SEMBILAN

248 39 9
                                    

Malam setelah minum teh bersama dengan Bibe, ada satu hal yang semakin Thom sadari, wanita itu menarik, bukan, lebih dari sekedar menarik tepatnya. Dia begitu menggambarkan wanita dewasa yang cerdas namun tetap manja dan menggemaskan. Thom menyukai itu.

Bibe bekerja di sebuah galeri seni, hidupnya disibukan dengan hari-hari bersama Phill dan Fredd yang tidak mudah. Menurut penuturan wanita itu, sudah lama dirinya tidak keluar untuk sekedar minum teh bersama temannya, dan wanita itu menikmati sekali hari dimana dia bisa minum teh bersama dengan Thom.

Masih teringat bagaimana tawa renyah Bibe muncul saat mereka berdua terjatuh dari sepeda yang Thom bawa. Wanita itu meluapkan tawa lepasnya hingga berair mata. Membuat Thom merasa sergapan rasa hangat dan debaran menjalar didalam dadanya.

Ponsel abu-abu milik Thom bergetar, sebuah pesan masuk dari nomor yang membuat kedua sudut bibir Thom terukir menjadi senyuman manis.

Bibe Vedder
Hai Thom,
Bagaimana kabarmu? Apakah kau ada waktu luang besok?
Aku berencana mengajakmu makan siang bersama setelah aku ada kunjungan di galeri seni.

Menahan senyumnya yang tidak bisa untuk tidak terukir Thom melirik Nathan yang tengah asik memainkan ponsel di sofanya. Lelaki itu sedang mampir setelah makan siang bersama dengan temannya.

Thom Hay
Hai, I'm totally good.
How abt you?
Mungkin kita bisa makan malam. Aku ada jadwal latihan besok, biasanya kami akan selesai berlatih menjelang petang.
Bagaimana?
Aku akan menjemputmu dengan mobil tentu saja, menghindari tragedi terjatuh dari sepeda.

Sebuah bantal terlempar dengan mulus kearah wajah Thom. Nathan tentu saja pelakunya, siapa lagi. Lelaki itu heran menlihat Thom tak hentinya tersenyum ketika membalas pesan di ponselnya.

"Ada apa denganmu? Mengerikan sekali sejak tadi tersenyum tidak jelas." Ucap Nathan penuh selidik.

Mengangkat kepalanya, Thom segera mengubah ekspresinya. "Tidak ada. Kau akan menginap disini atau pulang?"

Nathan kembali asik dengan ponselnya. "Pulang saja. Aku bawa mobilmu ya. Besok aku akan menjemputmu sebelum berlatih lalu kau mengantarku pulang." Jawabnya.

"Tidak mau." Thom menolak ide Nathan, sambil masih terus berbalas pesan dengan seseorang di ponselnya.

"Kenapa tidak?" Tanya Nathan kesal.

Thom meletakan ponselnya, meneguk segelas es americano yang tadi dia pesan online bersama dengan camilan lainnya. "Aku mau pergi besok setelah latihan."

"Kemana?"

"Makan malam."

Nathan tertawa keras, "kau mau kencan? Dengan single mom cantik itu ya?"

--

Mobil hitam milik Thom melaju cukup kencang meninggalkan training ground SC Heereveen. Lelaki itu meninggalkan Nathan dan beberapa temannya begitu saja, berpikir harus segera menjemput Bibe sebelum wanita itu memutuskan untuk menaiki bus menuju tempat yang mereka tentukan untuk makan malam.

Thom segera membersihkan diri dan berganti dengan setelan casual, lelaki itu sempat bercukur sebentar untuk memastikan bahwa jambang dan kumisnya tak terlalu berantakan untuk makan malam pertamanya dengan Bibe, yang entah mengapa selalu semakin terlihat menarik dimata Thom.

Mengatur nafasnya untuk meredam detak jantungnya yang tiba-tiba terasa begitu berdebar, Thom mematikan mesin mobilnya. Berdeham perlahan, lalu turun dan berjalan perlahan melewati halaman rumah Bibe menuju foyer rumah wanita itu. Beberapa kali Thom masih terus menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya lelaki itu menekan tombol bell rumah keluarga Huijsman.

Butuh dua kali menekan bell ketika akhirnya pintu dengan cat berwarna coklat mahoni itu terbuka perlahan. Menampilkan sosok Bibe dengan celana jeans ketat dan kemeja oversized putihnya. Rambut pirangnya diikat satu dengan anting unik mewarnai kedua daun telinganya.

"Hai, terima kasih sudah menjemputku Thom. Sungguh aku bisa naik bus sebenarnya." Ucap Bibe keluar dari pintunya, lalu berbalik menutup dan mengunci pintunya. "Kau tidak perlu minum lebih dulu kan?" Lanjutnya.

Mereka kemudian sama-sama tertawa ringan. Hai kenapa keduanya menjadi gugup seperti ini? Mereka sudah dewasa bukan usia mereka sudah lewat dari dua puluh lima tahun dan ini bukan kali pertama mereka berkencan. Tapi kenapa secanggung ini?

Bagi Thom mendekati Bibe bukan sebuah tujuan utama, dia mengenal wanita itu bahkan setelah insiden mengantar siswa dari Claire bukan? Lalu jika bisa berkenalan dan mendekati berkencan seperti ini? Bisakah disebut bonus atau rencana terselubung?

"Baik aku akan minum di restoran saja." Thom tersenyum tipis sambil mengangguk. Tatapan matanya tidak bisa berbohong bahwa dia tertarik pada wanita dihadapannya.

"Aku akan membukakan pintu untukmu." Ucapnya berlari kecil mendahului Bibe, membuka pintu penumpang disamping kursi kemudinya.

Sementara Bibe tersenyum dan menggeleng ringan, "Sungguh terima kasih anakmuda."

"Anak muda?" Ulang Thom menutup pelan pintu saat Bibe sudah duduk nyaman di kursi penumpang.

Bibe mengangguk ringan, "Tentu. Kau sahabat kedua putraku bukan?" Senyum jahil terukir di bibir peach wanita itu.

Menggeleng ringan masih dengan senyumannya, Thom berdeham, "Apakah boleh sahabat dari Phill dan Fredd mengajakmu makan dan berkencan?"

Thom Haye - Lovely MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang