• Mengejar Cinta Marcel

21 10 4
                                    

 Tiga Minggu kemudian. 

Rapat yang sudah dilaksanakan sejak pagi tadi baru akhirnya rampung di sore hari, dikarenakan lumayan banyak hal yang perlu dibahas dalam rapat tahunan perusahaan kali ini yang dihadiri semua petinggi-petinggi dari mulai pemegang saham––terutama Teddy Ardiwilaga pemegang saham tertinggi sekaligus founder––beserta para dewan direksi dan tentunya Lala sebagai direktur utama.

Beruntung hari ini rapat dapat berjalan dengan lancar di tengah pikiran Lala yang sedang carut marut. Demi menjaga keprofesionalan-nya, dia dengan segala upaya harus bisa mengenyampingkan semua yang ada dalam pikirannya walau sesekali bayangan ketika Ben menggerayanginya dengan brutal terkadang membuatnya panik berlebihan

Mungkin saja kalau setelah kejadian itu Ben langsung datang untuk meminta maaf padanya, bisa jadi perasaan Lala sedikit membaik, tapi lihatlah dengan begitu pengecutnya makhluk satu itu menghilang. 

Tapi ya sudahlah, Lala sudah tidak mau peduli lagi. Berhubung yang mereka jalani juga belum sempat terlalu dalam walau juga memang belum sempat Lala memulai apapun.

Yang tersisa sekarang, Lala hanya tinggal mengumpulkan keberanian, menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Opa kalau hubungannya dengan Ben sudah berakhir. 

“.....sekian yang bisa dapat saya sampaikan hari ini. Semoga apa yang sudah kita bahas, rangkum dan diputuskan dalam rapat hari ini bisa membawa manfaat baik untuk kemajuan pabrik. Sampai bertemu di rapat tahunan berikutnya dan semoga di hari itu kita bisa kembali berkumpul dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan satu apapun sebagaimana kita bertemu hari ini.” Sebagai direktur utama yang dihormati Lala pun memberi pidato penutupan. 

Rapat pun dibubarkan. Setelah bercengkrama satu sama lain, para peserta rapat mulai bepergian satu-persatu sampai hanya meninggalkan Opa dan Lala yang kemudian ikut menyusul pergi setelah ruangan sudah sepi. 

“Selamat sore Pak Teddy Ardiwilaga.” 

Sungguh tidak ada yang tahu kalau Sultan Setiawan ternyata sudah menunggu Teddy di luar ruangan rapat hampir sejam yang lalu. Pria itu datang ditemani satu asistennya. 

“Ada apa?” Teddy dan Lala otomatis berhenti melangkah karena pria dan asistennya itu langsung menghadang jalan mereka. 

“Maaf kalau Kedatangan saya mengganggu, Pak.” Calon gubernur yang gagal dalam pemilihan itu memasang wajah memelas, berbeda sekali dengan sikap dan tingkah lakunya yang selalu angkuh dan meninggi kalau berbicara di depan kamera wartawan. “Tapi apa boleh saya mengajak Bapak untuk minum kopi sambil berbincang sebentar?” 

“Tidak perlu. Disini saja,” tolak Teddy mentah-mentah. Sementara Lala di sebelahnya masih hanya diam menyimak sambil memeluk dokumen dan macbook di dadanya. “Sampaikan apa yang mau kau sampaikan dengan singkat karena saya tidak punya waktu banyak.”

Wajah Sultan semakin memelas lagi. Kepalanya langsung ditundukkan tidak lagi berani menatap dengan jelas ke wajah Teddy. “Baiklah, saya sampaikan disini saja. Tanpa mengurangi rasa hormat saya, tentunya Pak Teddy sudah tau ‘kan kalau sidang kasus tabrak lari putri saya Gladys akan dilaksanakan dua hari lagi. Kita semua tau kalau peristiwa ini sudah cukup lama terjadi dan saya berani menjamin kalau putri saya yang dalam pelariannya, yang sebenarnya juga tidak ingin dia lakukan, benar-benar setiap detiknya hanya hidup dalam bayang-bayang rasa penyesalan. Hidupnya tidak pernah lagi damai semenjak itu tapi dia juga tidak punya keberanian untuk menjalani hukumannya. Percayalah, Pak, Gladys benar-benar menyesal telah melakukan kesalahan itu.”

Teddy benar-benar serius mendengarkannya. 

“Jadi adapun tujuan saya datang kesini, berharap Pak Teddy dengan segala kerendahan hatinya mau mempertimbangkan hukuman untuk putri saya. Ampunilah dia, Pak. Dia cuma anak bodoh yang kelewat dimanja selama ini. Belum lagi dia masih punya putra kecil yang dimana putranya masih butuh perannya sebagai ibu. Pak Teddy juga harus tahu kalau saya orang yang paling mengerti caranya membalas budi.” 

Love Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang