Chapter 12

386 47 5
                                    

Hari ini adalah hari weekend, dimana hari yang ditunggu-tunggu oleh Azella. Karena ia akan menghabiskan waktu bersama saudari-saudarinya. Jika hari biasa, dirinya hanya akan menghabiskan waktu bersama sang Ibu. Tapi jika hari weekend, ia bisa menghabiskan waktu bersama kakak dan adiknya.

Mall menjadi keputusan akhir sebagai tempat yang akan mereka kunjungi untuk menghabiskan weekend ini. Sudah banyak rencana yang mereka susun, mulai dari bermain di timezone, belanja bersama, ke toko buku bersama dan masih banyak lagi rencana yang berpijak dikepala mereka. Hingga Kinan yang mendengarnya saja sudah membuatnya antusias

Dimana dalam perjalanan dibagi menjadi dua mobil. Mobil Rana yang diisi oleh Rana, Azella dan Alana tampak hening, bukan hening yang menyiksa melainkan hening yang penuh kehangatan.

Berbanding terbalik dengan mobil yang didalam nya terdapat trio rusuh, Rissa hanya diam mendengar keributan yang terjadi. Dimana mereka meributkan apa yang akan pertama kali mereka mainkan di timezone.

"Mau turun apa masih mau berantem disini?" Tanya Rissa saat mobilnya sudah berhenti di basement Mall.

"Kok udah sampe? Cepet banget." Dira bertanya heran.

"Kalian berantem terus, pusing Kakak dengernya." Rissa tampak jengah dengan perdebatan mereka.

Sedangkan tiga anak yang dimaksud meringis merasa bersalah pada Kakak keduanya itu. "Yaudah turun sekarang, tunggu apa lagi?" Mereka segera keluar setelah mendengar nada bicara Kakaknya yang sedikit ketus.

Diluar mereka medapati tiga Kakaknya yang lain yang juga menunggu mereka. Mereka berjalan menghampiri sang Kakak setelah Rissa selesai memarkirkan mobilnya.

Rissa langsung mendekat pada Azella, mengapit lengan Azella dengan lengannya. Mereka berjalan bersama kedalam Mall.

"Kita ke timezone dulu?" Elena, Dira dan Kinan mengangguk semangat mendengar pertanyaan Rana.

Akhirnya timezone menjadi pelabuhan pertama mereka di weekend ini.

Mereka bermain dengan antusias, bersemangat dengan apapun yang mereka mainkan, seruan kalah maupun menang mereka teriakan.

"Kak," Colek Azella pada lengan Rissa yang langsung menoleh padanya. "Kenapa, sayang?"

"Aku ke toilet dulu ya." Izinnya pada Rissa.

"Kakak temenin, ayo." Azella langsung mencegah sang Kakak yang sudah beranjak.

"Aku sendirian aja, gak usah ditemenin." Mohonnya pada sang Kakak. Rissa tampak berfikir sejenak, berfikir jika terus menerus diawasi takut sang adik tidak nyaman.

Rissa akhirnya mengangguk. "Tapi langsung kesini ya, jangan kemana-mana dulu." Peringatnya pada Azella yang langsung mengangguk.

Setelah mendapat izin, Azella langsung pergi mencari toilet. Bertanya pada orang lewat saat dirasa tidak juga menemukan toilet.

Azella bernafas lega saat akhirnya menemukan toilet. Ia langsung masuk kedalam bilik toilet untuk menuntaskan buang air kecilnya.

Ingin membuka pintu setelah urusan kamar mandinya selesai. Tapi ia dikejutkan dengan tubuh yang berdiri menjulang tepat didepannya sesaat ia membuka pintu.

Mendongakkan kepalanya dan netranya langsung bertemu dengan netra nyalang yang sungguh ia kenali.

Tatapan nyalang itu beradu dengan tatapan Azella yang tak bisa dibohongi jika ia merindukan lelaki paruh baya didepannya. Walau satu pertanyaan bersarang diotaknya. 'Kenapa Ayah disini? Bukannya Ayah dipenjara?'

Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang