TIGA PULUH SATU //31 🦋

578 44 6
                                    

________________

__________

_____

🦋🦋🦋

pagi yang cerah namun tidak cerah untuk seorang pemuda yang memiliki istri dan menjadi cucu kesayangan dari pemilik pesantren.

gus raffa belum tersenyum pagi ini karena penyemangat dalam hidupnya sedang tidak ada di rumah, atau lebih tepatnya mereka LDR

Sedari semalam gus raffa mencoba untuk menelfon arisha tapi perempuan itu tidak mengangkatnya. gus raffa juga sudah memberi pesan tapi di balas pada pukul sembilan malam dan saat itu gus raffa sudah tidur karena kelelahan.

helaan nafas keluar dari mulut putranya membuat gus rahsya yang saat ini tengah satu meja dengan gus raffa mengerutkan keningnya "kamu kenapa raffa? biasanya kalau pagi udah senyum senyum sekarang kenapa kayaknya nggak semangat gitu?"

gus raffa mendongak menatap Gus Rahsya "bagaimana raffa mau semangat abba? penyemangatnya nggak ada, istri raffa nggak ada di rumah"

mendengar jawaban dari putranya gus rahsya menggeleng gelengkan kepalanya dengan bibir tersenyum "kalian ldr nih ceritanya?"

"iyaa"

"ya Allah kasian sekali"gus raffa menatap gus rahsya dengan muka masamnya. bukannya memberikan semangat abba nya malah meledeknya.

mereka kembali diam dengan melanjutkan sarapan masing masing. namun tidak lama gus rahsya meminum air nya dan kembali bertanya "bukankah kamu mau ke Kediri?"

"iya"

"kapan berangkatnya?"

"setelah ini. habis sarapan raffa mau ke pesantren sebentar untuk memberikan materi yang nanti di gantikan sama ustadz zaki yang udah raffa siapin baru setelah itu raffa berangkat"

mendengar ucapan putranya gus rahsya mengangguk anggukkan kepalanya "berapa hari?"

gus raffa mengidikan bahunya tanda tidak tau. setaunya dia akan satu hari disana karena andika tidak mengatakan apa apa selain tanggal ini dia kajian di kediri.

"kamu hati hati dijalan. nanti kalau sampai disana kamu kabarin. abba tau kamu udah mandiri dan nggak perlu abba awasin lagi, tapi mau bagaimana pun kamu tetap putra yang paling abba sayang raffa. hanya kamu yang sekarang abba punya, jadi abba berharap kamu bisa melakukan apa yang abba katakan untuk sekarang ini"

gus raffa menyimak semua ucapan gus rahsya. abba nya memang benar, meskipun sekarang dia tidak perlu di awasi lagi tapi mau bagaimana pun dia tetap anak satu satunya dari seorang gus rahsya.

"kamu bisa mengerti kan raffa?"

gus raffa mengangguk secara perlahan lalu berpamitan pergi keluar karena mendapatkan telfon dari andika.

gus rahsya terus terdiam melihat punggung putranya yang mulai menghilang. perasaan cemas terus hinggap di hatinya tanpa alasan. apalagi sesuatu yang belum gus rahsya bilang kepada putranya membuatnya terus khawatir "maafkan abba raffa. semoga abba bisa melihatmu bahagia agar abba bisa tenang melepaskanmu sepenuhnya. abba tau kamu anak laki laki, tapi abba sangat menyayangi kamu raffa"

CINTA KARENA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang