Part 7

182 13 2
                                    

Setelah itu mereka ber empat ke kamar masing - masing, untuk istirahat dan akan bersiap - siap untuk nanti malam.

Lanjutt     



* malam hari
Pada jam 19.00 mereka semua berkumpul di lantai satu untuk pergi keluar untuk makan malam

Mereka menggunakan baju serba hitam karna itu permintaan dari si bungsu

" yaudah ayok berangkat biar ga terlalu malem nanti pulangnya " ucap Shani

" kita pake satu mobil aja biar enak " kata Gracia

" cici boleh ga kalo dedek naik motor, biar bisa menikmati udara malam kota jakarta " kata Gita dengan wajah memelas

" iiiihhhh nggak ya dek..gaboleh, pake mobil aja barengan " tolak Feni

" aahhhh kak mpennn ngga mauu " ngambek Gita

" ciciiiiiiii " manyun Gita

" bareng aja sayang " pinta shani

" ya ci boleh ya, janji deh ga ngebut dedek naik motornya tetep di belakang mobil cici " mohon Gita

" huffttt.... Yaudah janji ya ga boleh ngebut " kata shani akhirnya luluh

" yessssss... Makasih cici, muachhh.... Muachhh " jawab Gita sambil mencium Shani

Akhir setelah drama permotoran mereka bersiap untuk menaiki kendaraan masing - masing

Gita meminta naik motor karna Gita akan menjaga kakaknya dari belakang bukan karna ga mau satu mobil

Akhirnya mereka keluar dari gerbang rumah besar itu

Setelah satu  jam perjalanan mereka sampai pada sebuah tempat makan yang cukup terkenal

Disana mereka menjadi tontonan karna aura dan kecantikan mereka yang waw

Tiga orang wanita yang terkenal dengan menyandang nama Danendra sedangkan ada satu wanita yang menggunakan topi dan maskernya, yang jadi pertanyaan orang - orang

" itu bukan anak - anak dari keluarga Danendra bukan ? " tunjuk seseorang

" gila auranya bukan maen " kata yang lain

" cantik banget astaga " tambah seseorang

" tapi yang satunya siapa ya? " orang bertanya

" misterius banget " tambah seseorang

Banyak lagi bisik - bisik dari pengunjung tempat makan itu

Mereka berempat seolah tuli mereka terus berjalan dan langsung masuk ke ruang vip

" huffttt..... Cape banget " ucap Gita yang sudah mendudukkan dirinya dan menyenderkan badannya

" hahahahah dedek dedek " ucap Gracia gemas sambil mengelus kepala Gita

" gini nih capenya kalo keluar, harus banget apa diliatin begitu?? "

" kek ga ada hal lain aja buat dilihat " kesal Gita

Pasalnya Gita tidak suka diperhatikan oleh halayak umum

" yahh mau gimana lagi dek, namanya juga kakak - kakak dedek ini terkenal " sombong Feni pada Gita

Gita hanya memutar bola matanya malas

" apalah kak mpen ini " sambung Gita

Yang mendapat ketawa renyah dari ketiga kakaknya

Skip setelah makan

Sekarang empat bersaudara itu masih berada di arah jalan pulang, dengan Gita yang masih setia dibelakang mobil sang kakak

Setelah berada di lampu merah, ada sebuah mobil hitam yang sengaja memepet mobil milik sang kakak

Mobil itu memang mengikuti mobil Shani dari pertama keluar dari rumah makan

Alhasil mobil itu di kejar oleh Gita, karna berani bermacam - macam pada kakak - kakaknya

" dedekk " ucap Shani setengah berteriak di dalam mobil

Ketika melihat motor Gita melaju dengan cepat dan langsung mengejar mobil itu

" cici gimana sama dedek, aku takut dedek kenapa - napa " khawatir Gracia yang sudah meneteskan air mata

" sabar ya gre semoga dedek gapapa " ucap Feni yang menenangkan Gracia

" semoga ya mpen " balas Gracia sambil meng genggam tangan Feni

" yaudah kita tunggu dedek di rumah aja " ucap Shani setenang mungkin

Padahal hatinya panik bukan main, ia khawatir, takut dan ingin mengejar sang adik tapi ia tahan di depan adik - adiknya yang lain agar tidak tambah panik

" tapi dedek gimana ci ? " tanya Gracia

" yakin sama dedek gre " kata Shani

" huffttt.. Oke ci " kata Gracia

Setelah satu jam menunggu Gita, akhirnya yang di tunggu sampai dirumah tanpa luka sedikit pun
( gatau di badannya gimana )

" dedek pulang " teriak Gita yang melebarkan senyum nya

" dedek sayang " ucap Shani langsung memeluk Gita

" kamu gapapa kan dek, ada yang luka ga, ada yang sakit atau apa ? " cercah Gracia khawatir

" dedek gapapa kok ci kak, dedek cuma ngejar tu orang aja, dedek ga di apa - apa in juga sama mereka " jawab  Gita sambil memutar badannya agar sang kakak yakin bahwa ia tak apa - apa

" beneran sayang kamu gapapa " Feni masih belum yakin

" iya kak mpen aman, tenang santai jangan tegang begitu " kata Gita

" bersih - bersih dulu dek habis itu turuh kebawah ya " suruh Shani

" oceeee cici " jawab gita

Dan gita langsung berlari menuju ke kamarnya

" yaudah kalian naik ke atas gih " suruh Shani pada Gracia dan Feni

" iya ci.... Good night... Muachhh.. Muachhh " ucap Gracia dan Feni secara bergantian

Setelah mereka kekamar masing - masing Shani pun menuju kekamar nya juga untuk membersihkan diri dan bersiap untuk mengintrogasi Gita







* pov Gita

Setelah gita memasuki kamar ia langsung mengunci kamarnya dari dalam

" hufftty amann , untung cici ga curiga "

" gue harus bikin perhitungan untuk orang - orang yang dengan sengaja mau nyelakain kakak - kakak gue "

" gabakal gue biarin kalian, setalah kalian mencoba bikin kakak gue takut "
" kalian salah pilih lawan " ucap Gita sendiri

" untung lukanya cuma di perut kalo di muka berabe di marahin cici nih " ucap gita yang melihat memar di perutnya

Karna terkena pukulan tongkat dari musuhnya

Setelah selesai bersih - bersih dan mengobati lukanya Gita langsung menuju ruang tamu

Diasana sudah ada Shani yang menunggu, dan sedang membaca buku

Setelah melihat Gita turun dari tangga, Shani langsung meletakkan bukunya dan mengalihkan perhatiannya pada Gita


















Maaf banyak typo nya










Vote and comment


biarkan aku sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang