1

206 16 1
                                    

7 hari berlalu setelah Razan dan Sabrina menikah, keduanya tinggal dirumah Razan tetapi hari ini memutuskan untuk pindah karena Razan sudah membeli rumah dikawasan tidak jauh dari kantornya. Egois sekali ya Razan ini!

Tapi, Sabrina tidak protes atau apapun bahkan Razan membeli rumah tersebut jauh dulu sebelum berpacaran dengan Sabrina, belinya pun sendirian dan hanya didatangi berkala untuk dibersihkan.

"Gak mau tinggal disini aja?" Sabrina dan Razan yang lagi sibuk masukin barang dalam koper pun mendongak, didepan pintu sana ada Maya dengan senyumnya. Itu ibu dari Razan.

"Rumah Razan gak ada yang tempatin Bun"

"Kan bisa disewain" lalu Maya berjalan masuk kedalam.

"Nanti sering-sering ya kalian kesini" sambung Maya lagi karena tidak ada jawaban dari Razan maupun Sabrina.

"Pasti bunda, nanti Bina kesini"

"Anak perempuan bunda emang paling top" ucap Maya dengan jempolnya yang diberikan pada Sabrina, perempuan itu terkekeh.

"Makan dulu ya sebelum pergi, bunda udah masak"

"Iya bunnn" sahut Razan dan Maya keluar dari kamar Razan.

"Mainan kamu gimana?" Tanya Sabrina yang sedang berdiri didepan lemari besar berisikan action figure milik Razan.

"Aku bawa—"

"Aku letakin diruang kerja aku nanti" sambungnya lagi,

"Yaudah, asal gak berantakan"

"Siap sayang, ayo makan dulu" Razan cium pipi Sabrina tiba-tiba lalu membawa perempuan itu keluar kamar dengan memeluk pinggang perempuan itu.

👽

 
"Kamu nanti tata barang-barang yang ada dikoper kedalam aja, aku yang angkat semuanya. Berat" Sabrina ngangguk.

Keduanya masuk kedalam rumah yang bisa dibilang cukup besar untuk ukuran tinggal berdua, rumah 2 lantai dengan halaman dan gerbang menjulang tinggi.

"Ini besar banget Zan, kita berdua doang"

"Kan nanti punya anak sayang, kita punya anak" sahut Razan.

Sabrina mengelilingi rumah ini, benar-benar terawat padahal selama Sabrina dan Razan berpacaran dulu, Razan tidak pernah terlihat tinggal disini. Tetapi herannya rumah ini terawat sekali.

Razan mengekori Sabrina sampai Sabrina berdiri di balkon yang mengarah pada jalanan Jakarta, Razan memeluk Sabrina dari belakang dan menciumi bahu perempuan tersebut.

"Seneng gak?"

"Banget"

"Kalo dirumah ini ada yang kurang, kasih tau aku" Sabrina geleng kepala.

"Makasih ya, kamu bener-bener siapin semuanya sendiri"

"Kewajiban aku ngasih kamu tempat tinggal, gak perlu makasih"

Sabrina berputar menatap Razan, tangan lelaki itu tetap berada di pinggang Sabrina, tangan Sabrina sudah mengusap wajah Razan berkali-kali.

"Aku mau bilang"

"Apa sayang?"

"Kalo nanti aku marah ke kamu atau ngambek, kamu marahin aku balik aja kalo emang itu aku marahnya gak jelas" Razan ngangguk.

THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang