21

3.3K 220 0
                                    


3 minggu kemudian.

Setelah tempo hari Christy bertemu dengan om nya, Mirza. Ia tidak memberi tahu chika kalau ia bertemu dengan om nya ditaman kala itu. Lagipula chika tidak akan peduli juga kan. Jika anaknya pergi.

Banyak yg tau jikalau chika tidak pernah memberi Christy jatah uang saku.ya, mana peduli ia pada Christy ,yg merupakan anak yg tidak ia ingin kan. Maka dari itu chika tidak pernah sekalipun memberikan Christy uang saku/jajan.

Terus gimana Christy bisa sekolah? Kalau Chika aja gak ngasih uang kak?

Ya itu saya juga gak tahu..

Gak canda. Christy sekolah karena uang dari chika ,Kenapa? Karena chika hanya membiayayi nya sekolah dan makan nya saja.
Selepas itu ia serahkan semuanya pada Christy, tentang buku, peralatan tulis, dll. Ia tidak peduli jika Christy membeli suatu barang, entah itu pakaian, makanan, dan sebagainya.

Asalkan anak itu, membeli nya dengan uang nya sendiri, ia tak masalah. Bahkan chika tak peduli jika Christy mendapatkan uang dari mana, asalkan anak itu tak meminta uang padanya, kecuali ketika bayaran sekolah. Ia akan memberikan uang nya pada Christy.

Chika bodoamat, jika Christy mendapat uang dari jualankah, ngemis lah, apapun itu. Atau mungkin anaknya itu mendapat uang dari menjual tubuh nya?,Ia tak tau.

Yang terpenting Christy tak meminta uang hasil kerjanya.

(Emang ibu durjana, si chika-chika ini).


Skip.



Kini Christy berada di rumah keluarga chika. Ya berarti rumah orang tua chika,dan rumah kakek nenek nya.

Karena ayah chika, AS pak pucho. Mengundang anaknya chika untuk datang kerumah nya, bersama Christy, cucunya.

Ia sangat lah rindu pada putri nya itu, makanya pucho meminta chika untuk datang kerumah nya.

Saat ini mereka bertiga (chika, Christy, dan pucho) berada di taman dekat dengan kolam renang rumahnya.

Pucho mengajak anak dan cucunya, untuk duduk santai di taman sambil ngobrol² bersama. Karena ch2 sampai di rumahnya pada malam hari, jadi ketika mereka sampai, mereka langsung beristirahat dikamar masing-masing, tanpa ngobrol² santai.

Maka dari itu, kini mereka berbincang bincang bersama, untuk bercerita saja.

"Gimana sekolah kamu Christy?" Tanya pucho, pada cucunya, Christy.

"Baik kok, kek lancar" Ujar Christy tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu, harus rajin belajar yaa biar bisa jadi orang pintar" Ucap Pucho.

"Siap kakekk, kek orang pintar itu maksudnya dukun ya?" Ujar christy, bertanya.

Sedangkan chika yg duduk dan memainkan hpnya, ia hanya memutar bola matanya malas, karena ucapan christy yang aneh?.

"hahaha, ada ada saja kamu.. Orang pintar itu bukan hanya dukun nak, tapi orang pintar itu adalah orang yg bisa menampilkan dirinya kalau ia sungguh bisa untuk melakukan apapun, cerdas lah istilahnya" Jelas Pucho, dengan sedikit tawaan karena penuturan christy.

"Ohh, gitu ya kek"

"Kalau gitu, kitty mau jadi dukun deh kek" Ucapan christy, yg membuat Pucho maupun chika terkejut.

"Kayaknya seru" Ucap christy tersenyum, sambil sedikit membayangkan nya.

"Anak gila!, capek-capek saya sekolahin kamu mahal², malah pengen jadi dukun..dasar stres" Ucap chika, penuh emosi setelah mendengar ucapan christy.

"CHIKA!, gak baik ngomong gitu sama anak kamu sendiri!" Tegur Pucho, karena chika berbicara yg tidak baik pada christy.

(Asekk, formal banget bahasa nya wkwk).

"Kamu kan belum dengar alasan nya chika, jangan,langsung bicara kaya gitu.. Papah gak pernah ya ajarin kamu bicara seperti itu!" lanjut nya menegur chika.

"Ck, iya iya chika minta maaf" Ujar chika.

"Minta maaf sama anak kamu, bukan papah!" Ucap Pucho tegas.

"Apaan gak,gak mau chika. ngapain minta maaf sama anak ini" Tolak chika, sembari menunjuk christy.

"Yessica Tamara!"

"Hishh, iya. Saya minta maaf" Ujar chika, dan minta maaf secara singkat.tanpa melihat christy.

"Emm, iya mih. Gapapa kok, maafin christy juga ya mih" Ucap christy.

"Hm..udah kan pah?" Ucap chika pada Pucho.

"Iyaa, lain kali jangan gitu lagi" Ucap Pucho memberi nasehat.

"Iya" Ucap chika singkat.dan kembali lagi pada hpnya.

"Maaf ya, christy. Gausah dimasukin ke hati perkataan mami kamu tadi. Dia emang gabisa kontrol omongan nya" Ucap Pucho. Sedangkan chika mendengar nya hanya mendengus kesal.

"Iya, gapapa kok kek. Lagian ini kitty yg salah"

"hehhe...Sadar diri juga" Ucap chika sarkas, yg tetap pokus pada HP nya.

"Chika!" Ucap Pucho, yg jengah.

"Apasih pah, chika salah terus perasaan dari tadi"  Tegur chika.

"Ya kamu emang salah chikaaa"

"Ck, udah ah. Chika mau ke kamar aja, papah lanjutin tuh ngobrol sama CUCU kesayangannya!" ucap chika yg penuh penekanan. Ia pun berdiri dari duduknya, dan pergii meninggalkan keluarga nya yg duduk di kursi taman.

"Chika, chika!. Astaga anak itu" Panggil Pucho, saat chika pergi meninggalkan dirinya dan juga christy.

..

"Oh iya, kakek jadi penasaran kenapa tadi kamu bilang pengen jadi dukun. Apa ada alasan nya?" Tanya Pucho, saat mengingat perkataan christy tadi.

Kini mereka berdua (Pucho, christy) sedang berada di pinggir pantai, karena sebenarnya rumah Pucho berada di bali. Yang artinya rumahnya dekat dengan pantai/laut.

Pantai itu tak terlalu jauh dari rumah Pucho, hanya dengan berjalan kaki saja sudah akan sampai.

Kini mereka berdua tengah duduk dipinggir pantai tersebut. karena Pucho bertanya christy pun menjawab "hahaha, kakek masih ingat aja." Tawa christy.

"Ingat dong, kakek kan belum terlalu tua" Ucap Pucho membanggakan diri. Memang betul ia belum terlalu tua seperti kakek² pada umumnya. Bagaimana tidak, ia baru memiliki cucu satu yaitu, christy. Itu saja sebenarnya tiba-tiba.

"Hehe bisa aja nih kakek" Ucap christy terkekeh.

"jadi apa alasan nya, gak mungkin kalau tidak ada alasan nya kan?" Tanya kembali Pucho.

"hm.."












Kita kira apa ya, alasan christy? 🤔








Segini dulu.

Ett tapi bohong, saya punya kejutan untuk kalian semua para readers..






Apa ya kejutan nya, apa ada yg tau?



Tak tau sudah.

Arigatou 🙏🏻

Dia Anakku. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang