SEPULUH

317 43 2
                                    

Malam di Amsterdam tak pernah terasa semenyenangkan ini bagi Thom. Lelaki itu tak hentinya tertawa karena obrolan ringan dan menggemaskan bersama Bibe. Pun yang sama Bibe rasakan. Wanita itu merasa lebih membuka diri dengan Thom, tak ada lagi batasan tak kasat mata diantara keduanya. Mereka telah menemukan kenyamanan satu sama lainnya.

Thom melipat kedua tangannya diatas meja, memperhatikan betapa Bibe sangat menarik dengan berbagai pengalamannya bekerja maupun membesarkan Phill dan Fredd. Lelaki itu semakin kagum dengan bagaimana Bibe hidup sebagai seorang single mom.

"Tidakkah kau lelah hidup sendiri?" Tanya Thom ketika Bibe mengunyah dessertnya.

Wanita itu tersenyum lalu menggeleng ringan, "Aku selalu menjawabnya dengan kata Tidak. Selelah apapun aku selalu menjawab dengan kata itu."

"Kenapa?"

Menopang dagunya, Bibe menatap kedalam mata Thom. "Listen, aku harus selalu kuat mendampingi dan menghidupi anak-anakku. Jika aku mengeluh lelah, maka pada siapa Fredd dan Phill akan bersandar ketika mereka sedih, lelah, marah dan sakit? Haruskah dia datang pada Kevin yang sejujurnya selalu keberatan ketika mereka berada disana?"

"Kevin keberatan?"

Mengangguk Bibe mengiyakan. "Selama ini Kevin menemui kami karena aku selalu memaksanya. Aku tidak ingin anak-anak kehilangan sosok Daddy-nya maka aku memaksa Kevin. Termasuk soal libur musim panas ini. Lihat saja, sebelum musim panas berakhir pasti Kevin akan mengantar mereka kembali dengan berbagai alasan."

"Tidakkah anak-anak merasa kecewa?"

"Tentu. Tapi untungnya mereka sudah paham. Mereka senang ketika bersama Kevin tapi ketika Kevin tidak bersama dengan mereka, mereka tidak mencarinya. Kadang aku menyesal betapa aku sangat bodoh menerima Kevin sebagai suamiku sampai harus terlahir Phill dan Fredd. Aku merasa sangat bersalah pada mereka." Bibe menghela nafasnya.

Mengangguk ringan Thom tersenyum, "Kau adalah Perfect Mommy untuk mereka. Mereka bangga padamu. Aku pun bangga padamu."

"Thanks Thom." Seulas senyum tersungging di bibir Bibe.

"Aku bisa membantumu menjaga Phill dan Fredd ketika kembali. Mengantar jemputnya, menemani mereka ke akademi sepak bola, bermain di taman mungkin." Tawar Thom.

Bibe tertawa, lalu mengangguk. "Apakah kau sedang mencoba mengambil peran sebagai calon ayah untuk Phill dan Fredd?"

--

"Thom sungguh aku berterima kasih, kau memberikan warna baru dihidupku dan anak-anak." Ucap Bibe ketika mobil Thom berhenti di teras rumahnya.

Mendengar ucapan terima kasih dari Bibe, entah kenapa membuat perasaan Thom menjadi kacau. Jantungnya berdegup cukup kencang dan kakinya mengetuk lantai mobil gugup.

"Sama-sama, aku senang berada diantara kalian. Membuat hariku tidak hanya diisi dengan Claire dan Nathan." Thom tertawa ringan.

Menatap Bibe yang terlihat manis setelah rambutnya diikat menjadi cepol berantakan, Thom menarik nafasnya lalu mengubah posisi duduk sehingga keduanya berhadapan.

"Sorry, aku tahu ini cringe tapi, bisakah kau mengijinkanku untuk tetap bersama kalian? Maksudku menjadi bagian dari kalian, menghabiskan waktu bersama kalian? Atau mungkin.."

"Kau yakin? Di usiamu bukankah seharusnya kau berkencan dengan gadis muda dan cantik? Menghabiskan waktu dengan Nathan di club? Berlatih menaikkan karir sepak bolamu?"

Thom mengedikkan bahunya, "Memang jika aku bersama dengan kalian aku tidak bisa melakukannya?"

Mengangguk ringan Bibe memutar posisi duduknya, "Thom, kau bisa mendapatkan pengalaman lebih banyak jika kau tidak menghabiskan banyak waktu bersama kami.

Ketika kau memutuskan bersama kami, Fredd dan Phill akan menyita waktumu, bisa mempengaruhi jam berlatihmu karena mereka pasti akan tergantung padamu dan ingin selalu berada di dekatmu.

Ketika kau memutuskan bersama kami, orang tuamu, Claire dan Nathan mungkin akan mengatakan kau gila karena mereka tahu banyak gadis muda dan single yang bisa kau dekati dari pada sekedar mendekati single mom seperti aku."

"Memang kau seperti apa? Kau baik, cerdas, hebat, cantik, dan kau membuatku terpesona Bibe." Ucap Thom kemudian berdeham meredam rasa malunya sendiri setelah dengan terang-terangan menyatakan perasaannya.

Bibe tersenyum manis, lalu mengangguk ringan, "Sungguh, aku tidak pernah memikirkan kita memiliki pembicaraan seperti ini Thom.

Kau bisa menemui Fredd dan Phill kapanpun kau mau. Tapi untuk sesuatu yang lebih dari itu, aku ingin kau memikirkannya dengan benar. Kami sudah pernah terluka dan kami tidak ingin terluka lagi."

Bibe turun dari mobil Thom, berterima kasih lalu memasuki rumahnya. Menutup pintu dan menyandarkan tubuhnya pada sisi lain pintu tersebut. Tangannya memegang dadanya yang berdegup tak beraturan.

Benarkah yang Thom maksud tadi adalah lelaki itu ingin menjadi bagian dari kehidupan mereka?

Thom Haye - Lovely MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang