13

123 14 1
                                    

"Pagi pak"

"Pagi pak Razan"

Sapa-sapaan itu terdengar lagi dari telinga Razan, sepanjang ia jalan harus menganggukkan kepalanya karena banyak sekali karyawan yang menyapa,

Tak terkecuali Ivy dan Griselda, dua perempuan itu berdiri dengan pakaian yang bagus, bahkan rambut Griselda dibuat sedemikian rupa. Razan baru lihat ini.

"Pagi pak Razan" ucap Ivy

"Pagi Zan" ini yang ngomong Griselda,

"Saya atasan kamu, bukan temen kamu" balas Razan pada Griselda, senyum perempuan itu luntur.

Lalu Razan masuk kedalam ruangan, ia duduk dibalik komputer yang sudah seminggu ia tinggali. Pertama yang ia buka adalah ponselnya, ingin tau istrinya mengirimkan pesan padanya atau tidak, ternyata tidak. Memang, sepeninggal Razan tadi perempuan itu masih tertidur karena sakit. Tetapi bersyukurnya panasnya sudah agak turun, jadi Razan bisa bernafas lega sekarang.

Dokumen-dokumen diatas meja tertumpuk tidak terlalu tinggi namun bisa membuat Razan rasanya ingin pulang lagi, muak dan bosan sekali rasanya.

Pintu ruangan terketuk, Razan persilahkan masuk dan ternyata Ivy membawa gelas yang ia yakini itu adalah kopi. Biasanya selalu ada diatas meja ini,

"Kopinya pak"

"Makasih" sahut Razan sambil membaca semua dokumen-dokumennya itu.

"Mmm... Iya pak, saya mau beritahu kemarin saya nerima email dari pak Joseph beliau ngundang bapak untuk meeting besok ke Bandung, saya belum jawab email-nya pak" Seketika Razan langsung diam, ia mencerna apa yang diucapkan Ivy.

Hal yang dilakukan Razan bukannya balas iya atau tidak agar Ivy pergi, lelaki ini malah telfon Oji dan menyuruhnya masuk kedalam ruangan Razan.

"Kenapa bos?"

"Meetingnya formal gak Vy?" Tanya Razan pada Ivy,

"Subjeknya urgent sih pak"

"Tolong gantiin saya Ji, saya gak bisa"

"Pak—" ucap Ivy.

"Kemana?" Tanya Oji,

"Ke Bandung"

"Gantiin meeting?" Razan ngangguk, wajah Ivy sudah tidak bisa dikondisikan mungkin sedikit kesal karena harusnya ia dan Razan yang pergi.

"Kapan mba Ivy?" Tanya Oji, ngeselin banget kedengerannya.

"Besok" sahut Ivy nadanya tidak selembut pas ngomong sama Razan.

"Oke siap"

"Saya permisi pak" ucap Ivy, Razan ngangguk.

"Kak Sabrina gimana bang? Udah sehat?"

"Udah gak panas badannya, cuma gue tetep kefikiran"

"Ya lu ngapain kerja bang, libur aja lagi" Razan geleng kepala.

"Numpuk kerjaan gue Ji"

"Nanti gue bawain kerumah lu bang" Razan mendelik, Oji tertawa.

"Bukannya dikerjain! Malah dibawain" Oji tertawa sambil kabur keluar ruangan.

👽

"Aku udah sehaatt!!!!" Sabrina teriak kenceng banget karena seneng udah sehat, udah gak panas badannya biarpun masih agak pusing sedikit.

Razan yang liat istrinya itu habis mandi sore-sore dan nyamperin dia keruang kerja dengan wajah ceria dan hentak-hentakan kecil kakinya pun ikut tersenyum senang.

THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang