"Shhhhhh ... Nanti tunggu saya di basement gedung ini. Kamu langsung masuk ke sebuah mobil dengan plat nomor B 3431 Chk.... Tunggu sampai saya datang" bisik Chika
Seperti yang tadi Chika minta, Zendra benar-benar menunggu Chika di mobil SUV berwarna merah, dengan plat nomor B 3431 Chk.
Hampir satu setengah jam Zendra menunggu Chika, sampai dirinya tak sadar jika sudah masuk ke alam mimpinya.
Brakk...
Suara pintu tertutup,
"Yeuuu... Disuruh tungguin malah tidur dia" gumam Chika, lalu di detik berikutnya tatapannya tak lepas dari wajah tampan Zendra. Bahkan kini bibirnya menyunggingkan senyum.
Tak ingin berlama-lama larut dalam pesona pria itu, Chika pun berusaha membangunkan Zendra.
"Zen, hei... Bangun" ucap Chika dengan lembut.
"Eunggghhh... Eh... Sorry sorry, gue ketiduran" ucapnya sambil mengucek matanya.
"Lihatlah, betapa gemasnya pria didepanku ini... Dia benar-benar merepotkan hati" gumam Chika dalam hati
"Gapapa, nih mau minum dulu?" Chika memberikan satu botol air mineral pada Zen
"Thank you, kamu minumnya hati-hati jangan sampai menyemprotkannya lagi"
"Tadi udah minta maaf loh, masih dibahas aja"
"Yaudah nih, tanda tanganin... Tolong" Zendra menyodorkan sebuah album untuk Chika tanda tangani.
"Enak banget nyuruh-nyuruh" Chika dengan santainya malah memundurkan jok mobilnya dan menyenderkan tubuhnya disana
"Lah! Malah tidur mbaknya" sindir Zendra
"Capek saya Zen"
"Gimana luka kamu?" Sambung Chika, kembali dengan kelembutannya.
"Astagaa Chika ini apa ya? Sosok perempuan yang harus dijadikan istri banget vibes-nya" batin Zendra
"Aman kok" jawab Zendra
"Malam itu saya datang, tapi ternyata kamu sudah pergi" ujar Chika
"Maaf" satu kata yang keluar dari mulut Zendra
"Kenapa? Kenapa gak kasih tahu saya?" Tanya Chika
"Untuk apa? Kamu juga kan pasti sangat sibuk, toh saya merasa tidak ada masalah dalam tubuh saya, begitu pula kata dokter jadi lebih baik saya pulang" jawabnya
"Saya khawatir, apa salahnya sih meninggalkan jejak untuk bisa saya menghubungi kamu Zen. Saya merasa bersalah kalau terjadi-"
"Stop Chika. Jangan seperti itu. Saya niat menolong kamu karena keinginan saya. Tolong lupakan itu, saya tidak suka kamu terus berfikir seperti itu" potong Zendra
"Oke sorry"
"Ini, tolong tanda tangani. Saya harus kembali kerumah sakit untuk menemui adik saya"
"Adik kamu sakit?"
Zendra mengangguk,
"Ya, dan seharusnya yang datang kesini adalah dia. Maaf"Sejujurnya Chika sedikit merasa kecewa dengan kenyataan yang Zendra tuturkan barusan. Namun kembali ia mengingat saat menemani Zendra di rumah sakit. Tentang adiknya yang mengidolakannya, sampai-sampai banyak foto dirinya tertempel di dinding kamar adik pria itu.
Lantas Chika langsung mengambil album yang sejak tadi sudah Zendra sodorkan kepadanya,
"Tolong titipkan salam saya pada adik kamu""Ya pasti, dia pasti akan sangat senang mendengarnya" ucap Zendra
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA MEMUJI (END)
FanfictionBukan hanya memuji, dia memang cantik. Rupa dan Hati nan elok membuat siapa saja pasti jatuh hati terhadapnya., mungkin aku adalah salah satunya. ~ Zendra Abiguna Assadelion