Bab 7. Hal Tak Terduga

827 131 7
                                    

Hari ini nampaknya Zendra harus kembali lembur, pekerjaannya makin hari semakin banyak saja. Belum lagi harus meliput berbagai berita politik yang tak ada habisnya dengan kasus penggelapan dana. Kepala Zendra rasanya sudah mau pecah karena di kejar-kejar deadline oleh bosnya.

Waktu sekarang sudah menunjukkan tepat di angkat 00.00 Wib. Syukurnya pekerjaannya telah selesai, jadi tak perlu dibawa pulang.

Lebih apesnya lagi, disaat tubuh sedang lelah setelah seharian bekerja. Eh motornya ikut rewel, dia coba engkol pun tetap saja tak hidup.

"Ah elahhh.... Utong, pake acara ngambek segala lo" kesal Zendra

"Ah udahlah, gue tinggalin lo disini" Zendra lantas mencabut kunci motornya lalu pergi dengan berjalan kaki

Untung saja kontrakannya tak begitu jauh dari kantor. Butuh waktu 45 menit untuknya sama di kontrakan.

Keesokan hari-nya,

Tok... tok ... tok....

Pagi itu terdengar suara ketukan, amat keras hingga Zendra yang masih betah tertidur itupun harus terusik dengan gedoran pintu itu.

"Siapa?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

Tak ada jawaban, namun kali ini pintunya di gedor lebih keras lagi. Membuat Zendra kesal,

"Siapa sih?" Kesal Zendra begitu membuka pintu kontrakannya.

"Zendra Abiguna Assadelion" suara itu sontak membuat Zendra langsung segar. Ia sangat hafal dengan suara itu.

"Hehe.... Cici... Eh... Sini ci" Zendra yang tiba-tiba sadar akan suatu hal pun, buru-buru menarik cici-nya itu untuk masuk kedalam kontrakannya

"Cici ngapain sih pagi-pagi disini? Kalau ada yang melihat cici bagaimana?" Tanya Zen bertubi-tubi

"Kamu cici telfonin gak di angkat-angkat, taunya masih molor" jawab Shani

"Iya semalam aku lembur ci, maaf deh" ujarnya lalu beranjak kedapur hendak mengambil minum.

"Kontrakan kamu kecil banget begini sih Zen, kenapa ga tinggal di apart aja?" Tanya Shani sembari melihat-lihat seisi ruangan petak itu

"Gaji aku cukupnya buat sewa ini doang ci, lagian disini aman orang-orangnya juga baik semua. Zendra suka kok disini" jawabnya lalu memberikan segelas air putih pada cici-nya

"Cici ngapain kesini? Masih jam 6 pun udah bikin gaduh" sambungnya dengan sedikit menggerutu

"Astaga, cici sampai lupa. Ayo dek, kita ke rumah sakit. Kamu izin aja ya hari ini" ucap Shani wajah cantiknya kini berubah jadi cemas.

"Kerumah sakit? Siapa yang sakit ci?"

"Dedek, subuh tadi tubuhnya panas tinggi jadi mommy dan daddy langsung bawa ke rumah sakit. Kata mommy dedek panggil kamu terus, makanya sebelum kesana Cici jemput kamu dulu" jelas Shani

"Astaghfirullah, yaudah ci, sebentar ya aku siap-siap dulu" Zendra pun bergegas membersihkan diri

"Ayo ci" ajaknya yang masih sibuk memakai jaketnya

"Kamu gak mandi dulu Zen?" Tanya Shani

"Nanti aja Ci, gampang. Yang penting kita tiba di rumah sakit dulu, kasihan dedek" ujarnya dan Shani pun mengangguk setujuh

Hampir satu jam mereka di perjalanan, ternyata kota J hari itu sangat macet. Keduanya pun kini sudah tiba di parkiran rumah sakit nomor 1 di kota J. Mereka berdua bergegas langsung mencari ruangan sang adik.

HANYA MEMUJI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang