23

159 19 2
                                    

maafin diriku jarang update dimana mana karena sibuk (scroll tiktok wkwkwkw)

sumpah ya kadang tuh kayak mageerrrr bgt buat klik publish pdhl ini cerita udh kelar w bikin tinggal publish doangan tp kadang lupa. Maafin yhh gesss🖤

Jangan lupa follow akuh yeesss, mau curhat juga boleh di DM uhuy😋 mau temenan juga ayo karna jujurly w gada kawan teume atau skies😔 makanya follow, komen and vote ya lov u🥰

👽


Setelah Razan koma, banyak hal-hal yang biasanya ada Razan dan dibantu lelaki itu. Kini hanya Sabrina yang lakukan sendirian atau bahkan tidak ia lakukan sama sekali.

Pedih sekali rasanya, sudah hampir satu bulan tetapi Razan tidak kunjung bangun dari komanya itu. Mual-mual Sabrina pun makin parah karena hamil, bahkan perempuan ini tidak bisa memakan nasi. Seharusnya, Razan yang berkeliling mencari makanan apapun yang Sabrina inginkan kali ini.

Padahal, dulu sebelum menikah. Sabrina selalu berandai jika nanti hamil dan ia akan meminta apapun pada suaminya, alih-alih ngidam ia cuma ingin di turuti kemauannya itu.

Tetapi memang mungkin tidak boleh berkhayal berlebihan, tidak baik. Ya beginilah jadinya,

Membuka tutup botol saus kaca saja Sabrina sudah lelah rasanya, botol saus ini seperti di tanam disana dengan lem yang sangat nempel. Karena tidak bisa ia buka, diletakkan kembali saja botol tersebut dan memilih memakan kentang tanpa saus.

Hambar sekali rasanya, seperti hidup Sabrina akhir-akhir ini.

"Tumben makan gak pake saos" celetuk Lily sang kakak dari Sabrina yang tiba-tiba menghampirinya.

"Gak bisa bukanya"

"Hah?" Lily terkejut, karena ia mengenal Sabrina yang dulu itu selalu apa-apa bisa dan kuat.

"Keras" Dan Lily meraih saus tersebut lalu ia buka tutupnya dengan gampang,

"Sejak kapan kayak gini? Lu dulu angkat galon aja bisa Bin"

"Sejak sama Razan" sahutnya santai, ia raih saus yang sudah terbuka lalu diletakkan diatas piring.

"Razan bener-bener bikin lu jadi manja banget sekarang"

"Ketergantungan, lebih tepatnya"

👽

     Sudah satu bulan lebih, Sabrina terus berkunjung ke rumah sakit yang rasanya sudah ia hafal dimana letak toilet yang ada di lantai 1 bahkan lantai 2 dan Sabrina pun sudah akrab dengan suster yang mengurus Razan disini, bahkan ia juga akrab dengan penjual siomay didepan rumah sakit ini.

Dibukanya pintu ruangan kamar inap Razan, disana ada Sapta, Gabri dan juga Juna. Sapta dan Gabri yang tertidur dan Juna yang asik baca buku,

"Kok udah dateng mba?" Tanya Juna,

"Gak tau mau ngapain lagi dirumah soalnya, lu kalo mau pulang gapapa Jun pulang aja" Juna malah geleng kepala.

"Disini aja gue nemenin lu sama bang Razan"

Sabrina mendekat ke arah bangkar yang diatasnya ada Razan, lagi-lagi adegan berbicara seorang diri dilakukan. Ini sudah part ke 30. Sabrina kangen sekali dengar suara Razan, benar-benar kangen.

"Kapan bangun sih kamu? Kasian temen-temen kamu nungguin disini, capek mereka pasti—"

"Aku juga capek, aku mau tidur dirumah sama kamu"

THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang