Bab 05

14K 107 0
                                    

Happy Readings!!!

***

Kenyataan tentang Dokter Gagah masih membuat Velita tak percaya. Apakah benar laki-laki itu adalah sosok Gagah yang dulu sempat mengasuhnya? Velita juga samar-samar mengingat masa lalu nya. Namun sayang, ia tak bisa mengingat semuanya dengan benar. Tapi namanya memanglah Gagah Darmawa.

"Kenapa? Jangan hanya liatin saya kaya gitu."

"Mending kamu duduk sini," ucap Gagah sambil menepuk pahanya sendiri.

Velita kicep, "Gak! Jangan berani macam-macam ya, Om!"

Gagah terkekeh, "Udah sini duduk, saya gaakan apa-apa in kamu kok."

Meskipun ragu, Velita akhirnya menghampiri Gagah namun tak duduk diatas pangkuannya melainkan di kursi yang berbeda.

"Kenapa duduk disitu?"

Velita melotot, "Gausah aneh-aneh!"

"Aku emang ga inget ya tentang Om dulu, tapi sayangnya orang tua aku kayaknya inget betul."

"Tapi..."

"Jangan harap aku percaya sama Om gitu aja!"

Mendengar itu, Gagah seperti tidak memperdulikannya sama sekali. Yang ada, lelaki itu malah tersenyum nakal sambil menatap Velita yang masih terlihat kesal dan enggan. Sayangnya, kali ini Gagah benar-benar tak bisa dihentikan. Ditambah, kedua orang tua Velita juga sedang pergi. Jadi di rumah hanya ada mereka berdua. Meskipun, Velita sebenarnya memiliki seorang Kakak laki-laki, tapi sialnya Kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.

"O-om mau ngapain?!" tegas Velita langsung beranjak melihat Gagah yang mendekat.

"Saya mau ke kamu," jawab Gagah sambil membuka kancing kemeja nya satu per satu.

Velita mengambil kursi dan menghalangi langkah lelaki itu, "Om jangan brengsek ya!"

"Ngeselin banget sih udah tua juga!" Tambahnya.

Gagah tertawa, "Tua? Sayangnya itu berlaku untuk orang tua kamu bukan saya."

Velita terbelalak, "Kurang ajar! Dokter apaan sih Om ini."

Mereka berdua terus berdebat sambil berusaha menahan dan menerobos.

"Bukannya tadi di rumah kamu mendesah ya? Ko sekarang----"

Kedua pipi Velita memerah, dan langsung mendorong kursi itu sehingga mengenai tulang kering Gagah.

"Gausah ngomongin itu!"

Gagah meringis, "Nakal ya kamu!"

Mendengar bariton yang berbeda, Velita sekarang malah ketakutan. Apa ia sudah menyakiti lelaki itu?

Apa dia marah? Jika iya, Velita dalam masalah.

Gagah terdiam, setelah tulang kering nya tak lagi sakit lelaki itu menatap Velita dengan intens. Sorot mata tajam itu seperti menggambarkan kemarahan.

Glek!

Dengan sekali tarikan kursi itu berhasil Gagah rebut, nyaris membuat Velita tersungkur ke depan saking kuatnya tarikan itu.

Brak!

Kursi itu dibiarkan begitu saja, lalu Gagah berjalan maju terus hingga Velita mentok di tembok.

"Kamu nakal Veli..." ungkap Gagah.

Velita refleks memejamkan kedua matanya kuat-kuat, antara takut dan was-was.

Cup!

Sluurppp....

Velita tersentak, lehernya sudah dikecup dan malah diberikan tanda oleh Gagah, lagi.

My Sexy Doctor [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang