ENAM// 6🦋

1K 58 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuu.....

بِسْــــــــــــــــــمِ-اﷲِالرَّحْمَنِ-اارَّحِيم

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله

اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِه وصحبِه وسلِّم

┈┈┈♡𝕃𝕆𝕍𝔼┈┈┈
╚╩══••✠•❀•✠••══╩╝

______________________________

_______________

_____

"Saya pernah bilang, kalau saya tidak mau bersaing. Kamu ambil dia, jika memang dia jodoh saya, apakah kamu bisa menentang?"

~AAR

🦋🦋🦋🦋

Bari keluar dari kamarnya Gus Raffa sudah di kejutkan dengan beberapa barang barang yang di bawa ke lantai atas oleh salah satu pengurus putra. Mereka membawa banyak sekali paper bag dan meletakkannya di dekat ruang tengah.

Dengan penasaran Gus Raffa mendekati salah satu pengurus yang menata barang barangnya "Permisi kang"

Lelaki itu menoleh lalu menunduk melihat Gus Raffa "iya Gus?"

"Ini semua punya siapa kang? Kenapa banyak sekali"tanya Gus Raffa dengan melihat paper bag di sana.

Pengurus putra yang biasa di panggil kang Dimas itu kemudian menjawab "Semalam saat Gus Raffa pulang dari ndalem utama, Kyai Fahmi menyuruh supirnya untuk mengambilkan paper bag ini semua Gus. Dan katanya beliau memberikan ini untuk Gus Raffa"

Gus Raffa mengerutkan keningnya. Untuk apa Kyai Fahmi memberikan barang sebanyak ini. Mereka hanya bertemu beberapa kali, lalu atas dasar apa Kyai Fahmi memberikan barang barang ini.

"Abba sudah tau?"

"Sudah Gus"

Gus Raffa mengangguk lalu berpamitan pergi kebawah untuk sarapan karena perutnya yang terasa begitu lapar. Semalam Gus Raffa hanya sempat memakan roti karena ia kemarin menghabiskan waktunya dengan para sepupunya dan setelahnya ia harus menemui Kyai Fahmi.

"Kang Akim"panggil Gus Raffa pada kang Akim yang tengah memasang foto kaligrafi yang baru saja di buat oleh Gus Raffa beberapa hari lalu.

Kang Akim yang mendapatkan panggilan dari Gus nya langsung turun dari tangga dan mendekat "iya Gus? Ada yang bisa saya bantu?"

"Di dapur ada mbk mbk mboten? Saya mau ke dapur soalnya"tanya Gus Raffa.

"Iya Gus. Sepertinya ada, apa perlu saya temani?"Gus Raffa berfikir sejenak lalu akhirnya mengangguk. Dari pada dirinya sendirian lebih baik di temani oleh kang Akim.

Mereka berjalan menuju dapur dengan kang Akim yang berada di belakangnya Gus Raffa. Namun di ambang pintu dapur Gus Raffa meminta kang Akim untuk berjalan di depannya "Permisi, mbk mbk! Gus Raffa mau masuk dapur!"ucap kang Akim sedikit berteriak agar semua orang yang ada di dapur mendengarnya.

CINTA KARENA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang