh siap-siap?" Paniknya.

"Gak tau."

"Mandi pake air hangat kan tadi?" Tanyanya.

"Iya, tapi masih dingin." Bahkan saat mengucapkannya pun bibir Azella masih bergetar.

Rissa langsung memeluk tubuh adiknya itu, mengusap hangat punggung adiknya. Tangannya segera mengambil remot penghangat ruangan untuk meninggikan suhunya.

Clek

Rana yang baru membuka pintu kamar Azella langsung disungguhkan pemandangan mereka yang masih berada diatas kasur. "Kok masih belum siap?"

"Dingin Kak Ranaa." Cicit Azella.

Rana mengernyit. "Azel mandi?"

Azella hanya mengangguk yang membuat Rana segera menghampirinya. "Kenapa mandi? Suhu diluar lagi rendah banget apalagi gerimis masih aja turun."

Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang