"Sayang, bangun yuk" Chika berusaha membangunkan Zendra yang masih terlelap.
"Engghh.... Maaf ya sayang aku ketiduran" ucap Zen dengan suara khas bangun tidur.
"Tidak apa sayang, mending kamu bersih-bersih dulu sana. Tadi kak Lioniel udah bawain baju buat kamu, dan sudah aku letakkin di kamar" ujar Chika
"Emh.. iya sayang, makasih ya" saat Zen sudah memonyongkan bibirnya hendak mengecup Chika, Chika pun menghindar
"Ish, kebiasaan deh nyosor nyosor. Udah sana mandi dulu"
"Sedikit aja pun sayang, ayolah aku kangen"
"Mandi dulu sana, aku laper sayang"
Zendra pun tidak jadi melancarkan aksinya, mana tega dia mendengar kekasihnya mengeluh lapar seperti itu. Meski kesal, Zendra tetap melaksanakan perintah Chika, yaitu mandi.
"Jangan cemberut gitu, nanti gantengnya ilang" goda Chika sembari cekikikan
"Jahat banget, bete sama kamu" ucapnya lalu menghilang di balik pintu kamar Chika
Chika menggelengkan kepalanya,
"Dasar bayi gede" gumamnyaSementara Zendra mandi, Chika pun bergegas memasak sesuatu untuk bisa mereka makan setelah Zen selesai nanti. Meskipun Chika tidak terlalu mahir memasak, namun dia masih bisa membuat nasi goreng dan sekedar telur ceplok. Lumayan untuk mengganjal perutnya yang lapar.
20 menit kemudian, Zen keluar dengan pakaian kasualnya yang selalu berhasil terlihat memesona dimata Chika.
"Emh, wangi banget kesayangan aku" ucap Chika seraya mencubit gemas pipi kekasihnya itu
"Ikh, cubit cubit, emangnya aku kue cubit"
"Hhahaa... Gemas sekali bayi aku"
"Kalau gemas, kiss nya mana?" Tagih Zendra
"Ngelunjak ya kamu" kesal Chika, namun masih ia turuti kemauan Zendra itu
Cup,
"Yah, kok di pipi" Zendra melayangkan protesnya
"Laparrr" tiba-tiba Chika memasang wajah melasnya sembari memegang perutnya.
"Astagaaaa, please nikah sekarang yuk sayang. Kamu gemas banget lebih gemas dari apapun sayang. Pengen banget aku karungi terus aku kurung dikamar terusss aaaa"
"Hahahhaa..... Kamu nih alay banget sih" tawa itu pecah membuat Zendra juga tertawa.
"Yasudah aku pesan makanan dulu deh, biar kamu tidak semakin kelaparan" ketika Zen hendak membuka handphonenya, Chika dengan segera menahan pergerakan Zen
"Kenapa?" Tanya Zen bingung
"Aku udah masak sayang" ucapnya lirih, sebenarnya dia agak tidak pede dengan rasa masakannya, namun disisi lain dia sangat ingin memasakkan sesuatu untuk kekasihnya. Saat ini dia hanya bisa berdoa, semoga masakannya enak dan tidak membuat perut Zendra sakit.
"Wahh... Beneran?"
"Seenggak yakin itu kamu kalau aku bisa masak?" Kesal Chika
"Hahaha... Gak gitu sayang, aku cuma agak syok aja. Kamu kan sibuk aku fikir tidak akan ada waktu untuk memasak"
"Maksud kamu aku tidak bisa masak?"
"Enggak loh ak-"
"Sudahlah, tidak usah dilanjutkan, aku takut kita berantem. Kita baru ketemu lagi setelah sibuk beberapa waktu lalu, jadi tidak ingin berdebat. Aku tidak jago dalam memasak, ya semoga saja enak dan tidak membuatmu sakit perut" ungkap Chika
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA MEMUJI (END)
FanfictionBukan hanya memuji, dia memang cantik. Rupa dan Hati nan elok membuat siapa saja pasti jatuh hati terhadapnya., mungkin aku adalah salah satunya. ~ Zendra Abiguna Assadelion