ENAM BELAS//16 🦋

711 41 1
                                    

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

______________________

________

🦋🦋🦋🦋

suasana pagi kali ini begitu mendung. awal bulan dengan cuaca yang berhujan. biasanya akan hujan di saat sore, malam dan bisa juga pagi saat waktu subuh tiba.

tidak heran jika para santri takut jemuran mereka tidak akan mengering karena hari begitu mendung dan tidak ada panas sama sekali.

selesai menjemur jubah yang akan ia pakai untuk nanti sore kajian di masjid gus raffa masuk kedalam rumahnya. ia mulai mengambil beberapa bahan makanan untuk di masak.

terdengar gerimis turun dengan hawa dingin yang masuk menusuk kulit. subuh subuh seperti ini biasanya gus raffa masih stay di kamarnya, namun pagi ini ia melarang abdi ndalem yang ingin memasak di rumahnya. ia akan masak sendiri untuk ia dan abba nya.

"raffa?"laki laki itu menoleh lalu tersenyum pada abba nya.

"iya ba?"

"kenapa masak? nanti ada abdi ndalem yang masak. kamu tidak perlu masak"ucap gus rahsya.

gus raffa memasukkan bawang merah yang baru saja ia iris kecil kecil kedalam wajan "tadi raffa memberi tau pengurus untuk melarang abdi ndalem kesini ba. raffa ingin masak sendiri"

gus rahsya mengangguk "kamu bisa?"

"kenapa tidak?"

gus rahsya tersenyum tipis "sejak kapan kamu bisa masak berbagai makanan seperti ini? dulu sepertinya kamu hanya bisa goreng goreng saja"ujar Gus rahsya dengan berjalan duduk.

"sejak bunda menyuruh raffa untuk mandiri ba"gus rahsya terdiam. anaknya itu sangat mandiri sekarang. sejak mayra pergi anak itu bahkan tidak pernah kedapur lagi, padahal dulu setiap mayra ada di dapur pasti akan ada gus raffa di sampingnya. dan ternyata sekarang, gus raffa sudah bisa masak berbagai makanan sendiri.

"kamu hebat. bunda pasti bangga punya anak seperti mu Raffa"

gus raffa tersenyum tipis. begitu semua makanan jadi gus raffa membawanya ke meja makan dengan di bantu oleh gus rahsya. setelah semuanya tersaji mereka sarapan bersama di satu meja.

****

sebelum berangkat acara kajian, gus raffa menyempatkan diri untuk pergi sebentar ke resto. selesai mengecek berbagai bahan makanan yang habis stok, ia langsung menuju masjid kota tempat di adakannya kajian. sepanjang jalan ia hanya diam dengan mendengarkan musik yang ia putar untuk menemani perjalanannya.

drttt

drttt

gus raffa mengangkat panggilan dari temannya si reyhan.

"assalamualaikum"

"wa'alaikumsalam udah sampe mana? nih andika udah nungguin dari tadi"

"sebentar lagi saya sampai. ini di lampu merah udah jalan.oh ya, kasih tau andika tolong jemput saya di depan. sepertinya kalau saya masuk sendiri tidak akan bisa, karena di depan banyak orang yang baru sampai dan mobil yang terparkir. ini saya sudah hampir sampai di depan masjid"

CINTA KARENA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang