Bab 11

9.9K 96 2
                                    

Happy Readings!!!

***

"Aaahhhhh.... Aaahhhhh... Aaahhhhh..."

"Ommm.... Pelannhhh-pelannhhhh...."

"Ommm...."

Gagah dengan cepat menggoyangkan pinggulnya dengan ritme yang berantakan. Membuat Velita kesakitan dan ngilu disekitar bibir vaginanya, tapi sialnya dokter mesum itu malah semakin menjadi dan gila. Tak pernah mendengarnya sama sekali, yang ada Velita kini pasrah sedang digagahi oleh Dokter mesum itu.

Gagah masih memakai pakaian dokternya sedangkan Velita kini menungging dan berpegangan pada kursi. Kedua insan itu sedang melakukan persenggamaan di kamar seorang gadis, ditambah kedua orang tua gadis itu sedang bercengkrama di ruang tengah. Tanpa mengetahui jika Gagah ada di dalam ataupun datang ke rumah, bagaimana?

"Diem sayang..."

"Kamu gamau Mama kamu curiga kan? Arghhh..."

Plok... Plok... Plok...

"Tapi---- Hnmpphhhhh..."

Dengan refleks Gagah membungkam mulut Velita dan menghentakkan kuat-kuat penisnya ke dalam lubang vagina Velita. Tubuh gadis itu tersentak hebat, ujung penis Gagah sangat terasa di dalam sana malahan mentok.

"Tahan sebentar lagi ya..."

"Saya mau mencoba gaya baru."

Bahkan setelah tadi mengalami orgasme, Gagah dengan sigap mengeluarkan penisnya dan mengangkat tubuh Velita lalu membawanya menuju meja belajar.

"U-udah... Aku cape, Om..." lirih Velita.

Gagah menggeleng, melumat bibir Velita dan membuka lebar kedua paha gadis tersebut. Nampak lah akses bagi lelaki tersebut untuk mulai memasukkan kembali penisnya yang berlumuran cairan Peju dan sperma keduanya yang bersatu. (Kaya Kalpa)

Velita menelan saliva, mau melawan pun susah karna ia benar-benar kelelahan. Ini sudah hampir satu jam lebih, dan Velita takut jika Mama atau pun Papa nya memanggil dirinya. Apa yang harus dia lakukan? Tapi, sampai saat ini kedua orang tua Velita masih setia mengobrol di luar sana. Sepertinya keberuntungan sedang datang bagi seorang Dokter berwajah tampan yang mesum itu, ya kan?

Sebelum memasukkan penisnya, Gagah menidurkan Velita lalu mencumbunya habis-habisan sampai memberikan banyak tanda di sekitar payudara dan leher.

"Saya suka susu kamu, Veli sayang..."

"Om... Jangan kasih tanda lagi..."

Gagah menatap Velita pekat, "Kenapa? Tanda ini jadi bukti kalo kamu itu milik saya seorang."

"Kalo ilang nanti saya buatkan lagi yang banyak."

Velita memejamkan kedua matanya kala merasakan sesuatu sedang berusaha masuk lagi dibawah sana. Tapi anehnya disaat akan masuk, malah digesek-gesek dan dikeluarkan lagi. Gila, Gagah sangat pintar memberikan rangsangan.

"Eunghhhh..."

"Kenapa? Mau dimasukin, hmmm?"

Velita menggelinjang, ia benar tak tau harus bagaimana. Meskipun menolak tapi tubuh dan rangsangan yang diberikan malah membuatnya tak karuan. Malah godaan Gagah barusan membuatnya menjadi gila.

"Bilang masukin baru saya bakalan masukin kontol kebanggaan saya."

Gagah diam, menatap Velita yang telanjang dan terlentang. Lebih tepatnya, lelaki itu menunggu Velita mengatakan apa yang ia mau.

"Eummm..."

"Masukin," cicit Velita yang sudah kehilangan kendali.

Gagah tersenyum puas mendengar hal tersebut, senang? Tentu saja! Velita sangat mudah ia kendalikan hanya dengan rangsangan kecil saja. Seperti nya, Gagah akan mulai mempermainkan birahi gadis ini.

"Dengan senang hati saya akan memasukannya," jawab Gagah.

Lelaki berpakaian dokter itu mengarahkan penisnya ke lubang kenikmatan Velita yang super basah. Dan...

JLEB!

"Ssssttttt... Jangan berisik," ucap Gagah.

Velita di bungkam lagi, meskipun sudah kesekian kalinya tapi tetap saja rasanya sangat mengganjal ketikan milik Gagah masuk begitu saja. Apa lagi ukuran nya yang bukan main, 19 cm (keadaan tidur) bangun beda lagi. Pikir aja sendiri.

Setelah beberapa saat, Gagah melepaskan bungkamnya dan tersenyum.

"Sakit?" Tanya nya.

Velita mengangguk, "I-iya."

"Maaf ya..."

"Saya ga bermaksud buat bikin kamu kesakitan. Tapi kedepannya saya akan membuat kamu keenakan."

Ah sial, kenapa perkataan Gagah bisa membuat Velita luluh dan tenang? Meskipun nyeleneh.

Diangkatnya kedua kaki Velita dan diletakkan di bahu Gagah, lelaki itu mulai menggenjot lubang vaginanya dengan ritme yang beraturan. Pelan kemudian cepat. Kali ini tidak membuat Velita kesakitan, benar apa kata Gagah barusan. Velita dibuat keenakan olehnya.

Plok... Plok... Plok...

"Aaahhhh... Ommm..."

"Kenapa, hmmm? Mau lebih cepet?"

Velita menggeleng, "Jangan... Emmhhhh..."

Sekitar lima belas menit, Gagah merasa ia akan orgasme untuk ketiga kalinya.

Plok.... Plokk... Plokkk... Plokkkk... Plokkk... Plokkkk...

Semakin cepat dan [... lebihnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang