11🔞

198 15 0
                                    

"Capeeekkkk!!!" Teriak Sabrina kala ia sampai di apartment pukul 12 malam, perempuan ini langsung saja merebahkan tubuhnya dikasur.

"Kan aku yang bawa mobil, kamu gak jalan kaki" sahut Razan.

"Capek sama kelakuan kamu!—"

"Yang aneh-aneh aja Zan, kamu masa mau berantem sih malem-malem begini di negara orang?"

"Siapa yang suka istrinya diliatin kayak gitu? Aku bisa berantem, aku berantemin dia juga gak masalah" Sabrina kembali duduk dan geleng kepala.

"Tapi ini negara orang sayanggg, kalo kamu kenapa-napa aku gimana? Aku sendirian disini"

"Untungnya kamu lerai" sahut Razan, apa coba maksudnya? Udah pasti dilerai Sabrina lah apalagi kalo suaminya itu berulah.

"Cucimuka dulu, ganti baju, baru main hp" ucap Razan karena lihat Sabrina masih mengenakan sepatu bootsnya itu dan tiduran dikasur sambil main handphone.

"Nanti dulu, aku liat foto-foto tadi"

Dan karena Razan yang risih liat Sabrina masih pakai sepatu, Razan dengan kesadaran penuh buka boots milik Sabrina dan diletakkan di rak sepatu dekat pintu.

"Aku duluan cuci muka, sikat gigi. Habis ini kamu ya?" Sabrina ngangguk.

15 menit Razan cucimuka dan sikat gigi, kini gantian Sabrina yang masuk ke kamar mandi. Padahal seru jika dilakukan berbarengan tetapi Razan tidak memilih begitu. Lelaki ini rebahan diatas kasur sambil main handphone, persis seperti Sabrina tadi.

Tiba-tiba istrinya itu keluar kamar mandi sudah ganti baju tidur dress diatas lutut dan tiba-tiba juga memeluk Razan, kini perempuan itu tepat diatas lelaki ini. Razan yang lagi liat handphone langsung ia letakkan diatas nakas dan kini ia fokus pada istrinya,

"Kenapa gini?" Tanya Razan,

"Wangi banget" ucapnya lagi sambil hirup dalam-dalam bahu Sabrina.

Tangan Razan bergerak kemanapun area belakang Sabrina, bahkan ia juga sadar istrinya itu tidak mengenakan bra.

Rambut Sabrina yang diikat keatas membuat leher dan bahu Sabrina terbuka lebar, ya ini kesempatan Razan buat ninggalin jejak disana!

Sementara Sabrina sudah mengeluarkan suara-suara yang bikin Razan jujur merinding sedikit dan gairahnya itu naik. Tadinya Razan capek, capek banget tapi dengar suara Sabrina yang kayak gini, bikin Razan malah narik Sabrina dari pelukannya itu dan mencium bibir Sabrina dengan perlahan. Oh, tangannya juga sudah menyingkap dress milik istrinya, paha sampai atas terekspos bebas dan hanya tangan Razan yang bisa menyentuhnya.

"Capek gak kamu?" Tanya Sabrina, Razan mah geleng kepala.

"Sampe subuh juga aku ladenin" sahut Razan, Sabrina langsung bantuin buka baju suaminya itu.

"Kali ini, aku gak mau diluar sayang. Boleh ya?" Tanya Razan bulu tangan Sabrina benar-benar langsung berdiri mendengarnya, memang kadang Razan selalu membuangnya diluar karena Sabrina belum siap untuk punya anak. Tapi kali ini, Sabrina biarkan Razan melakukan apapun pada dirinya, termasuk membuka bajunya secara paksa sampai Sabrina tidak memakai sehelai benangpun.

👽


Kejadian semalam berlangsung sampai jam 3 pagi dan pada pukul 10 siang waktu Seoul Korea Selatan, Sabrina dan Razan masih tertidur. Pakaian keduanya masih berada dilantai tergeletak begitu saja, kini keduanya hanya ditutupi oleh selimut dan juga tubuh masing-masing.

Ponsel berdering, ntah ponsel siapa tetapi Sabrina yang meraih ponsel tersebut tanpa membuka matanya dan membaca itu siapa yang memanggilnya disana. Diangkatnya panggilan tersebut,

THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang