• Fitnah Keji Untuk Sidney

24 8 7
                                    

 BRAKKKK!!!! 

Pelayan bahkan mungkin semua orang di dalam resto itu terkejut shock ketika Daniel menggebrak kuat meja dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah padam sampai menampakkan urat-uratnya yang menyembul di kening. Bagaimana darahnya tidak mendidih karena setelah ditinggal begitu saja di resto, video saat ia membersihkan sepatu waitress ternyata diupload Lala ke Instagram pribadi miliknya. Disana semua teman-teman yang masih se-circle dengan mereka pun menertawainya ada juga yang mengolok-oloknya––walau memang ada yang hanya bermaksud bercanda––tapi Daniel tidak menyukainya. 

Kapanpun dia bisa jadi gelap mata kalau sampai ada orang yang berani bermain-main dengan harga dirinya. Tidak terkecuali untuk siapapun sekalipun itu Lala yang selama ini dia selalu puja-puja setengah mati.

Sheila Danika Ardiwilaga, kamu harus dapat balasannya karena sudah berani mempermalukan aku,” kecamnya tak main-main dalam hati. “Balasan yang bahkan si Teddy Ardiwilaga, opamu juga nggak bakalan bisa menolong kamu!”

“Maaf, Pak, ini pesanannya––”

“DIAMMMMM!”

Makanan beserta nampan dari tangan pelayan itu melayang lalu terlempar berserakan ke atas meja kosong di sebelah ketika tangan Daniel menghempas semuanya dengan sekali hentakan. Tidak ada yang lebih hebat lagi, yang bisa menguasai seluruh energi di dalam dirinya sekarang selain kemarahan yang membabi buta. 

Black card yang dia ambil dari dalam dompet kemudian dia hempaskan ke atas meja kasir untuk membayar makanan yang sudah ia hancurkan itu lalu tanpa punya waktu untuk mengambilnya kembali, ia langsung angkat kaki pergi dari sana walau sang kasir dari belakang berseru memanggil-manggilnya. 

**** 

Ketika Daniel akhirnya berhasil menyogok salah satu housekeeping yang biasa dalam datang tiga kali seminggu untuk bersih-bersih unit apartemen milik Sidney dengan jumlah uang yang lumayan banyak, maka rencana yang sudah ia susun matang-matang ini pun akan dieksekusi sekarang juga.

Orang suruhan Daniel yang sudah ditunjuk untuk menjadi petugas housekeeping palsu untuk menggantikan petugas yang asli sore ini sekarang sudah muncul di depan pintu unit apartemen Sidney setelah yakin tidak ada orang yang mencurigai dirinya. Berbekal kunci cadangan yang dititipkan kepada petugas asli agar bisa masuk kapanpun saat si empunya unit sedang beraktivitas di luar, dengan itu sang petugas palsu ini bisa dengan bebas masuk ke dalamnya dan bertingkah seolah ia sudah biasa melakukannya.

Sesuai instruksi petugas asli kalau di jam-jam segini Sidney memang jarang ada di rumah, maka suasana yang dia dapati di dalam unit ini benar-benar sepi tidak ada siapapun di dalamnya.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, housekeeping palsu itu langsung beraksi memasuki kamar Sidney––tempat yang diyakini paling aman karena tidak ada CCTV––sambil mendorong troli tempat menyimpan peralatan bersih-bersih dan benda rahasia itu berada juga di dalamnya. Di depan pintu kamar, ia berdiri diam sebentar untuk memilih kira-kira bagian mana tempat yang aman tapi tetap bisa dijangkau untuk dia bisa menyimpan benda rahasia itu hingga akhirnya bola matanya tertuju pada lemari di samping tempat tidur.

Benda dibungkus plastik dengan berat 500 gram itu kini sudah ia keluarkan dari kantong plastik hitam yang seharusnya digunakan untuk mengumpulkan sampah. Menggunakan sarung tangan untuk menjaga supaya tidak meninggalkan sidik jari pada bungkusannya, ia menyelipkan dengan hati-hati benda terlarang itu diantara pakaian-pakaian Sidney yang tersusun rapi dalam lemari. Setelah kembali menutupnya rapat-rapat, ia keluar lagi sambil membawa trolinya pergi.

“Sudah saya lakukan semuanya sesuai perintah anda.”

**** 

Good. Ingat pesan saya, setelah ini kabur yang jauh. Kalau bisa keluar Indonesia.”

Love Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang