Sampai saat ini rencana dareen untuk membawa vina ke amrik pun belum juga diketahui oleh vina.Mereka bertiga pun sedang asik berkumpul diruang tv, sambil memakan cemilan.
" bang vina pengen deh buka usaha" kata vina lagi
" usaha apa bayik?? " gemas alden sambil memainkan rambut vina
" pengen buka cafe gitu deh, nanti vina yang punya resep" kata vina dengan semangat
" emang kamu sanggup bagi waktu kuliah sama cafe mu itu?" tanya dareen
" em sanggup kok, nanti kan juga ada yang bantuin" ujar vina sambil memakan cemilan kesukaannya
" oke, tapi ada syarat!" ucap dareen serius
" apa si bang? pake syarat segala" ucap vina
" cafe mu bukanya di amrik dan kamu melanjutkan kuliah di amrik juga" jawab dareen tegas
" bang!!!" teriak vina
" vina kan udah pernah bahas ini dan vina gamau bang! tetep aja disini ada keluarga vina" bantah vina lagi
" yaudah kalo itu keputusanmu, buka cafe kami ga setuju!" ucap dareen lalu pergi meninggalkan bereka berdua
" bang" panggil vina dengan lesu kepada alden
" abang udah pernah bicarain ini sama dareen dek, tapi tetep aja malah yang ada abang dikira ngga peduli sama kamu" ucap alden lembut
" pupus dong bang harapan vina?" ucap vina lesu
" kamu tau sendiri kan sama situa itu, kalau harus itu ya itu kalau ini ya ini, mana dulu abang pernah tuh mau buka usaha juga tapi karena dareen bangke itu usaha abang ditutup dengan semena mena" cerita alden
" bang dareen tu kejam ya bang?" ucap vina
" bang dareen ngga kejam dek, cuma emang orang nya tegas aja dan abang yakin keputusan dia juga pasti udah dipilih yang terbaik buat kamu" ucap alden lembut
" tapi abang tu gamau menerima masukan bang" ucap vina lesu
" coba deh bicarain baik baik lagi nanti, kalau mood dareen udah baik, okkey?" ucap alden memberikan semangat
" yaudah deh nanti vina coba lagi" ucap vina lesu
______________________________
Hari demi hari vina pun berfokus untuk kuliahnya, ia melupakan keinginannya untuk membuka cafe.
Hari ini vina sudah selesai kelas dan menunggu alden yang akan menjemputnya, alden bilang kalau ia baru saja selesai meeting. Teriknya matahari membuat mata vina menyipit mencerna mobil siapakah yang berhenti dihadapannya sekarang, ia menduga itu bukan mobil alden.
" ikut gue" tarik seseorang dengan kasar menyeret vina memasuki mobil
" apaan sih lepas!" bentak vina
" IKUT GUE BANGSAT!" bentak seseorang
Akhirnya vina pun menurut memasuki mobil tersebut dengan hati yang campur aduk.
Sesampainya ditempatnya vina pun diseret dengan kasar, padahal itu ditempat yang seharusnya tempat yang sunyi dan tidak diperkenankan membuat keributan.
Suara tangisan sudah terdengar di gendang telinganya, tangan vina mulai berkeringat dan dingin, kepala vina juga mulai berputar, ia pun tanpa sengaja mengeratkan pegangannya pada vero. Ya seseorang yang sudah menyeret vina itu adalah vero kakak vina yang kejam.
" sakit bangsat" bentak vero lalu menyentakkan tangan vina dari genggamannya
Tetapi suasana mencekam dan suara tangisan yang kian berganti itu membuat tubuh vina tidak terkendali, ia lupa bahwa yang ia genggam sekarang adalah abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ELVINA
General Fiction-Kehidupanku dipenuhi dengan orang orang tersayang ku sampai aku lupa bahwa diriku telah menyakiti orang terdekatku- ELVIRA -Kehidupan gue bagaikan ruangan kecil yang tidak ada secuil lubang untuk menghirup udara, terasa hampa dan sepi - ELVINA -Ke...