Bab 04

29.6K 192 0
                                    

Happy Readings!!!

***

Velita dan Gagah masih terbaring lemas dengan keduanya dalam keadaan telanjang bulat.

Untuk sesaat tak ada pembicaraan diantara mereka, diam dan napas yang tersengal-sengal. Terutama Gagah, lelaki itu ber-banjir-kan keringat dan penisnya pun masih berdiri tegak.

Sesaat setelahnya, Velita malah menangis dan mengambil selimut menutupi dirinya menghindari kontak langsung dengan lelaki yang berada disampingnya itu.

"Kenapa harus nangis?" Tanya Gagah.

Tak ada jawaban, isakan itu semakin terdengar jelas dan tersedu-sedu. Lama-kelamaan Gagah merasa kasian dan bersalah, ia lantas hendak menyibak selimut tersebut.

"Diem!"

"Om jahat!"

"Hiks... Hiks..."

Tangan Gagah terhenti yang tadinya ingin menyibak selimut itu, lalu ia pun mengurungkan niatnya. Apalagi melihat keadaan Velita sekarang yang sepertinya sedang sangat marah kepadanya. Wajar lah, toh, lelaki itu sudah merenggut mahkotanya. Yang paling Velita jaga untuk masa depan kelak. Tapi malah diambil begitu saja oleh Dokter Gigi yang baru saja ia kenal.

"Apa kamu takut kalo saya gaakan tanggung jawab?" Tanya Gagah kemudian.

Masih tak ada jawaban, membuat Gagah bingung sendiri sekarang.

"Kamu jangan kemana-mana ya, saya mau bersih-bersih dulu."

Gagah pun beranjak dan berjalan dalam keadaan telanjang menuju kamar mandi. Meninggalkan Velita seorang diri yang masih menangis.

Sekarang, Velita benar-benar tak tau harus bagaimana. Tak ada lagi yang bisa ia jaga sekarang, bagaimana jika kedua orang tua nya tau? Ditambah, Velita juga baru selesai pms. Apakah tidak akan mempengaruhi dirinya? Maksudnya, hamil? Velita benar-benar takut jika itu terjadi.

Disaat keheningan melanda, Velita menyibak selimut dan mengambil seragam yang berserakan dibawah lantai. Lalu memakainya dan bercermin menghapus semua air mata dan berusaha terlihat baik-baik saja. Selagi Gagah bersih-bersih, lebih baik Velita pergi sekarang juga.

Untuk menghilangkan bau lelaki itu, Velita untungnya membawa parfum di tas kecilnya itu dan langsung menyemprotkan nya ke seluruh tubuh.

"Moga Mama sama Papa ga curiga," gumam Velita sambil tersedu-sedu.

***

"Velita?" pekik Gagah yang baru keluar dari kamar mandi.

Sambil mengusap rambutnya yang setengah basah, lelaki itu berjalan mencari sosok gadis yang menghilang entah kemana.

"Ckckckck, nakal juga kamu ya..."

Dengan cepat Gagah pun kembali ke kamarnya dan memakai pakaiannya. Tak ada cara lain, selain langsung menjemput gadis itu ke rumahnya.

"Mungkin, setelah ini kamu bakalan ingat siapa saya," ungkap Gagah.

Disisi lain.

Velita yang baru sampai di rumah merasa lega karna rumahnya dalam keadaan sepi, tak ada siapa-siapa. Gadis itu memanfaatkan nya dengan langsung mencuci seragam dan mengeringkan di luar. Lalu pergi mandi sebersih mungkin agar tak ada bau-bauan dokter gila itu lagi.

"Gue harus gimana..." lirih Velita disaat sedang mandi dibawah guyuran shower.

"Velita sayang, kamu lagi di kamar mandi kah?"

"Iya, Ma! Velita lagi mandi baru pulang sekolah," jawab Velita.

"Oh oke, kamu langsung gabung aja buat makan malam ya."

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang