Bab 16. Bioskop

757 118 1
                                    

Pov Zendra...

Sejak pertemuanku bersama Four Boy kemarin, hari ini aku sudah benar-benar memantapkan diri untuk kembali pada identitas ku yang seharusnya. Sebenarnya bisa saja kami memantaskan diri dengan perjuangan kami sendiri, namun nampaknya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kami tidak bisa mengorbankan banyak orang hanya untuk kesenangan kami bukan? Aku harap pilihan ku ini benar. Sebab jika tidak, ntahlah apa aku masih bisa memiliki muka untuk bertemu Chika.

Hari ini sebenarnya aku sibuk, karena baru dua hari ini aku memegang perusahaan yang sebelumnya ciciku handle. Banyak berkas yang harus aku pelajari, ada beberapa hal pun yang tak ku mengerti. Bertanya dengan cici? Sudah pasti jawabannya akan di lempar ke daddy. Mengingat daddy masih mendiamkan ku perihal kasus Trax yang tentu saja aku masih mencari tahu itu semua.

Daddy diam, bukan berarti daddy tidak mengetahui apapun yang ku lakukan di luar sana. Namun aku pun tak mengerti kenapa daddy terbiasa dengan diamnya itu alih alih berbicara langsung padaku.

"Ci, berkas dari PT. Sinergi dimana ci? Besok aku ada pertemuan soalnya sama mereka" tanya ku via telepon

"Tanya sekretaris mu lah" jawabnya singkat

"Sekretaris cici kan ikut cici, aku belum punya sekretaris lagi ya ci. Lagian tega banget sih, sekre-nya juga di ambil. Minimal suruh dia ajarin aku dulu kek ci" kesalku karena memang sekretaris cici ikut dengan ci Shani bekerja di rumahnya.

"Ya kamu cari sekretaris sendiri Zen, Anin mah punya aku"

"Astaga pelitnya, 2 hari ini aja ci please. Biar dia kasih tau aku semuanya dulu"

"Hmm... Yaudah nanti cici suruh Anin kekantor"

"Nah gitu kek dari tadi. Yaudah terimakasih ya ciciku yang super cantik. Love you"

Tutt...tutt...

"Astagaa main di matikan saja. Dasar ya, mentang-mentang sudah menikah. Sekarang jadi begitu sama adik sendiri..." Aku ngedumel.

Tak berapa lama panggilan teleponku bersama cici terputus. Kini handphone ku kembali bergetar. Panggilan kali ini sukses membuatku tersenyum lebar.

"Halo, sayang" sapa ku begitu aku mengangkatnya

"Sayang aku capek banget tau" keluh orang di seberang sana

"Hah? Capek kenapa sayang?"

"Hari ini aku pemotretan untuk 3 brand. Baru mendengarnya saja aku sudah merinding tau...pasti selesai larut ini mah"

"Astaga, gak kira-kira ya mereka kasih kamu pekerjaan. Emh, yasudah semangat dong sayang, nanti aku jemput ya"

"Beneran kamu mau jemput aku?" Tanyanya terlihat senang, aku bisa merasakan itu dari nada bicara kekasihku

"Iya sayangku, nanti kabari ya kalau sudah selesai+share lokasi kamu"

"Oke sayang, yasudah aku tutup dulu ya, udah mau take soalnya"

"Iya, semangat cintaku, love you"

Usai membalas ucapan ku, dia pun mengakhiri panggilan itu.

Tok... Tok...

"Masuk"

"Permisi pak Zen, saya di minta oleh bu Shani untuk memberikan berkas ini pak" ujar orang itu, yang kemarin baru ku ketahui bahwa dia adalah kepala HRD di kantor cici.

"Oh, bawa sini"

"Ini?..." Lanjutku begitu ku lihat isi berkas itu

"Iya pak, disana sudah ada 5 kandidat yang pas untuk menjadi sekretaris bapak. Kata bu Shani bapak yang akan memilihnya sendiri. Maka dari itu saya membawakannya langsung ke pak Zen. Jika dirasa cocok bapak bisa memanggil saya untuk segera saya urus pemanggilannya"

HANYA MEMUJI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang