CHAPTER~08

159 9 4
                                    

08. GADIS BERCADAR PUTIH ITU, CALON ISTRI GUE!

.
.
.


Pagi hari ini, Alden sedang berada di salah satu Cafe kekinian, ia sedang berkumpul bersama teman temannya, sambil mengerjakan tugas kuliah nya.

Sambil mengerjakan tugas tugas nya, Alden membalas pesan pesan yang dikirim oleh Laila, pacarnya.

"Eh tau gak, kemarin gue ketemu sama cewek cantik bjir, gila! Bening banget." Seru Reno, salah satu dari teman Alden.

Alden tak menggubris. Toh, untuk apa ia ikut bergabung membahas perempuan? Sedangkan ia sudah memiliki pasangan, yaitu Laila. Gadis yang harus ia jaga kepercayaannya pada dirinya.

(Ceritanya si Alden ini setia guys)

"Lo foto gak? Mau liat dong," sahut Satria.

"Beuhh ya pasti adalah, bentar gue ambil hp—"

Bruk

"Ya mbak, kalau jalan jalan hati hati dong! Basah nih baju teman saya, punya mata gak sih?!" Maki seorang perempuan berpenampilan badas itu.

Alden dan teman temannya yang memang berada sedikit dekat dari posisi kejadian itu, tentu saja mendengar dan dapat melihat jelas wajah dari perempuan berpenampilan badas itu.

"Eh itu Asya kan?" Tebak Satria.

Satria menoleh pada Alden yang hanya menatap datar saja pada Asya yang menurutnya sok keren itu.

"Den, itu Asya kan?"

"Hm."

"Gila, penampilannya badas banget, mana tatapannya mematikan lagi. Beuh .... apa gak ketar ketir mbak mbak yang nabrak temannya Asya." Ucap Satria, kagum pada Asya yang menurutnya sangat keren jika mengeluarkan sisi badasnya.

"Eh bentar, cewek  pendek yang di samping Asya itu, cewek yang gue lihat kemarin loh, yang gue bilang tadi." Ujar Reno, ia memperhatikan dengan seksama gadis berkulit putih dengan gamis panjang yang ia kenakan.

Satria mengikuti arah tunjuk Reno. Matanya seperti melihat seorang perempuan bak bidadari bersayap.

"Masyaallah, indahnya ciptaan tuhan yang satu ini. Pantes lo kebayang bayang No, ternyata secantik ini ya, spek bidadari lagi. Beuhh idaman banget gak sih." Tutur Satria. Ia tersenyum hangat saat melihat mata teduh perempuan itu yang beberapa kali menyipit saat tersenyum.

"Sayangnya, dia pake cadar Sat, seandainya dia gak pake cadar, pasti tambah cantik kan? Matanya aja indah apalagi wajahnya." Reno terus saja menatap ke arah perempuan bercadar putih itu, yang senada dengan warna hijab nya. Berwarna putih.

Saat mendengar kata 'cadar', pikiran Alden langsung tertuju pada Alana.

Gadis bercadar dan bermata lentik itu, selalu saja terbayang bayang dalam pikiran Alden.

Alden pun memutuskan untuk menoleh ke arah pandangan kedua sahabatnya ini.

Dan, dugaannya benar. Gadis berkulit putih dengan gamis berwarga dusty itu sangat cocok di tubuh nya yang mungil,  dan di padukan dengan hijab putih serta cadar yang senada itu, adalah Alana, calon istrinya.

SANTRIWATI PILIHAN UMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang