DUA PULUH TUJUH//27🦋

949 56 11
                                    

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

__________________

__________

_____

🦋🦋🦋

dua tangan yang saling menggenggam erat, jalan berdampingan,serta warna baju hampir sama.

gus raffa bersama dengan arisha berjalan berdampingan menuju pesantren. hari ini gus raffa maupun arisha akan rapat bersama dengan dewan pesantren lainnya di kantor.

karena statusnya arisha masih sebagai ustadzah di pesantren darunnajah, jadi otomatis dia mengikuti rapat. arisha juga memegang beberapa perlombaan yang sebentar lagi akan di lakukan di kecamatan serta kota, itu sebabnya statusnya arisha sebagai ustadzah di pesantren darunnajah masih di pertahankan.

gus raffa serta arisha sudah berbicara. gus raffa sudah meminta arisha untuk tidak mengajar lagi, tapi karena waktu lomba yang tinggal beberapa hari maka arisha meminta waktu seminggu lagi untuk mengundurkan dirinya.

"ustadzah!"

keduanya menoleh. mereka baru saja mau masuk kedalam kantor karena sudah di tunggu. tetapi ada seorang santriwati yang datang menghampiri hingga membuat keduanya berhenti di depan pintu.

"assalamualaikum, maaf gus ustadzah"

"wa'alaikumsalam. ada apa?"tanya gus raffa cuek.

Santriwati itu terlihat gugup. ada raut wajah panik yang terlihat. arisha yang melihatnya mengerutkan keningnya "ada apa? luna"

perempuan dengan nama luna itu menatap arisha "ustadzah, gia..."

"ada apa dengan gia?"tanya arisha. raut wajahnya berubah panik mendengar nama gia.

"gia hampir bunuh diri ustadzah"

"hah?"

"bunuh diri?"luna mengangguk

"iya gus"

"astaghfirullah haladzimm..., bagaimana bisa luna? apa gia kembali mengamuk? bukankah beberapa hari ini dia sudah lebih baik?"

luna terus menundukkan kepalanya. jantungnya hampir copot tadi menyaksikan bagaimana dengan nekatnya gia hendak melompat dari lantai tiga "sebenarnya, tadi gia sedang berada di asrama bersama saya ustadzah. awalnya dia baik baik saja, lalu saya tinggal kebawah sebentar untuk mengambil sarapan pagi untuknya juga. sementara teman teman yang lain sedang ada piket di dapur jadi saya hanya bersama gia berdua"

"waktu itu niatnya saya sekalian untuk membelikan minuman untuk gia dulu ustadzah, tapi tiba tiba ada salah satu teman saya yang tinggal di asrama sebelah memberitahu saya katanya gia nangis nangis. saya panik laku saya segera ke atas. dan terkejutnya lagi saya melihat gia sudah berada di luar hendak melompat. untung saja tadi ada yang melapor ke pengurus, jadinya gia sekarang sudah di urus sama mereka"

arisha terlihat khawatir. raut wajahnya tidak bisa berbohong. dia datang ke pesantren ini berawal karena gia yang bisa tenang jika bersamanya. gia depresi selama ini. dan saat itu tidak sengaja arisha menemukannya di jembatan. keadaannya juga sama, gia hendak bunuh diri. namun dengan cepat arisha mencegahnya. lalu sampai akhirnya tidak lama gus rahsya mempercayainya untuk menjaga serta membimbing gia agar perempuan itu tidak melakukan hal hal nekat lagi.

CINTA KARENA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang