Bab 23

4K 30 0
                                    

Happy Readings!!!

***

Apakah keputusan Gagah sudah bulat untuk menikah dengan wanita pilihan orang tuanya sendiri? Tanpa di dasari oleh cinta sama sekali? Tentu saja tidak! Gagah tidak akan bertindak sebodoh itu sampai harus benar-benar merelakan Velita begitu saja. Perjodohan? Hal konyol yang tak seharusnya Gagah setujui dari awal malah ia sanggupi karna perasaan putus asa akan cuek nya Velita.

Tapi sekarang, Gagah tengah berdiri di hadapan sang Ayah, Gavin. Tatapan keduanya terlihat sangat serius, terutama Gagah. Lelaki itu sangat sangat kesal, jika di depannya bukanlah sosok Ayah. Tak segan, Gagah akan melayangkan satu buah pukulan. Sayang, dia adalah Ayahnya sendiri. Yang sudah mendidiknya sampai saat ini.

"Ada apa lagi? Ada yang mau kamu bicarain?" Tanya Gavin menatap putranya.

Gagah mengangguk, "Saya cuma mau minta sesuatu sebelum pernikahan ditentukan."

Gavin mengernyit, apalagi menyangkut pernikahan putranya dengan putri temannya sendiri. Padahal sebelum nya sudah dipastikan, tapi sepertinya akan ada sesuatu yang berbeda.

"Kalau kamu mau membatalkannya, tidak bisa."

Menyakitkan untuk didengar tapi yasudah, Gagah tak peduli. Lagipula, apa yang ingin ia sampaikan belum terucap.

"Sebelum saya menikah dengan Carol, saya hanya ingin memastikan jika Veli---"

Gavin seketika menatap Gagah tajam, terlebih mendengar kata Veli. Nama yang sangat enggan pria paruh baya itu dengar. Nampak kesal? Tentu.

"Ada apa lagi, hah?! Apa kamu masih belum cukup waras?"

"Veli, Veli, dan Veli."

"Hanya itu yang keluar dari mulut kamu setiap kali meminta sesuatu."

Ini sudah dibayangkan sebelumnya, lucu memang. Meskipun kenyataannya, Gagah selalu saja membicarakan Velita tanpa diketahui siapa sosok Velita oleh kedua orangtuanya sendiri. Hal yang ditakutkan adalah, Gavin takut jika anaknya itu gila.

"Sudah cukup, lebih baik kamu persiapkan semuanya dan persiapkan diri kamu buat melangkah ke kehidupan selanjutnya."

"Memiliki keluarga dan hidup bahagia," tambah Gavin.

Bukan Gagah namanya jika tak sampai keinginannya sampai menjadi kenyataan, sekalipun itu mustahil tapi setidaknya harus ada kesempatan. Ya kan?

"Tapi sebelum itu, saya akan pastikan tidak akan menikahi Carol. Dan akan menikah dengan Veli."

Senyum picik terpancar dari wajah Gavin, pria itu seakan menganggap ucapan putranya sekadar untuk membantahnya. Lebih tepatnya, memberontak.

"Terserah, kamu nikmati sepuasnya wanita bernama Veli itu. Percuma, pada akhirnya kamu akan tetap menikah dengan Carol seorang."

Dan perbincangan mereka pun berakhir, puas? Belum. Gagah masih belum puas akan keputusan dan reaksi dari sang Ayah, lelaki itu semakin bertekad untuk segera menemui Velita dan membawanya ke depan pria sialan itu, ya, Ayahnya sendiri. Mungkin dengan begitu, dia akan tau jika Veli yang selama ini ia bicarakan adalah sosok nyata.

***

15.23 WIB.

Semenjak retaknya dan berakhirnya hubungan antara Velita dan Julian, di hari pertama mereka menjalani ikatan sebagai mantan pun di mulai. Meskipun, orang lain tak tau jika sebenernya mereka sudah putus. Terutama Cika, gadis itu malah terus membicarakan tentang Julian.

"Vel, ko si Julian gak kesini? Biasanya tuh cowok kan ke kelas tiap hari."

Velita hanya menggedik tak tahu, akan jadi rumit jika temannya tau mengenai hubungannya dengan Julian. Apalagi, selama ini Cika hanya tau keduanya berhubungan baik tak ada masalah.

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang