ENAM BELAS

239 33 4
                                    

Malam semakin larut ketika Phill akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Anak itu mengalami gegar otak ringan. Sempat mengalami koma, namun Phill sudah berhasil melewati masa kritisnya.

Kevin memasuki rawat inap, lalu menghentikan langkahnya. Di dalam kamar, Phill tertidur di ranjang dengan Bibe di sampingnya, sementara di sofa ruang tunggu Fredd tertidur dipangkuan Thom yang juga tertidur.

Hati Kevin mencelos rasanya, mengingat apa yang Fredd katakan saat pertengkaran melanda mereka. Kedua putranya sudah lebih tergantung pada Thom dibandingkan dengan dirinya.

--

"Bagaimana keadaan Phill?" Suara Claire menyambutnya ketika Thom baru saja menginjakkan kaki kedalam rumah.

Ya, sejak tiba di Amsterdam, Thom belum kembali ke rumah. Dia menghabiskan waktu di rumah sakit menemani Bibe menjaha Phill dan Fredd.

"Sudah lebih baik. Sudah mulai ceria. Dia sudah mau makan. Hanya saja dia mengeluh pusing dan banyak memar di tubuhnya akibat benturan." Terang Thom.

Lelaki itu meletakan kopernya asal, lalu duduk di sofa, meregangkan tubuhnya. Sungguh dia merasa sangat lelah.

"Lalu siapa yang menjaga Fredd?"

"Daddy-nya."

Claire terdiam, melihat ekspresi Thom yang terlihat kesal. Lalu menyadari sebuah memar ada di wajah adiknya. "Kalian bertengkar?"

Mengangguk perlahan, Thom menyentuh bagian memarnya. "Dia mengancam akan menggugat hak asuh jika ada hal burun terjadi pada anak-anak."

"Gila! Kau serius?"

Kembali mengangguk Thom menghelas nafasnya gusar, "Apakah pengacara perusahaan papa bisa mendampingi Bibe jika Kevin benar-benar menggungat hak asuh? Aku tidak bisa membayangkan anak-anak jauh dari Mommy mereka. Aku juga tidak bisa membayangkan bagaimana Bibe jika dia tidak bersama dengan anak-anak.

Aku pun juga pasti akan memikirkan mereka."

--

SC Heereven baru saja menyelesaikan pertandingan dengan mereguk kemenangan 3-1 atas tim lawan. Mereka berencana akan makan malam bersama untuk merayakan kemenangan sekaligus memberikan ucapan selamat kepada Thom dan Nathan yang akhirnya resmi mengambil sumpah kewarganegaraan Indonesia mereka.

Thom terpaksa mengikutinya, meskipun sebenarnya lelaki itu sudah sangat ingin berlari meninggalkan acara makan malam dan memilih menyusul Bibe menemani Phill di Rumah Sakit.

Setelah pertengkaran mereka bertiga -Thom, Bibe dan Kevin yang juga disusupi dengan luapan emosi dari Fredd, Kevin meminta maaf pada putranya, lalu memutuskan membawa Fredd sementara Bibe mengurus Phill. Awalnya Fredd menolak dan mengatakan ingin tinggal di rumah bersama Thom namun karena jadwal Eredivise yang padat akhirnya Fredd mengerti dan menerima keputusan untuk tinggal sementara bersama dengan Kevin.

Nathan menuangkan bir di gelas Thom, sejak tadi dia melihat sahabatnya begitu gelisah dan tidak menikmati malam bersama mereka. "Kau memikirkan anak-anakmu?" Goda Nathan.

Meneguk bir-nya Thom tersenyum pahit dan mengangguk sebagai jawaban.

"Kau bilang kondisi Phill membaik?" Lanjut Nathan.

"Phill memang membaik, tapi Kevin mengancam akan menggugat hak asuh anak-anak. Sebenarnya itu yang membuatku merasa tidak nyaman belakangan. Kevin menuding Bibe terlena denganku dan tidak becus menjaga anak-anak. Padahal kau lihat sendiri seperti apa Bibe menjaga Phill dan Fredd."

Nathan meletakan gelas birnya keras, "Ah bajingan itu. Seperti dia bisa mengurus anak dengan benar saja."

Thom tertawa ringan, "Makanya setiap hari aku mebgkhawatirkan hal ini. Takut jika undangan pengadilan datang karena gugatan Kevin."

Mengetukkan jemarinya kemeja, Thom menghabiskan bir yang tersisa di gelasnya, "aku pergi dulu. Aku akan ke rumah sakit sebentar sebelum ke rumah." Lelaki itu bangkit berpamitan dan meninggalkan teman-temannya.

--

Phill terlihat begitu bahagia ketika pintu rawat inap terbuka dan menampilkan Thom yang berdiri dengan membawa buket bungan dan box mainan. Sungguh sepanjang hari dia menunggu kedatangan Thom, namun lelaki itu baru muncul di malam hari.

"Thooom! Aku merindukanmu!" Teriak Phill merentangkan kedua tangannya dan disambut oleh pelukan Thom.

"Aku juga sayang. See, aku membawa mainan untukmu." Ucap Thom menyerahkan mainan pada Phill yang disambut gembira.

"Dan itu bunga untuk siapa?" Tanya Phill membuat Thom sedikit salah tingkah.

Berdeham, Thom beralih pada Bibe, "Untuk mommy tentu saja." Ucapnya menyerahkan bunga pada Bibe yang tersenyum sebagai ucapan terima kasih.

Ada jejak air mata di wajah Bibe yang membuat Thom khawatir. Lelaki itu mengajak Bibe duduk di kursi ruang tunggu sementara Phill memainkan mainan barunya.

"What's wrong?" Thom membuka percakapan sambil menatap dalam mata Bibe.

Mendengar pertanyaan lelaki itu, Bibe menangis, runtuh lah berbagai rasa yang disimpan seharian ini. Memeluk Bibe, Thom menyandarkan wanita itu di dadanya, membiarkan isaknya mereda. Thom tahu sesuatu yang buruk terjadi hari ini pasti.

"Kevin, mengajukan gugatan hak asuh. Pengadilan sudah mengirimkan surat panggilan untukku." Ucap Bibe disela isakannya.

Tubuh Thom menegang, lelaki sialan itu benar-benar berniat mengambil anak-anak dari Mommy-nya.

Thom Haye - Lovely MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang