BAB 22
"EL, ini nggak seperti yang lo liat!" Bima langsung berusaha mengejar Elina yang kini menjauh darinya. Ia menggapai tangan Elina. "Gua bisa jelasin!"
Kedua bola mata Elina memancarkan kekecewaan. Bangaimana mungkin ketua osis seperti Bima ini melakukan hal keji diluar sekolah kayak gini. Ternyata menaruh harapan pada orang itu nggak segampang mengedipkan mata. Menyesal, Elina sungguh menyesal sempat memberikan setitik ruang pada cowok brengsek ini.
"Mau jelasin apa? Jelasin lo main-main cewek, ngajak cewek main kamar, jelasin yang gua lihat salah?" tudung Elina bertubi-tubi. Sangat jelas di depan matanya Bima bercumbu mesra dengan Ririn. Jadi apa yang mau dijelasin. Sekalinya bajingan maka akan tetap bajingan―itulah setidaknya Elina ketahui dari cowok itu.
"Lo bisa denger gua gak El?" ucap Bima dengan suara meninggi. "Gua akui gua salah ciuman sama dia. Tapi gua gak suka sama dia, dia cuman pemuas nafsu gua doang. Gua cuman suka sama lo, El."
Elina menggeleng kepalanya. "Anjing ya tetap anjing Bim. Percuma gua mulai suka sama orang kayak lo!"
"Percuma lo bilang? Gua sudah lama tunggu lo pernah gak lo nyariin gua? Lo gak pernah ngasih kepastian sama gua. Setiap gua nembak lo, lo selalu nolak. Lo bilang mikir terus. Sampai sekarang apa yang gua dapat? Lo seolah kecewa dengan gua," ujar Bima habis kesabaran. "Gua yang kecewa sama lo, bukan sebaliknya lo!"
Udara malam membaur dengan kepanasan dalam hati Elina. Ia tidak suka cowok seperti Bima yang tidak tahu letak salahnya dimana. Dan seolah-olah Elina yang memberi kesalahan terbanyak dibanding dengan kesalahannya. Jijik! Mungkin selain brengsek, bajingan, Bima juga cowok terjijik yang ia kenal.
"Jadi lo nyalahin gua karena gua nggak nerima lo?"
"Memang salah lo kan?"
"Terimakasih! Akhirnya gua tahu cowok baik-baik belum tentu baik. Dan lo cowok terbusuk yang gua kenal," ucap Elina menetralkan marahnya. "Tenang saja, gua gak butuh perhatian lo lagi. Lo bebas dan satu lagi lo harus tahu, gua sudah mulai cinta sama lo. Atau mungkin gua benci sama lo!"
Cewek itu menutup matanya sebentar. Sesaat ia teringat dengan ucapan Anzars. Cowok itu melarangnya mendekati Bima dan inilah alasannya sifat di sekolah hanyalah cover yang cowok itu jaga selamanya.
Bima yang selalu digadung-gadungi kepala sekolah, guru, bahkan siswi yang tergila-gila padanya tidak lebih seperti penjahat yang kebusukannya belum terbongkar.
***
Tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzars
Teen Fictionperayaan sweet seventeen Elina seharusnya momen yang sangat membahagiakan namun semua itu sirna ketika Anzars menyudahi hubungan mereka yang terjalin selama 3 tahun. Anzars berharap berakhirnya hubungan mereka membuat Elina membenci dan menjauhinya...