Bab 21. Rumit

783 127 1
                                    

Pukul 21.15 Wib,

"Ah, mantap banget, gilaa kota B emang gokil" tutur Ashel dan di setujui oleh member lainnya.

"Selamat ya guys, akhirnya konser hari pertama kalian selesai tanpa kendala apapun. Lalu selanjutnya tetap semangat ya, masih ada 5 kota lagi yang butuh semangat kalian" ujar Anita

"Siap kak Nit" jawab mereka serentak

"Sudah mari kita berkemas, kita harus segera berangkat ke kota berikutnya. Tapi sebelum itu, Chika kamu di tunggu di ruang sebelah, ada yang ingin bertemu. Ingat ya saya hanya beri waktu 1 jam"

"Siapa kak?" Tanya Chika dan Anita hanya mengedikkan bahunya, tak ingin menjawab rasa penasaran Chika. Biarkan dia mengetahuinya sendiri, itulah guna orang itu datang bukan? Fikir Anita.

Chika lalu berjalan menuju ruangan yang Anita tadi tunjukkan.

Dia sebelumnya mengetuk pintu itu terlebih dahulu, lalu detik berikutnya pintu terbuka dan menampakkan wajah pria yang mengisi hatinya kini.

"Zennn.... Aaaa kangennn.. katanya kamu gak bisa nonton aku" ujar Chika yang langsung memeluk tubuh Zen

"Maaf ya sudah bohong, aku hanya ingin memberimu semangat saja sayang" Zendra mengelus kepala Chika lembut

"Ekhem...disini ada orang kali" tegur orang yang berada di belakang mereka.

Seketika Chika melebarkan matanya, kaget. Itu yang terjadi padanya kini,

"Hehe... Sayang kenalin mereka daddy dan mommy aku" tutur Zen dengan santainya

Chika bengong, dia tidak tahu jika pertemuan mereka harus terjadi secepat ini.

"Sayang... Hei" Zen berusaha menyadarkan Chika dari bengongnya.

"Eh ya... M-maaf sayang" ujar Chika setelah sadar dari keterkejutannya

"Maaf om, tante, saya kurang sopan barusan. Maaf karena tidak menyadari kehadiran kalian. Perkenalkan om, tante. Saya Chika" Chika langsung menyalami kedua orang tua Zen,

Mommy Zendra nampak menahan tawanya, bagaimana tidak? Dia bisa merasakan bahwa tangan Chika kini dingin dan sedikit gemetaran. Tak jauh beda dengan sang daddy yang juga mengulum senyum, dia tahu apa yang istrinya itu fikirkan.

"Hahaha.... Tenang saja Chika, tidak perlu gugup seperti itu sayang" tawa Rana pecah juga kala menatap wajah panik dari Chika. Meskipun gadis itu berusaha menyembunyikannya, tapi namanya wanita, tentu saja Rana tahu itu.

"Eh-ma-maaf tante"

"Sudah, ayo duduk. Waktu mu tidak banyak kan nak?" Chika mengangguk, membenarkan ucapan Fandy

"I-iya om"

Mereka pun duduk dan berbincang-bincang sedikit, sampai Anita datang dan meminta izin untuk membawa Chika. Karena waktunya bagi member The FE Girls bersiap berangkat ke kota berikutnya.

"Kalau begitu, Chika izin pamit ya om, tante. Maaf Chika tidak bisa berlama-lama menemui om dan tante" sesalnya

Kedua orang setengah baya itu mengangguk dan tersenyum,
"Tidak masalah nak, lain kali kita masih bisa bertemu bukan? Jadi pergilah, kasihan teman-teman mu yang lainnya, pasti sedang menunggu mu"

"Terimakasih om, tante, saya permisi. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Begitu Chika keluar, kedua orang tua Zen menatap anaknya dengan tatapan serius.

"Kamu yakin mau mempertahankan dia?" Tanya Fandy

"Kenapa tiba-tiba Daddy menanyakan pertanyaan konyol itu?"

HANYA MEMUJI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang