Bab 00

51.1K 269 4
                                    

Happy Readings!!!

***

RS. Widia Utama.

Rumah sakit yang kini tengah gencar dibicarakan, sebab apa? Rumah sakit itu kedatangan dokter baru. Tepatnya, hanya seorang dokter gigi.

Nama nya adalah, Dr. Gagah. Sesuai namanya, Gagah, lelaki berparas tampan nan tegas itu sepertinya kurang cocok untuk menjadi seorang dokter gigi saja.

Tapi, apa boleh buat itu pilihan nya sendiri, ya kan?

Tepat di depan Rumah Sakit itu, seorang gadis yang tengah memegang sebelah gigi nya itu mengeluh kesakitan akibat gigi susu nya yang akan copot.

"Lo yakin gue harus ke dokter gigi?" tanya gadis itu pada temannya yang berdiri disamping.

"Iya lah anjir, emang Lo mau sakit-sakitan kaya gitu? Nyut-nyutan sampe ke kepala, mau?"

Gadis itu mendengus kesal, ia tak mau menahan rasa sakit dan ngilu ini lebih lama lagi. Meskipun gambaran mengenai dokter gigi itu menakutkan, tapi lebih menakutkan jika gigi susu nya ini tak kunjung ia cabut.

"Yaudah, hati-hati ya Velita Priska. Dicabut nya pake obeng," ungkap temannya itu yang langsung pergi.

Velita Priska, gadis yang sedang sakit gigi itu dengan kesal menghentakkan kedua kakinya ke tanah.

"Anjing ya Lo--- awwww..."

Tak mau membuang waktu lagi, Velita langsung masuk ke dalam Rumah Sakit itu. Sebelumnya, ia sudah membuat janji dengan si dokter. Yang katanya lagi rame dibicarakan, tapi Velita tak peduli. Yang penting saat ini adalah giginya tercabut, maka ia akan syukuran 7 hari 7 malam tanpa henti. Sudah tiga hari Velita tersiksa dengan giginya yang merengek minta dicabut.

Singkatnya, setelah melewati beberapa ruangan, Velita kini berdiri tepat di depan ruangan Dr. Gagah.

"Gagah?" pekik Velita.

Ceklek!

"Ya Allah..."

Velita terdiam seketika kala pintu terbuka menampaki sosok Dr. Gagah yang sepertinya dia juga akan membukakan pintu.

"Dokter Gagah?" tanya Velita memastikan.

"Pantes rame, ganteng gagah gini orangnya gila!"

"Sakit gigi gue aja ilang."

Lelaki itu mengangguk, "Kamu itu Velita kalo ga salah, kan? Yang sudah buat janji kemarin malam?"

Velita mengangguk antusias, "Iya, Dok..."

Gagah, lelaki itu tersenyum lalu mempersilahkan Velita masuk. Melihat sosok Velita, Gagah kagum. Tubuh ramping, wajah imut, dan juga mata nya yang besar bak sebuah boneka.

"Gimana? Masih sakit gigi nya?" Tanya Gagah.

Velita mengangguk, gadis itu kemudian disuruh berbaring di sebuah ranjang pemeriksaan.

"Sakit banget, Dok..."

"Emang bisa di cabut ya?"

Gagah memangut, "Coba buka mulut kamu."

Velita pun mengaga dan membiarkan Dokter itu memeriksa keadaan gigi nya di dalam sana.

"Berlubang ya? Pantes aja sakit," tutur Gagah.

"Yakin mau di cabut?" Tanya Gagah kemudian.

Velita mengangguk, "Cabut aja, Dok."

"Saya udah ga kuat nahan sakit nya."

Gagah tersenyum simpul, lalu mengangguk.

"Yaudah, tapi nanti saya minta sesuatu dari kamu boleh?"

Velita mengernyit, "Oh, uang tambahan? Boleh, Dok. Asal cabut sekarang dan jangan pake obeng."

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang