"Kamu kenapaa???"
"Astaga Sabrina"
Razan panik banget pagi-pagi denger istrinya itu muntah-muntah di wastafel, bukan dibangunin sama alarm, justru sama suara istrinya ini.
Matanya masih menyesuaikan cahaya lampu kamar mandi yang dinyalain istrinya,
Sebagai suami siaga, Razan bantu pegangin rambut istrinya itu supaya gak nyentuh wastafel karena isinya itu muntah semua!
"Udah, udah belom?" Tanya Razan,
"Aku... Mual banget" ucap Sabrina tertatih, karena ia terus muntah.
"Dari jam 4 pagi, aku kebangun terus. Lemes banget aku" sambungnya lagi.
"Ini masih mau muntah?" Tanya Razan,
"Udah enggak"
"Ayo ke kasur"
Padahal Sabrina gak lagi sakit, tapi Razan bantuin Sabrina seakan-akan perempuan ini gak bisa jalan sendiri. Kayak yang sakit parah banget.
"Aku ambilin minum, sebentar"
Setelah suaminya pergi turun kebawah, pandangan Sabrina lurus kedepan. Gorden sudah disingkap menampilkan balkon rumahnya, cahaya matahari pun masuk kedalam kamarnya.
Kepalanya terbagi dua, banyak fikiran-fikiran yang menyambangi kepalanya. Fikiran baik dan sisanya fikiran buruk yang lebih banyak. Semoga setelah ini, Razan banyak memberikan dirinya kekuatan dan ucapan-ucapan baik untuk meyakinkan dirinya.
"Makasih" ucap Sabrina ketika ia meraih segelas air putih hangat.
"Mau ke dokter?" Sabrina geleng kepala.
"Kenapa gak bangunin aku kalo dari jam 4 kamu muntah-muntah, kita bisa ke dokter"
"Gapapa, gak mau. Kamu tidur pules banget"
"Sekarang masih mual?" Sabrina geleng kepala.
"Masuk angin ya? Kebanyakan tidur malem" ucap Razan,
"Mulai, marahin aku"
"Aku tanya, enggak marah-marah"
"Gak ada pertanyaan lain emangnya?"
"Apa emang? Kebanyakan main hape?"
"Mau cosplay jadi mama ya kamu?" Razan terkekeh dengernya.
"Mirip mama ya kalo gitu? Bunda juga gitu sih, sama"
"Cepet! Kasih pertanyaan lagi" Razan bingung,
"Apa? Tanya apa?"
"Ya apa kek, kayak misal aku kasih contoh. Hamil ya kamu?"
"Hah?" Wajah Razan langsung berubah, bingung, kaget dan pengen senyum dikit dengernya. Sementara Sabrina yang duduk dipinggir ranjang udah senyum-senyum aja.
"Malah hah, tanya dulu"
"Tanya nih?"
"Iyaaaa" Sabrina gemes sendiri mau cubit suaminya,
"Hamil ya kamu?" Sabrina langsung ngangguk.
"Iya"
Detik ini juga, Razan langsung tutup mulutnya. Dia seneng banget, dibalik tangannya itu, gak luntur senyum Razan.
Sabrina udah mau nangis liat suaminya yang mandangin dia sambil senyum, mata suaminya itu beda banget kalo lagi kayak gini. Makanya Sabrina suka terharu sendiri.
"Kamu mau jadi papa, jadi bapak, jadi daddy" ucap Sabrina.
Razan langsung peluk istrinya, dia ciumin seluruh wajah istrinya. Hadiah pertama yang Sabrina berikan ke Razan dan ini harganya lebih dari semua kekayaan yang Razan punya. Menurut Razan, ini tuh hadiah yang gak akan bisa Razan tandingi harganya. Bahkan, seluruh mainan diruang kerjanya gak bisa beli ini semua. Beli hadiah dari istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)
Fanfic"Saya nikahkan dan saya kawinkan putri kedua saya Sabrina Laluna Damar dengan saudara Pradipta Mahesa Derazan" ucap Damar, selaku bapak dari Sabrina. "Saya terima nikahnya Sabrina Laluna Damar binti bapak Damar dengan maskawin tersebut dibayar tunai...