Bab 02

17.2K 134 0
                                    

Happy Readings!!!

***

Setelah kejadian kemarin, Velita benar-benar ketakutan. Terlebih, ia tau jika dokter gila itu pasti tidak akan berhenti begitu saja. Velita jadi merinding sendiri kala mengingat perkataan si dokter, tentang dirinya yang tak boleh menghindari dari sosok tersebut. Tapi, bagaimanapun juga ia harus bisa menjauh dan menyudahi aksi gila dokter mesum itu sebelum melebihi batas wajar.

06.26 WIB.

Velita masih setia duduk diam di dalam kelas, bahkan Julian pun tak terlihat mengunjunginya kali ini. Memikirkan soal Julian, Velita malah merasa bersalah karna ia sudah merasa mengkhianati lelaki itu. Terlebih, bekas yang ditinggalkan dokter itu masih ada di lehernya. Untungnya, berada dibawah dekat dadanya jadi bisa tertutupi oleh kerah seragam.

Disaat sedang asyik-asyiknya melamun, Julian datang dan langsung duduk disamping Velita yang sedang melamun.

"Dari kemarin-kemarin gue datang Lo ngelamun mulu deh, kenapa? Ada masalah ya?" Tanya Julian yang mengagetkan Velita.

Refleks Velita memukul lengan lelaki itu, "Lo kalo Dateng jangan ujug-ujug ngomong elah kaget gue!"

Julian nyengir, "Yaudah iya maap, tapi jujur sama gue Lo kenapa?"

Velita diam, gadis itu hanya menatap kekasihnya.

"Oke gue ga maksa Lo buat cerita, tapi kalo emang nanti mau cerita jangan ragu ya? Gue bakalan jadi pendengar setia Lo, meskipun gue juga gatau apa gue bisa bantu atau engga."

Velita tersenyum, "Iya, sebelumnya thanks ya. Tapi nanti deh gue bakalan coba buat cerita."

Julian langsung mengelus pucuk kepalanya, "Lo tadi pagi sarapan gak?"

Dengan wajah yang merona Velita menggeleng.

"Ada yang Lo mau ga? Biar nanti gue yang beli dan Lo tunggu disini aja sebelum bel bunyi," tawar Julian.

Velita menggeleng, "Gak deh, gue belum laper-laper amat."

"Mending Lo balik kelas, gih."

Julian mengangguk, "Okedeh, gue balik kelas ya? Nanti gue kesini lagi pas jam istirahat."

Disaat Julian sudah pergi meninggalkan kelasnya, Velita kembali melamun. Namun, detik itu juga Velita merasakan suasana yang mencekam.

"Tadi siapanya kamu?" tanya seseorang dari arah belakang.

Velita terperanjat, "Dok?!"

Gagah tersenyum lebar, "Yuk, ikut saya sebentar."

Tanpa memikirkan keadaan sekitar, Gagah dengan entengnya mencengkram lengan Velita dan hendak menarik nya.

"Lepasin ih! Banyak yang liat," ungkap Velita yang berusaha memberontak.

"Ikut saya atau saya terpaksa gendong kamu sekarang juga?" ancam Gagah membuat Velita terdiam.

Memikirkan nya pun tak ada yang benar, pikir Velita. Tapi... Jika ia tak memilih, tetap saja akan berakhir dengan dirinya yang harus mengikuti kemauan si dokter gila ini.

"Tapi, aku bentar lagi---"

"Gausah dipikirin, saya udah dapet ijin dari wali kelas kamu."

Velita terbelalak, "Hah?"

"Udah, yuk!"

"Bentar!"

Semua teman-teman Velita yang ada di kelas hanya diam menonton, sebagian ada yang tak bisa berpaling dari paras si dokter yang begitu memikat. Dan ada juga yang mulai melontarkan cibiran tak enak di dengar oleh Velita.

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang