Bab 21

3.2K 47 0
                                    

Happy Readings!!!

***

Setelah menyadari jika Velita mengetahui semuanya, Gagah tak berdiam diri. Lelaki itu langsung tancap gas menuju ke suatu tempat, yang dimana itu adalah kediaman dari seseorang bernama Carol, tunangan nya sendiri.

Raut wajah yang kesal dan rahang kokoh yang terlihat keras, sangat dominan dengan perawakan Gagah. Lelaki itu benar-benar terlihat kesal dengan apa yang baru saja terjadi, seharusnya bukan begini. Meskipun, Gagah tau ini salah dirinya sendiri yang telah menutupi semuanya dari Velita.

Tapi itu belum terlambat kan? Setidaknya masih ada waktu untuk Gagah agar bisa membuat Velita nya kembali menjadi miliknya.

Setelah cukup lama mengendarai mobilnya itu, ia pun berhenti di depan sebuah rumah yang klasik berwarna putih. Tepat di teras, berdiri seorang wanita berpakaian sexy, Hanya memakai tank top hitam dan rok mini tengah melambaikan tangan pada Gagah.

Sepertinya, wanita itu tau jika Gagah akan datang untuk menemuinya.

Tanpa pikir panjang dan tak mau membuang waktu, Gagah keluar dan menghampiri wanita itu. Yang tak lain adalah Carol.

"Hai! Aku tau ko kamu pasti datang..." ungkap Carol dengan bahagia.

Gagah tak menjawab, lelaki itu kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah cincin. Ya, itu lah cincin pertunangan yang dimaksud Carol dari sebuah pesan yang dibaca oleh Velita.

"Ini yang kamu mau? Kamu bisa simpan."

Carol mengernyit, tapi tetap menerima cincin tersebut. Tanpa merasa curiga sedikitpun, karna sejatinya wanita itu tidak tau. Jika Gagah, sebenarnya mencintai sosok Velita bukan dirinya. Dan kalian harus tau, hubungan yang terjalin antara Gagah dan Carol ini merupakan sebuah keterpaksaan. Perjodohan? Bisa dibilang begitu.

"Tapi, Gagah... Kenapa di kasih ke aku? Ini kan harusnya kamu yang pakai."

Gagah menggeleng, "Maaf."

"Tapi saya gabisa. Karna saya akan memakai cincin yang nanti akan disematkan oleh wanita yang saya cintai."

Lelaki itu menghela napas, "Tentunya bukan kamu."

Carol terdiam, raut bahagia nya seketika luntur.

"Tapi..."

Sebelum berdebat panjang lebar, Gagah memilih untuk pergi dan kembali menyusul Velita. Kali ini, ia tak mau membiarkan cintanya pergi begitu saja. Tidak. Cinta tak seharusnya dipaksakan seperti hubungannya dengan Carol. Ya kan?

"Jangan sampai kamu gegabah, Veli..." gumam Gagah.

***

Flash Back On!!

"Jadi, apa kita menyetujui tentang rencana untuk menjodohkan putra dan putri kita?" Tanya seorang pria paruh baya yang nampak senang.

Ada 3 orang lainnya, yang dimana diantaranya adalah kedua orang Gagah dan Gagah sendiri. Lelaki itu hanya diam dengan tatapan tak suka. Ini semua hanya diambil berdasarkan keputusan orang tuanya.

"Ya kita setuju, karna kebetulan Gagah baru menyelesaikan kuliah dan sekarang dia akan memulai prakteknya sebagai dokter di sekitar rumah sakit disini. Jadi, sambil menunggu kita bisa langsung kan acara pertunangan sebagai sebuah pengikat."

Glek!

Gagah menelan salivanya, tapi ia tak bisa mengatakan apapun selain diam. Karakter nya yang masih belum terbentuk akibat kerasnya didikan sang Ayah, membuat Gagah sangat takut untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri. Terlebih, ini disetujui langsung oleh Ayahnya sendiri.

Ayah---Carol dan Ayah---Gagah keduanya berdiri lalu berjabat tangan, artinya perjodohan ini telah disetujui tanpa memperdulikan anak mereka sendiri.

"Oke... Nanti kita bicarakan lagi. Untuk selebihnya, kita biarkan Gagah dan Carol bertemu untuk saling mengenal satu sama lain, bagaimana?" Saran sang Ibu.

Gagah hanya diam.

Karna tak kuasa, lelaki itu berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut. Meskipun sang Ayah melarang, tapi ini sudah melebihi batas.

Gagah kira, awalnya kedua orang tuanya akan berpisah dan ia akan hidup sendiri. Tapi sayang, itu semua hanyalah pertengkaran biasa. Yang berujung pada pindahnya Gagah dan harus terjauh dari Veli kecilnya tanpa mengatakan perpisahan.

"Sebaiknya kamu ikuti semua yang sudah Ayah siapkan. Carol itu wanita baik yang cocok buat kamu."

Sambil menepuk pundak anaknya, Gavin---Sang Ayah pergi.

Meskipun sampai saat ini Gagah selalu menuruti perkataan orang tuanya, tapi tak menutup kemungkinan bukan? Jika seorang anak laki-laki akan memberontak? Yap, Gagah pun memutuskan untuk pergi dan tinggal sendiri. Tanpa disadari, keputusan nya untuk pergi malah menjadi takdir. Yang mempertemukannya kembali dengan Veli kecilnya.

Flash Back Off!!

***

16.25 WIB.

Gagah sedang menunggu Veli kecilnya keluar dari gedung sekolah. Tapi sepertinya, sudah hampir setengah jam Gagah berdiri di luar gerbang, ia tak melihat Velita sama sekali. Tapi, biasanya ia menjemput Velita jam segini. Apa gadis itu sudah pulang? Pikir Gagah.

Disaat Gagah akan pergi kembali masuk ke dalam mobil, secara kebetulan ia malah bertabrakan dengan Cika. Gadis teman sebangkunya Velita.

"Aduh... Maaf, Om..." ujar Cika.

Gagah memangut, tapi ia menyadari jika gadis di depannya ini pernah ia lihat bersama Velita kala di rumah sakit waktu itu.

"Kamu teman nya Velita?" Tanya Gagah to the points.

Cika mengernyit, seakan terkejut dengan apa yang ditanyakan. Terlebih disaat melihat sosok Gagah, gadis itu langsung terpukau. Dan ingat, jika laki-laki di depannya merupakan dokter yang banyak dibicarakan. Beruntung sekali!

"Eh--- ko Om tau Velita?" Tanya Cika kikuk sekaligus salah tingkah.

Gagah menggaruk tengkuknya, masa iya harus menjawab jika Velita adalah gadis yang ia cintai? Ah bukan saatnya.

"Anu... Saya kebetulan ada perlu dengan Velita, apa kamu teman nya?"

Cika mengangguk, "Iya..."

"Tapi kayaknya Velita udah pergi deh tadi sama Julian. Katanya mau jalan."

Gagah langsung terdiam, Julian? Apa itu artinya....

[...Lebihnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang