2

158 15 3
                                    

"Hallo, kenapa?" Razan angkat telfon dengan mata yang masih enggan mendelik, suaranya juga khas bangun tidur.

"Gue minta maaf banget ganggu lu pagi-pagi, ini kayaknya lu harus masuk kantor dulu hari ini"

"Ada apa sih?"

Hari ini seharusnya Razan masih dalam rangka cuti dan ingin membantu Sabrina untuk membereskan rumah mereka ini, rumah yang masih belum tertata rapih isinya.

Razan meletakkan ponsel diatas nakas, lalu ia sedikit tersenyum karena ada Sabrina yang masih terlelap disebelahnya. Ini sudah pukul 8 pagi, tetapi keduanya masih tidur diatas ranjang karena semalam teman-teman Razan pulang dari rumah mereka pukul 1 pagi.

Dengan perlahan Razan menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya itu, tetapi tangan Razan malah ditarik dan dipeluknya.

"Sayangg" Razan bicara lembut sekali, ditelinga Sabrina. Sampai perempuan itu bergumam.

"Aku hari ini ke kantor dulu, sebentar"

Mendengar kalimat tersebut, Sabrina langsung melepas tangan Razan dan membuka matanya. Suaminya itu asik sekali membelai kepala Sabrina sambil senyum.

Ini yang Sabrina suka dari Razan, lelaki itu selalu manis kepadanya. Selama pacaran dulu, Sabrina gak pernah denger Razan pake nada tinggi kecuali waktu marahin Julio dulu. Itu dia cemburu berat.

"Kok kekantor?"

"Ada masalah disana, gapapa ya?"

"Emang gak ada yang bisa tanganin selain kamu? Kan kamu cuti" Razan geleng kepala.

"Gak ada sayang, kalo ada udah aku suruh orang itu. Aku sebentar doang kok"

"Terus aku sendirian?"

"Mau ikut?" Tanya Razan, Sabrina diam beberapa menit lalu ia menggeleng.

"Aku ajak Aleya sama Jihan aja kesini deh"

"Iya ajak kesini aja, kartu aku, aku tinggal di kamu. Terserah deh mau dipake apa aja" Sabrina senyum,

"Makasih sayang"

"Sama-sama, aku mandi dulu" lalu Razan cium dahi Sabrina dan turun dari ranjang menuju kamar mandi.

Berfikir sebentar diatas ranjang, sebelum akhirnya turun dari ranjang berjalan mendekat kearah kamar mandi.

"Kamu buru-buru gak?" Tanya Sabrina.

"Enggak sayang"

"Aku buatin sarapan ya" Sabrina mengucapkan ini dengan sedikit keraguan karena ini pertama kali ia membuatkan sarapan dan hanya berdua.

"Iya, makasih sayang"

Dengan senang hati, sebelum ia pergi turun kebawah untuk menyiapkan sarapan, Sabrina membuka lemari baju yang semalam sudah dibereskan berdua dengan suaminya itu.

Baju-baju kerja milik Razan bergantungan disana, warnanya mirip-mirip, paling banyak hitam. Pilihan Sabrina jatuh pada jas hitam serta kemeja putih layaknya pegawai baru.

Diletakkannya setelan tersebut diatas ranjang, lengkap dengan kaus kaki. Lalu perempuan ini turun kebawah untuk memanggang roti dengan teflon karena ia belum membeli pemanggang roti. Roti tersebut hanya diisi dengan selai cokelat dan juga segelas susu putih kesukaan Razan.

Kulkas yang ada dirumah ini besar sekali namun baru hanya diisi oleh air mineral dan juga satu selai cokelat. Sepertinya seusai membereskan seisi rumah ini, Sabrina akan pergi belanja kebutuhan rumah karena mungkin nanti keinginan dirinya untuk masak meningkat drastis.

Sejauh satu Minggu ini, Sabrina menyukai dan menikmati kegiatannya sebagai istri yang tidak bekerja. Walau sebenarnya Sabrina bekerja, tetapi hanya saja sedang cuti.

THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang